Chapter 11

126 21 3
                                    

Sandara melahap makan paginya dengan tenang. Ia tak tahu apa yang salah dengannya tapi sepertinya sang ayah sedang dalam mood yang tak baik.

"Sandara," panggil Teddy membuat ia mendongak seketika. "Dua minggu yang lalu kau menghadiri acara ulang tahun salah satu pangeran Yang?" tanya sang ayah.

Dara mengangguk sebagai jawaban, "Aku mendapat undangannya karena aku berteman dengannya," jelasnya.

"Kau datang dengan Minho?" tanya Teddy.

"Ya, aku datang dengannya karena Minho oppa juga diundang."

"Apakah pangeran Yang mengenal Minho?"

Dara menggeleng, "Kau ingat beberapa minggu yang lalu aku berhasil bekerja sama dengan Yang Automotive Centre, sejak saat itu aku mulai berteman dengan Kwon Jiyong. Ia mengetahui hubunganku dengan Minho, oleh karena itu ia memberi undangan untuk Minho juga agar aku bisa datang bersama Minho."

Teddy mengangguk paham, "Kau tak memiliki niat memutuskannya?" tanya Teddy acuh.

Sandara menghela nafas, mungkin pertanyaan itu bukan lagi hal yang tabu. Teddy akan bertanya hal itu setiap ia memiliki kesempatan, seolah retaknya hubungan Dara dan Minho adalah sebuah tujuan mutlak dalam hidupnya.

"Aku hanya ingin kau mulai mencari calon suami, seseorang yang bisa membimbingmu dalam hal bisnis, seseorang yang mengerti tentang bisnis dan seseorang yang juga berasal dari keluarga pebisnis."

"Minho oppa sedang berusaha mengerti tentang bisnis. Dia sedang banyak belajar mengikuti apa yang kau mau, ia bahkan mengikuti beberapa pelatihan bisnis agar ia bisa dilihat olehmu. Aku tak mencintai siapapun selain dirinya, appa!"

Teddy menghela nafas, ia melirik sang istri yang menggeleng. "Baiklah, jika kau berucap jujur aku ingin mengujinya dua minggu lagi. Panggil dia kemari dan katakan padanya aku ingin menguji pengetahuannya tentang bisnis. Jika dia gagal, aku minta kau putuskan dia segera!"

Pundak Sandara turun. Ia cukup kecewa pada keputusan sang ayah.

"Ayahmu benar Dara-ya. Kau membutuhkan seseorang yang mengerti tentang bisnis. Bukan aku tak merestui hubunganmu dengan Minho, tapi kita tak bisa menunggu Minho hingga pria itu siap dengan tanggung jawab sebagai penerus perusahaan Park Corporation." Eunhwa mengucap pendapatnya, berharap sang putri mau mengerti maksud dari ucapak sang suami.

"Aku bisa mengurus Park Corporation dengan baik! Aku-"

"Kau bahkan enggan mengambil alih tahta saat aku memberikannya tempo hari." potong Teddy menantang Dara.

Mulut Dara terkunci rapat.

"Carilah pria seperti pangeran Yang. Mereka memiliki pengalaman yang lebih dari orang orang seperti kita. Mereka telah mengerti dunia bisnis bahkan saat umur mereka masih belia," ujar Teddy sebelum bangkit dari duduknya.

Setelah memberikan tahtanya pada Sandara, Teddy tak lagi pergi ke kantor. Pria itu tetap bekerja sebagai backing untuk Sandara yang bekerja sebagai visualnya kini.

Sandara memutar matanya. Bahkan ini masih pagi, tapi sang ayah telah merusak moodnya begitu saja. Ia tak tahu hal buruk apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah ia akan terkena macet hingga makan siang? Semoga saja tidak.

---

Sandara merutuki ucapannya saat dimeja makan. Seharusnya ia tak berdoa terkena macet hingga makan siang. Sebab disinilah ia berada, dalam mobil sedannya sendirian. Mobil didepan dan belakangnya tak bergerak sama sekali sejak dua jam yang lalu.

Perutnya mulai beraksi menghasilkan bunyi menyebalkan akibat lapar. Pantatnya bahkan terasa kebas akibat kelamaan duduk.

Ia menyerah!

The Choices of LifeOnde as histórias ganham vida. Descobre agora