“Arkaaaaa................”
Tiba-tiba ada yang menutup mataku dari belakang dengan kedua tangannya.
“EH SIAPA NIH??!” ujarku kaget
“Baaaaaaaaaa..........” sambil menghadapkan wajahnya tepat didepan wajahku.
“Ya elah, elu cit, ngangetin aja”
“Hehe sorry ka, baru dateng?”
“Iya ni”
“Yaudah kuy masuk kelas” menarik tanganku.
Dia Citra.... Temanku sejak awal masuk ke dunia perkuliahan. Untuk pertama kalinya aku berteman dengan perempuan. Dia orang yang sangat pintar menurutku pribadi, tak jarang dia mengajariku tentang materi-materi yang tidak aku mengerti. Mungkin karena pertemuan yang intens membuat kami bisa menjadi teman baik.
Berjalan dengan Citra menuju ke kelas. Sesampainya di kelas, temanku sudah pada datang semua, tumben. Biasanya yaaa mentok-mentok setengahlah yang datang kalau masih jam segini. Semua tampak serius dengan tugas dan gadget masing-masing.
***
Dunia perkuliahan ku sangatlah berbeda dari dunia persekolahan. Selama kuliah semakin sedikit rasanya teman yang aku punya. Circle ku tentunya semakin sempit, tapi engga menutup kemungkinan aku berteman dengan siapapun. Semua adalah temanku, dan berbaur dengan semuanya, tapi yang benar-benar teman yang mengenal aku, yang selalu ada kapanpun bisa dihitung jari.
Diperkuliahan aku mempunyai enam teman dekat. Tiga laki-laki dan dua perempuan. Awal banget perkuliahan aku hanya berteman dengan Juna dan Kevin, mereka memang temanku dari semasa bangku SMA.
Tapi aku lebih dekat lagi dengan Juna, karena pertemuan kami yang intens di kampus, sering berasamaan matkulnya. Berbeda dengan Kevin yang terkadang ada beberapa matkul kami yang tidak bersamaan. Di matkul yang lain, Kevin mempunyai teman laki-laki bernama Yudha yang akhirnya berteman juga dengan kami dan ikut kumpulan kami. Yudha sendiri pun awalnya tidak memiliki teman karena berasal dari daerah lain.
Selain mereka berempat. Aku pun memiliki dua teman perempuan yaitu Citra dan Naya. Citra bisa menjadi teman dekat kami karena sering satu matkul denganku dan Juna, sering mengajari kami berlima karena dialah yang paling pintar. Kami bertigalah yang paling sering bertemu. Ada juga Naya, aku mengenalnya dari Citra dan Kevin. Naya sendiri ialah teman dekat dari Citra dari semasa sekolah, dan Naya juga merupakan teman dari Kevin, mereka sering bertemu di kampus karena sering satu matkul. Dari situlah, pertemanan kami dibentuk dan dimulai. Karena keseringan belajar bareng dan nongki bareng membuat kami menjadi teman dekat hingga sekarang di semester 6 ini.
***
Menuju bangku di tepi sana. Duduk bersebelahan dengan Juna. Citra duduk tepat dibelakang kami.
“Weh arka, lihat tugaaasss lu, gua belum woy! Buruu!! tolongin temen lu ini....” teriak Juna kepadaku.
“Yaelah darimana aja lu?? ampe tugas belum lu kerjain.. ngebucin terus lu...”
“Ya enggaklah, gua lupaa kalo ada tugas. Cepetan woy!! Keburu dosen dateng....”
“Aelah sabar woy, nihhh” sambil memberikan buku tugas kepada Juna.
Dengan cepat Juna mengerjakan tugas, dia tampak panik sepanik-paniknya. Sebab matkul kali ini diajar oleh dosen Killer yang terkenal banget killernya seProdi. Juna ini terkadang juga suka lupa tugas. Ya BIASALAHHH. Temenku yang satu ini suka ngebucin, jadi kadang ya gitu, ga inget-inget sama tugasnya sendiri.
Tiba-tiba dosenku pun datang.......
VOUS LISEZ
Behind It All
Roman d'amourMahasiswa yang tidak mudah jatuh cinta. Tapi ada yang aneh ketika bertemu dengannya. Seketika semua berubah.
