Hoseok mengangguk mendengar penjelasan perawat itu. Kini dia sudah sampai di depan pintu ruangan yoongi, dia langsung masuk ke dalam. Tapi langkahnya berhenti saat melihat kondisi yoongi yang sangat berantakan.
" dokter..... " ucap perawat yang seakan bertanya apa yang harus dia lakukan.
" pergilah ke ruang pasien lain, saya akan bicara dengan pasien. "
Perawat pun pergi melaksanakan perintah hoseok.
" yoongi.... "
Hoseok langsung berlari dan memeluk nya erat. Kondisi yoongi tidak baik-baik saja. Kedua mata sembab habis menangis dan kedua dada yang basah akibat ASI nya yang merembes membasahi.
Yoongi tidak menangis lagi, namun wajahnya terasa lengket saat hoseok menyentuhnya. Hoseok bisa menduga jika yoongi sudah menangis dalam waktu cukup lama.
" aku bantu bersihkan ya, a-aku akan mencari pakaian ganti- "
" aku mau jimin. "
Hoseok yang sedang berjalan menuji lemari, berhenti dan berbalik menatap yoongi.
" hiks.......aku mau jimin hoseok-ah....hiks, aku tidak mau bercerai.... "
Hoseok menatap yoongi dengan ekspresi terkejut teramat sangat. Bagaimana bisa yoongi tahu jika jimin akan menceraikannya.
Akhirnya, masalah hoseok bertambah satu lagi.
" h-hei yoongi, a-apa yang kau katakan itu tidak benar, h-hei..... "
Sebelum yoongi menangis lagi, hoseok kembali mendekap yoongi ke dalam pelukan. Hoseok berusaha untuk tidak menangis juga, tapi lebih dari itu hoseok sangat mengkhawatirkan kondisi bayi yang yoongi kandung. Sangat berbahaya bagi jabang bayi jika si ibu selalu bersedih dan tertekan seperti ini.
***
Namjoon pun terbangun dengan kondisi yang begitu fit, tanpa menyadari jika jimin sudah ada di sampingnya sejak sejam yang lalu.
" sudah bangun? Ini jam 3 sore ngomong-ngomong. "
Namjoon hampir saja jatuh dari kasur saat mendengar ada suara lain di kamarnya.
" jimin sialan. "
" berani mengumpat? "
" jangan basa-basi. Apa yang ingin kau ketahui? "
" pertemuan kalian semalam? "
Setelah semua kesadarannya terkumpul, namjoon pun menjelaskan apa saja yang terjadi semalam di apartemen seokjin secara detail.
" waaah.....pantas saja tidurmu nyenyak sekali, tuan kim. "
" bagaimana dengan mu dan yoongi?"
" berhenti bertanya tentangku, bodoh. Disini aku dokternya. "
Namjoon mendecih, masa bodoh dengan apa yang jimin katakan.
" baiklah kalau begitu lanjutkan saja seperti itu untuk satu bulan kedepan. Jaga kesehatan mu, aku akan ke apartemen seokjin sekarang. "
" t-tunggu!!! "
Jimin yang hendak beranjak tidak jadi karena namjoon langsung menahan lengannya.
" untuk apa kau ke sana? "
" memeriksa kondisi pasienku. "
Dengan semangat namjoon langsung turun dari ranjang dan memegang kedua bahu jimin dengan erat.
" aku ikut!!! "
Setelah mengatakan itu namjoon langsung neluncur ke kamar mandi, membuat jimin geleng-geleng kepala melihatnya.
***
Seokjin kini sedang menyemprot tanaman-tanaman kecil yang ada di ruang tv nya. Begitu menyenangkan baginya, dia pun melakukannya sambil bersenandung kecil. Hingga suara bel apartemennya berbunyi.
" siapa yang datang? Jungkook kah? "
Seokjin melihat dari intercom, dan melihat wajah jimin yang sedang tersenyum padanya.
" oh? Apakah hari ini jadwal kunjungannya? "
Seokjin pun membuka pintu dan menyambut kedatangan jimin dengan ramah.
" apa kedatanganku mengganggu? "
" tidak dokter, tapi aku lupa. Apakah hari ini jadwal kunjungannya ya? "
" ah, sebenarnya 3 hari lagi tapi pada hari itu aku ada urusan, jadi di ganti hari ini. Maaf jika tidak memberi tahi sebelum nya. "
Seokjin mengangguk sebagai jawaban. Jimin pun mulai melakukan tugasnya.
" bagaimana kabar mu hari ini? "
" baik dokter, semuanya baik-baik saja."
" apa kamu masih kelelahan ?"
" hari ini lebih baik dari kemaren, rasa nya energi ku masih berlebih."
" hmm baiklah, bagaimana dengan tidurmu ?"
" semalam adalah tidur yang paling nyenyak."
Jimin menghentikan pemeriksaanya, senang rasanya mendengar pasiennya bisa tidur dengan nyenyak.
" benarkah ? wah aku senang mendengarnya, lalu untuk makan, apakah kamu makan dengan baik ?"
" hmm, aku lebih sering lapar beberapa hari ini."
" ya, itu biasa terjadi saat seseorang sedang dalam masa pemulihan. Berarti selera makan mu mulai membaik bukan ?"
" sepertinya begitu dokter."
Jimin tersenyum, merasa puas mendengar kemajuan yang cukup pesat dari seokjin. Tak lama kemudian dirinya pun pamit untuk kembali ke rumah sakit.
Kini, jimin sudah masuk ke mobilnya. Duduk di samping bangku kemudi.
" dia terlihat segar sekali hari ini, sama sepertimu namjoon-ah."
Mendengat apa yang namjoon katakan, berhasil merilekskan saraf-saraf tubuhnya yang menegang akibat penasaran dengan keadaan seokjin.
" syukurlah, jimin-ah. Aku sangat senang mendengarnya."
" aku pun sama, selamat namjoon-ah,"
" selamat ? Untuk apa ?"
" untuk kemajuan kesehatan seokjin ?"
Namjoon hanya tertawa kecil, akhirnya jimin pun menyuruhnya untuk mengantar dirinya ke rumah sakit. Tak lupa dia memberi nasehat juga pada namjoon tentang apa-apa saja yang harus dia lakukan selanjutnya.
Satu hal yang jimin dapat simpulkan dari cerita namjoon dan seokjin. Kesimpulan yang mutlak, tak bisa di ganggu gugat.
" kalian saling merindukan rupanya, dasar egois."
***
To be continued....
YOU ARE READING
Random Married ( It's You )
RomanceSeason 2 of Random Married Setelah segala kesalahan atau kesalah pahaman yang di buat, apa lagi yang ingin diminta? Kepercayaan kah? Jika iya, aku ingin bertanya. Bisakah mengembalikan kaca yang retak kembali utuh seperti semula?
