4. Tuan Puteri Naura vs Nenek Sihir Alana

Start from the beginning
                                    

"Ade, kamu mau ngapain emang?"

"Ada deh, kamu kayak gak tau aku aja." Adelard mengedipkan sebelah matanya. Sedangkan Naura hanya melenggang mendahului Adelard masuk ke dalam kelas.

"CICIN TATA!" Naura sedikit berlari menghampiri sahabatnya yang sedang membaca novel di bangkunya. Adelard hanya menggeleng pelan melihat tingkah laku calon istrinya. Ah, sekarang nyebutnya udah calon istri.

"Pelan-pelan kalo lari, nanti kesandung gimana?" Adelard mengelus puncak kepala gadis itu. Naura hanya mengangguk-ngangguk mendengar petuah dari Adelard.

"Udahan ceramahnya?" Naura mendongak menoleh Adelard yang berdiri di sebelahnya. Lelaki itu menganggukkan kepalanya.

"Aku nggak kesandung kok. Buktinya aku bisa sampai sini dengan selamat sentausa--" Adelard langsung berjalan ke bangkunya. Naura mendengus kasar melihat kekasihnya yang malah meninggalkannya saat ia sedang berbicara.

"ADELARD! GAK SOPAN YA KALO ORANG LAGI NGOMONG ITU DIKACANGIN!"

"Lard, cewek lu udah ngidam ya? marah-marah mulu anjir!" Dion menggosokkan telinganya berkali-kali karena merasa sakit saat mendengar teriakan Naura. Adelard juga bingung, kenapa kekasihnya sangat random hari ini? Apakah karena mereka akan menikah dua minggu lagi?.

Pernikahan Adelard dan Naura resmi dipercepat menjadi dua minggu lagi. Adelard gugup? tentu tidak. Yang gugup malah Naura. Pernikahan ini resmi diadakan semi private. Hanya kerabat dan saudara terdekat yang datang. Resepsi yang sangat mewahnya nanti, setelah lulus sekolah.

"Ade..." Naura merengek-rengek sambil mengguncang bahu Adelard. "Apa sayang?" sahut Adelard gemas melihat tingkah Naura.

"Adelard so sweet banget, gua dating ditanyain." Alana datang dengan gaya centilnya dan berjalan menghampiri Adelard. Cinta yang sedang membaca novel langsung menutup novelnya, dan mengeluarkan cemilan dari tasnya, ia langsung memanggil Dion dan Brian agar duduk mendekat padanya dan berbagi cemilan.

"Drakor gratis dan live." bisik Brian saat sudah diam di belakang Cinta sambil mencomot chiki dari bungkus yang dipegang Cinta. Dion dan Cinta hanya mengangguk dan memfokuskan pandangan serta  pendengaran mereka pada tiga orang di hadapannya ini.

"Alana ngapain kesini? Kegatelan sama cowoknya Naura lagi!" Naura memeluk leher Adelard dengan posesif, yang dibalas dengan pelukkan di pinggang ramping gadis itu. Alana semakin panas dibuatnya, tapi dengan cepat gadis dengan seragam ketat itu menetralkan raut wajahnya.

"Ih! apa-apaan sih lo?! Lo tuh yang kegatelan sama cowok gue! Pake meluk-meluk lagi." Alana meninggikan suaranya agar semua orang yang ada di kelas ini mendengarkannya dan Naura malu.

"Si Alana emang bloon! Niat bikin Naura malu yang ada mah dia yang malu. Bego banget asli!" Brian dengan semangat mengata-ngatai Alana yang memasang muka sombongnya saat melihat orang-orang di sekelilingnya berbisik-bisik satu sama lain.

"Liat Nau! Lu lagi diomongin sama orang-orang. Gak malu lo masih meluk cowok orang?" Sekali lagi, Alana mengatakan itu dengan sangat percaya diri.

"Heh nenek sihir! Yang harusnya malu mah lo!" Dion melemparkan chiki itu ke arah Alana dan nyangkut di rambut cokelat Alana.

Alana geram, ia mendelik. "Maksud lo apa?" tanya Alana penuh emosi.

"Ya bener kan? Yang malu itu lo, kan lo yang bukan ceweknya Adelard." sahut Dion sambil memasukkan chiki ke dalam mulutnya. Alana mendelik, dan berkacak pinggang.

"Melotot mulu! jatoh tuh mata!"

"Berkacak pinggang pula, encok nek?"

Alana cepat-cepat beranjak dari sana. Ia semakin malu saat Brian dan Dion tak henti-hentinya meledek dirinya. Semua orang yang ada disana tertawa melihat kepergian Alana.

NALARDWhere stories live. Discover now