Chapter 4 - Part 3

Start from the beginning
                                    

Zhou Shu Yi lantas menatap temannya itu dengan wajah kesal, "Siapa suruh kalian berdua pamer kemesraan di hadapanku setiap hari!"

"Aku akan balas dendam pada kalian berdua!" lanjutnya.

"Dasar gila!" Fang Zheng Wen tertawa mendengar alasan konyol sahabatnya itu.

"Aku mohon...," Zhou Shu Yi lalu menangkupkan kedua tangannya di hadapan wajahnya sembari membuat mimik memohon yang menggemaskan.

"Baiklah...baiklah...Aku akan bicara pada Yu Xin," balas Fang Zheng Wen tak tahan melihat sikap sok imut Zhou Shu Yi yang tengah memohon padanya.

Zhou Shu Yi tersenyum sejenak lalu kembali tampak larut dalam pikirannya. Senyum itu kini tak tampak lagi di wajahnya.

Malam itu Zhou Shu Yi tampak mondar-mandir di dalam apartement-nya. Sebentar-sebentar tatapannya mengarah pada layar ponsel dalam genggamannya. Setelah berada dalam kegelisahan beberapa saat, akhirnya Zhou Shu Yi memutuskan untuk menghubungi nomor ponsel pemberian Jiang Yu Xin yang ada di kontaknya.

"Halo? Aku Zhou Shu Yi. Apakah besok kamu mau pergi makan denganku?" tanyanya pada gadis di ujung telepon yang menjawab panggilannya.

~~~

Zhou Shu Yi mengetuk-ngetukkan jemarinya di atas meja. Sudah sekitar 15 menit dirinya duduk di café ini, menunggu gadis yang akan kencan dengannya hari ini. Sesekali tatapannya mengarah ke pintu café setiap kali bel di pintu itu berdenting yang menandakan ada pengunjung datang memasuki café itu.

Letak café itu tidak jauh dari area kampus, karena gadis yang dikenalkan Jiang Yu Xin padanya kebetulan tinggal di salah satu asrama pelajar yang tak jauh dari lokasi kampus.

Karena banyak pelajar yang tinggal di area asrama di dekat-dekat situ, banyak cafe-café yang cukup nyaman dengan harga terjangkau yang buka di seputaran kampus ini. Termasuk café tempat Zhou Shu Yi menunggu teman kencannya hari ini.

Entah kenapa, perasaan Zhou Shu Yi jadi tak menentu sejak dirinya memutuskan untuk mengajak keluar gadis yang dikenalkan temannya itu. Ya, faktanya memang dirinya belum pernah berkencan sebelumnya karena selama ini yang dia inginkan adalah Jiang Yu Xin. Yang ada dipikirannya pun hanya teman sepermainannya itu. Zhou Shu Yi bahkan sudah membayangkan masa depan dan hari-hari yang akan dilaluinya bersama Jiang Yu Xin. Menyatakan cinta, berkencan lalu menikah.

Tapi impiannya itu kini sirna sudah, karena gadis yang selama ini dia cintai secara diam-diam justru mencintai sahabatnya yang lain. Dan yang lebih menyakitkan lagi, kini kedua teman sepermainannya sejak kecil itu sedang berpacaran, meninggalkan dirinya yang merana meratapi kisah cinta bertepuk sebelah tangannya yang kandas bahkan sebelum dimulai. Sungguh menyedihkan...

Bel pada pintu masuk itu kembali berdenting. Seorang gadis manis dengan tubuh ramping memasuki café lalu menyapukan pandangannya ke sekeliling ruangan yang tak terlalu besar namun nyaman itu. Gadis itu lantas melambaikan tangannya sambil tersenyum manis ke arah Zhou Shu Yi yang membalas lambaian tangannya disertai anggukan kepala dan senyuman yang dia usahakan tampak semenarik mungkin.

"Sudah lama menunggu?" tanya gadis manis berambut panjang itu ramah.

"Belum," jawab Zhou Shu Yi singkat.

Zhou Shu Yi mengamati gadis di hadapannya itu secara cermat. Wajahnya berbentuk oval dengan pipi tirus serta hidung yang lumayan mancung. Make up tipis yang menghias wajahnya membuat kulit wajahnya yang putih jadi tampak natural dan bersemu kemerahan. Kemungkinan besar karena dia baru saja berlari-lari kecil karena tergesa-gesa untuk bertemu dengannya di sini. Rok terusan berwarna ungu pudar dengan sentuhan motif bunga-bunga kecil semakin mempermanis tampilannya.

We Best Love - No.1 For You (A Retelling)  Where stories live. Discover now