chuck dan cloyle

11 2 0
                                    

"Cepat Chuck!" Teriak Cloyle, teman baruku. Ia bukan manusia seperti yang kalian bayangkan. Chuck dan Cloyle adalah dua ekor tupai yang dengan ajaib dapat berbicara.

Aku bertemu mereka ketika sedang berjalan-jalan disekitar tenda. Aku belum berani untuk jalan ketempat yang jauh dari sini, walaupun sebenarnya aku sudah cukup lama tinggal. Alasan satu-satunya takut tersasar, tidak menemukan jalan pulang. Tidak mungkin kan aku kembali tidur sendirian dengan api unggun seperti pada waktu itu.

Aku selalu menghabiskan waktu sendirian, tanpa seorang teman sebelum dengan tidak sengaja menjumpai seekor tupai bersama temannya yang kakinya sedang tersangkut tali. Karena aku pribadi yang baik, kuputuskan untuk melepaskan ikatan tali yang mengait kaki si tupai, kukenal sebagai Chuck sekarang ini.

Chuck merupakan tupai yang cenderung bertingkah konyol dan tidak serius, menganggap apapun sebagai candaan dan gurauan-walaupun tidak semuanya, tetapi tingkahnya selalu cengengesan. Berbeda dengan tupai yang satu lagi, Cloyle. Cloyle tupai yang begitu serius, tidak mau basa-basi, dan bisa kuakui ia cepat tanggap tetapi sulit mengontrol emosi. Aku menyukai keduanya, dengan kepribadian yang berbeda, mereka melengkapi satu sama lain.

"Kamu cerewet sekali, tunggu sebentar saja!" Teriak Chuck dari jarak yang agak lumayan jauh. Chuck sedang bermain-main bersama Anthony-kuda berwarna cokelat tua kesayanganku. Anthony tidak rewel seperti kuda lain, ia begitu patuh dan tunduk terhadap apa yang aku ucapkan dan aku perintahkan.

Rencananya hari ini aku ingin pergi mengelilingi hutan bersama Chuck dan Cloyle. Aku sudah pandai berkuda by the way. Berteman dengan Chuck dan Cloyle memberikan dampak positif terhadap kehidupanku. Aku menjadi lebih sering beraktivitas dibanding selalu tidur di tenda, aku juga lebih sering berkuda-setelah belajar tentunya dibanding hanya duduk melamun dengan pikiran kosong.

Chuck sudah datang dengan Anthony di sampingnya. "Dasar lelet," Cetusku. Chuck hanya cengar-cengir mendengarnya, "Bukan lelet, itu namanya menghemat energi." Balasnya.

Aku menghela napas, "Terserah kamu saja lah." Aku berjalan kearah Anthony dan menaiki kuda jantan tersebut. Chuck dan Cloyle ikut naik bersamaku, duduk tepat di depanku. Setelah dirasa sudah cukup siap, aku mulai menarik tali kudanya dan Anthony pun melaju dengan cepat.

"Kita mau kemana ini?" Tanyaku.

Cloyle mengendikkan bahu, "Kemana saja lah yang terpenting jangan begitu jauh."

Aku mengangguk, tujuanku adalah pinggir laut tempat pertama yang aku datangi ketika baru saja sampai ke Narnia beberapa bulan yang lalu. Tempat aku seorang diri, kebingungan, dan merasa asing dengan tempat ini.

"Turun." Perintahku. Kami sudah sampai, di bangunan yang tidak kuketahui namanya, tetapi sempat kudatangi pada saat itu untuk meminta pertolongan.

"Ini jauh, Ory." Ungkap Cloyle, kemudian ikut turun mengikutiku. Chuck menyahut, "Tidak apa, semakin jauh semakin menyenangkan!" Seru Chuck.

"Cair Paravel!" Teriak Chuck lantang. Aku mengernyitkan dahi, "Jadi nama tempat ini Cair Paravel?" Tanyaku.

Cloyle mengangguk, "Tempat Raja dan Ratu Narnia dilantik." Tuturnya.

Ngomong-ngomong, tiga laki-laki yang aku temui pada waktu itu, yang kukira teman Susan ternyata bukan. Sebenarnya dua dari mereka adalah saudara Susan dan Lucy, yaitu Edmund dan Peter. Sedangkan Caspian bisa dibilang teman tetapi aku rasa ia lebih dari seorang teman bagi Susan.

Lama tinggal disini membuatku mengetahui banyak hal tentang Narnia. Aslan sebagai pemimpin, dengan Raja dan Ratu yang memiliki tugas masing-masing. Dan hal yang tidak kusangka-sangka adalah Lucy dan Susan sebagai ratu serta Peter dan Edmund sebagai rajanya. Ditambah Caspian yang ternyata seorang Pangeran dari bangsa Telmarine.

icendrines Donde viven las historias. Descúbrelo ahora