Mereka berbincang cukup lama, sebelum mereka dikejutkan dengan sebuah ledakan kecil yang berasal dari leher Ji A, membuat darah keluar mengotori topeng orang didepan nya itu, sehingga membuat wanita tersebut langsung tewas.
Mereka pun langsung kembali berlari menuju tempat para sandera selamat. Sudah ada beberapa polisi dan ambulan datang ke mall tersebut. Mereka kemudian membaur dengan para sandera.
Brukk!
"Yeosang!" Hongjoong langsung menghampiri sang adik yang tiba-tiba pingsan. Ia menopang badan Yeosang ke badan nya. Ia lalu mengulurkan tangan nya ke dahi Yeosang.
"Ia demam lagi" ujar Hongjoong.
"Ia tadi menggunakan kekuatan nya" ujar Seonghwa. Ia lalu memanggil salah satu petugas medis yang melewati nya. "Dia seperti nya syok, bisa tolong diperiksa" ujar Seonghwa. Petugas tersebut pun memeriksa Yeosang.
"Sebaik nya diperiksa kan ke rumah sakit, demam nya cukup parah. Tapi ambulan kami tidak cukup, beberapa dari sandera ada yang memiliki luka yang cukup parah dan ada beberapa yang penyakit nya kambuh karena syok" ujar petugas tersebut.
"Baiklah, terima kasih pak" ujar Seonghwa. Lalu petugas tadi pun pergi.
"Kalian pergilah, biar kami yang urus disini" ujar Yunho dan mendapat anggukan dari Wooyoung.
"Baiklah, kabari kalau ada apa-apa. Hyung nanti menyusul" ujar Seonghwa.
Hongjoong pun segera membawa Yeosang ke mobil nya. Mingi duduk di kursi kemudi dan Seonghwa duduk disebelah nya.
•••
Yeosang saat ini tengah diperiksa oleh dokter yang menangani nya nya. Seonghwa, Hongjoong, Mingi tengah menunggu dokter tersebut selesai memeriksa Yeosang.
"Bagaimana dok?" tanya Hongjoong setelah melihat dokter tersebut telah selesai memeriksa Yeosang.
"Dia hanya demam saja, saya akan menuliskan resep dan ia bisa pulang setelah infus nya habis" ujar dokter tersebut.
"Biar aku saja yang ambil obat nya" ujar Mingi. Ia pun mengikuti sang dokter untuk menebus obat Yeosang.
Hongjoong menggenggam tangan sang adik yang saat ini tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit. Tidak lama kemudian, Yeosang terbangun dari pingsan nya.
"Bagaimana keadaan mu?" tanya Hongjoong. Ia membantu sang Adik untuk duduk.
"Masih sedikit pusing" ujar Yeosang. Seonghwa lalu memberikan air minum kepada Yeosang.
"Minumlah dulu" ujar Seonghwa. Yeosang pun meminum air minum yang diberi Seonghwa.
"Terima kasih" ujar Yeosang. Ia lalu melihat sekeliling. "Dimana Mingi dan yang lain?" tanya Yeosang.
"Mingi sedang menebus obat untuk mu. Yunho dan Wooyoung masih ada di mall untuk melihat keadaan" ujar Hongjoong. Yeosang pun mengangguk.
"Jadi, bagaimana dengan Ji A?" tanya Yeosang.
"Kami akan mengurus hal itu dan sebaiknya kalian tidak perlu terlibat" ujar Seonghwa.
Lalu, pintu ruangan pun di buka dan menampilkan Mingi yang sudah membawa obat milik Yeosang. Ia menaruh obat tersebut di nakas sebelah ranjang Yeosang sambil bertanya keadaan pemuda manis tersebut, sebelum diri nya kembali mendengarkan pembicaraan yang ada.
"Meskipun kau bilang kita tidak terlibat. Kurasa, mereka tetap akan mengincar kita" ujar Hongjoong.
"Tapi, cctv dan data yang ada di mall tersebut sudah dihapus, jadi kalian tidak akan terlibat" ujar Seonghwa.
"Iya, untuk data dari mall kami sudah aman. Tapi, Yeosang dan kau sempat terekam di salah satu saluran berita" ujar Hongjoong. "Karena itu, aku langsung bergegas ke mall tersebut" ujar Hongjoong.
"Hah... Lalu bagaimana? Mereka pasti akan mencari tahu tentang kita. Kami tidak masalah jika mereka mencari kami. Tapi, kalian bisa dalam bahaya" ujar Seonghwa.
"Begini saja, untuk sekarang, kalian berdua jangan berpisah satu sama lain. Ada baik nya kalian tinggal bersama orang tua kalian dahulu" ujar Seonghwa. Hongjoong dan Yeosang pun mengangguk.
"Kalau begitu nanti, aku akan mengantar mereka. Hyung, beritahu saja Yunho dan yang lain tentang situasi sekarang" ujar Mingi. Seonghwa pun mengangguk.
