11

2.7K 379 222
                                    

lyra dan terence menunggu mereka dipinggir lapangan, seharusnya ini sudah selesai satu jam yang lalu

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.



lyra dan terence menunggu mereka dipinggir lapangan, seharusnya ini sudah selesai satu jam yang lalu. karena ada sedikit cek-cok dengan asrama gryffindor dan juga george yang menggoda lyra dan mengakibatkan dirinya ditabrak oleh adrian.

"hai lyra, cantik sekali hari ini. ah tidak-tidak kau selalu cantik setiap saat. apa kau mau makan siang bersamaku nanti?" tanya george tanpa ada rasa malu menghampiri lyra dan terence. bukannya merasa malu ataupun lyra justru hanya tersenyum seperti biasa.

beda dengan terence yang mengerutkan keningnya, memasang wajah menjijikan. "kau tahu tidak? menjijikan" celetuk terence saking tidak sukanya sampai berpura-pura muntah. "oh ya? kurasa tidak. karna kau lelaki dan dia perempuan, jadi rasanya berbeda. betulkan cantik?" goda george menaik-turunkan alisnya.

sementara itu, adrian yang sedang memutari lapangan dengan sapu terbangnya melirik george yang sedaritadi menggoda lyra. dengan cepat ia meluncurkan sapunya hingga menabrak punggung george. "ada masalah?" george bangun memegangi pundaknya.

"ya, ada. jangan ganggu dia" adrian berteriak dari atas sapunya. "oh ya? kau siapanya?" tanya george dengan nada menantang. "bukan urusanmu, jangan ganggu lyra atau kau akan terkapar tak bernyawa?" kata adrian turun dari sapunya lalu berjalan mendekati george dan meraih jubah quidditch george.

"huu huu, santai saja. tak akan ku berebut dia, kecuali memang dia yang mau bersamaku" jawab george menepis tangan adrian lalu pergi meninggalkan lapangan.

kurang lebih seperti itu kejadiannya, dan lyra sempat berfikir setelah kejadian tersebut. 'aku dan adrian sebenarnya apa?' atau 'dia menganggapku ini sebagai teman atau apa?' dan itu terus berputar dikepalanya mengingat mereka sudah terlalu dekat— sampai tidur diranjang yang sama.

"lyra? kau kenapa?" terence melambai-lambai tangannya didepan wajah lyra, ia hanya mengangguk. "ayok kembali ke asrama, sebentar lagi mereka selesai. kita tunggu saja disana" terence berdiri lalu menggandeng lyra berjalan menuju asrama.

sampai disana, lyra duduk disalah satu sofa dan terence memilih untuk masuk kedalam kamarnya. yang lyra tau, hari ini terence ingin membolos. setelah bosan menunggu, akhirnya para pemain quidditch itu kembali ke asrama. "ayok lyra" ajak adrian.

lyra mengerutkan keningnya "mau kemana?" tanyanya. adrian malas menjawab lalu menarik tangan lyra menuju kamarnya, lyra yang tertarik jalannya meronta-ronta dibelakang adrian. "apa mau mu, adrian?" tanya lyra sedikit menggertak.

adrian yang baru pertama kali mendengar lyra marah kepadanya, ia menaikkan alisnya. "apa maksutmu?" tanyanya balik berjalan mendekati lyra. "seharusnya aku yang menanyakan itu. kau selalu menarikku untuk masuk kedalam kamarmu, bahkan kita tidur bersama karna kemauanmu. apa itu maksutmu?" kata lyra mendelik.

adrian bukannya terkejut, ia malah tertawa pelan kemudian memeluk lyra. "kau menginginkan kepastian, benar begitu?" tanyanya lalu lyra mendorong tubuh adrian dan duduk ditepi ranjang. lyra tidak menjawab, ia hanya diam saja karena malu sudah marah-marah kepadanya.

𝐒𝐏𝐄𝐂𝐈𝐀𝐋 ┊ 𝐀𝐃𝐑𝐈𝐀𝐍 𝐏𝐔𝐂𝐄𝐘Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt