Chapter 4 - Part 2

Start from the beginning
                                    

"Berikan ponsel itu padaku," pinta Shi Zhe Yu yang tak percaya, lalu meraih ponsel junior itu dan membaca sendiri pesan yang dikirimkan Gao Shi De.

(Permainannya terlalu membosankan. Jadi Zhou Shu Yi dan aku memutuskan untuk pulang saja. Tolong simpankan ponsel kami. Kami akan mengambilnya besok.)

Tulis pesan yang dikirimkan Gao Shi De pada ketua panitia.

"Lagi-lagi Zhou Shu Yi!" umpat Shi Zhe Yu kesal karena akhir-akhir ini temannya itu kerap mengabaikannya dan terkesan lebih memilih untuk bersama Zhou Shu Yi ketimbang dirinya.

"Sejak kapan mereka berdua jadi sedekat ini?" gumamnya.

"B-bagaimana dengan kakimu?" alih-alih mengkhawatirkan temannya yang sempat 'menghilang', Liu Bing Wei justru tampak lebih mengkhawatirkan kondisi kaki Shi Zhe Yu yang sempat terkilir ketika keduanya lari ketakutan tadi.

"Kakiku baik-baik saja," bentak Shi Zhe Yu kesal sembari menepuk keras dada Liu Bing Wei dengan ponsel berisikan pesan Gao Shi De tadi.

"Dasar penakut!" umpat Shi Zhe Yu kesal lalu pergi meninggalkan Liu Bing Wei yang masih tampak bingung dengan sikap Shi Zhe Yu yang marah-marah tanpa alasan yang jelas padanya. Padahal 'kan dirinya hanya sekedar bertanya karena merasa khawatir pada Shi Zhe Yu.

"Baiklah. Karena sekarang sudah malam jadi acara ini kami sudahi sampai disini. Bagaimana kalau sekarang kita pulang ke rumah masing-masing dan beristirahat. Oke?" seru panitia yang dengan resmi membubarkan acara tersebut yang diikuti oleh para peserta permainan yang membubarkan diri.

~~~

Keesokan paginya, Pei Shou Yi yang baru saja tiba di klinik tampak kebingungan ketika menemukan kondisi gagang pintu yang terlepas dan tergeletak di lantai serta keadaan ruangan yang tidak ada aliran listrik ketika dirinya hendak menghidupkan saklar lampu yang berada di dekat pintu masuk.

Pei Shou Yi bergegas menuju jendela besar yang ada di sisi kanan ruangan itu dan membuka tirainya agar cahaya matahari pagi bisa masuk ke dalam ruangan dan memberi penerangan sementara sebelum dirinya memeriksa saklar utama yang terdapat di sisi lain ruangan klinik.

Ketika Pei Shou Yi membalikkan badannya, dirinya kembali dibuat terkejut ketika menemukan patung anatomi tubuh manusia yang berada di rak di dekat pintu masuk dalam keadaan terbuka pada bagian perutnya dan mi instan simpanannya telah raib. Tatapannya kemudian beralih pada kompor portable miliknya terpasang di salah satu meja panjang yang berada di ruangan itu, di sekitarnya terdapat sisa-sisa bekas mi instan dan panci serta sumpit yang terlihat seperti bekas terpakai.

Merasa ada sesuatu yang tidak beres. Pei Shou Yi lantas bergegas menuju saklar utama untuk menghidupkan aliran listrik di ruangan klinik.

Setelah listrik dan lampu di ruangan itu menyala terang, Pei Shou Yi berjalan ke arah area tempat tidur yang tirainya kini dalam keadaan tertutup, lalu menyingkapnya pelan.

Dirinya lagi-lagi dibuat terkejut ketika melihat pemandangan yang berada di depan matanya.

Dengan perlahan, Pei Shou Yi menyibak tirai itu dan membukanya lebar-lebar. Kakinya melangkah mendekati tempat tidur dimana Gao Shi De dan Zhou Shu Yi berbaring. Keduanya tampak tertidur pulas dalam keadaan nyaris berpelukan. Wajah keduanya tampak begitu dekat, hanya berjarak setengah jengkal, hidung keduanya nyaris bersentuhan. Tangan kiri Gao Shi De terjulur ke arah Zhou Shu Yi dengan kepala Zhou Shu Yi yang tampak berada di atasnya, menjadikan lengan Gao Shi De sebagai bantal yang menyangga kepalanya. Sementara tangan kanan Gao Shi De terlihat setengah terjulur memegang pergelangan tangan kiri Zhou Shu Yi.

 Sementara tangan kanan Gao Shi De terlihat setengah terjulur memegang pergelangan tangan kiri Zhou Shu Yi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
We Best Love - No.1 For You (A Retelling)  Where stories live. Discover now