•••
Saat ini, Mingi, Yeosang dan Hongjoong tengah berada di perjalanan ke rumah orang tua dari kedua saudara itu. Saat hampir sampai di rumah tersebut, Yeosang meminta Hongjoong untuk memberhentikan mobil nya.
"Hyung, kau tidak merasa ini terlalu sepi?" tanya Yeosang. Hongjoong pun mengangguk.
Pasalnya, saat mereka memasuki daerah perumahan tersebut. Hampir tidak ada satu orang pun disana. Padahal biasa nya banyak anak kecil sedang bermain atau beberapa orang yang saling mengobrol dengan satu sama lain. Bahkan, mereka tidak melihat kucing liar disana.
"Jalan lah seperti biasa. Mereka akan curiga" ujar Mingi. Hongjoong pun kembali menjalankan mobil nya seperti biasa.
"Hyung, bagaimana jika terjadi sesuatu disini?" tanya Yeosang.
"Tenang saja. Aku tidak mencium bau darah disekitar sini. Kemungkinan orang-orang disini hanya di lumpuhkan saja" ujar Mingi. Yeosang pun menghela nafas. Tapi ekspresi Mingi menjadi keras, membuat Yeosang kembali khawatir.
"Ada apa?" tanya Hongjoong.
"Dimana rumah kalian?" tanya Mingi.
"Sebelah sana" ujar Hongjoong sambil menunjuk ke arah salah satu rumah.
"Kita masuk, kalian berdiri dibelakang ku" ujar Mingi. Ia lalu keluar dari mobil, Di ikuti oleh Hongjoong dan Yeosang dibelakang nya. "Aku akan jujur pada kalian, aku mencium bau darah dari rumah kalian" ujar Mingi. Mendengar hal tersebut membuat Hongjoong dan Yeosang langsung panik.
Mingi pun mulai berjalan pelan memasuki rumah mereka, dengan Hongjoong dan Yeosang mengikuti dibelakang nya. Mereka dibuat terkejut dengan dua mayat yang sudah tergeletak di ruang tamu, yakni adalah orang tua kandung Hongjoong. Yeosang langsung memeluk kakak angkat nya yang sekarang sudah jatuh terduduk.
"Hmm... enak" sebuah suara membuat mereka mengalihkan pandangan mereka ke arah suara tersebut berasal. Mereka melihat seorang pria yang sedang memegang sebuah pisau dengan darah yang masih segar. Pria tersebut menjilati darah di pisau tersebut. Hongjoong baru akan menghampiri pria tersebut jika saja Yeosang tidak menahan nya.
"Apa yang kau lakukan, br*engs*k?!" teriak Hongjoong. Wajah nya memerah marah dengan airmata yang menggenang di mata nya. Yeosang hanya bisa menangis sambil memeluk tubuh sang kakak.
"Hmm... karena darah manusia itu enak?" ujar pria tersebut. "Ah, iya. Aku disini untuk memberikan peringatan dan informasi untuk kalian" ujar pria tersebut. "Jangan ikut campur dengan kami, dan juga Kami akan mengambil si manis itu dari kalian" ujar pria tersebut sebelum pergi meninggalkan mereka.
"Kenapa kau tidak menyerang nya?!" tanya Hongjoong pada Mingi yang sedari tadi hanya berdiri didepan nya.
Yeosang menyadari ada yang salah dengan Mingi. "Mingi, Kau kenapa?" tanya Yeosang.
"Ah iya, aku lupa" pria tersebut kembali datang dan menjentikkan jari nya sebelum kembali pergi.
Mingi kemudian langsung jatuh terduduk. Yeosang segera membantu Mingi. "Kau tidak apa?" tanya Yeosang.
"Aku tidak bisa bergerak tadi" ujar Mingi. Mendengar hal tersebut, Hongjoong dan Yeosang sedikit lega karena orang tersebut tidak menyerang mereka.
Hongjoong kemudian berjalan ke arah mayat orang tua nya dengan tatapan kosong. Ia menutup mata kedua orang tua nya. Kemudian ia berjalan ke arah Yeosang. Ia tahu, adik nya ini sedang ketakutan karena ia adalah incaran dari orang-orang tersebut. Ia lalu memeluk adik nya tersebut.
"Hyung, akan melindungimu. Hyung janji" ujar Hongjoong. Yeosang pun ikut memeluk sang kakak dengan erat.
Tbc
Vomment juseyo ~
YOU ARE READING
InMul 2 (Ateez) (Slow Updated)
RandomLanjutan dari book "InMul" Jadi, ada baik nya baca book "InMul" dulu :) YAOI AREA⚠⚠⚠ Ateez Couple : √Minsang √JoongHwa √Woosan √2Ho No spoiler :) Start : 9 Februari 2021 Finish : -
Chapter 7
Start from the beginning
