Chapter 5

137 22 4
                                    

Hyunsuk berdiri di depan dengan Bobby disamping kiri dan Eunjoo disamping kanan. Mereka berada dalam lift yang akan mengantar mereka ke lantai delapan tempat peristirahatan pemilik tahta.

Yang Pallace memiliki 8 lantai. Lantai pertama digunakan sebagai ruang menerima tamu. Lantai dua digunakan sebagai ruang pesta. Lantai tiga digunakan sebagai ruang makan. Lantai empat digunakan sebagai lantai rekreasi. Lantai lima sebagai kamar tamu. Lantai enam merupakan lantai khusus kamar lima pangeran. Lantai tujuh merupakan kamar khusus putri Yang dan terakhir tentu lantai khusus Yang Hyunsuk. Di lantai lima, enam dan tujuh, tidak hanya terdapat lima kamar. Ada pula kantor yang dapat mereka gunakan saat mereka bekerja.

Mereka telah sampai di lantai puncak. Mereka semua mengikuti langkah Hyunsuk yang berjalan dengan bantuan tongkat dan tuntunan Bobby.

Dalam ruangan luas itu mereka semua diam, menunggu sang penguasa membuka mulutnya dan bersuara. HeeAe tak tahu hal apa yang akan disampaikan oleh sang ayah sehingga dirinya dipanggil ke ruangan kramat ini.

"Kau telah memberi peringatan pada anakmu?" tanya Hyunsuk yang dibalas kerutan tak paham dari HeeAe. "Mengenai pilihan hidup," lanjutnya memberi sedikit clue.

"Ah, ya, aku telah memberinya beberapa wejangan tentang itu."

Hyunsuk mengangguk, matanya terpejam seolah ia tengah memikirkan dan membayangkan hal yang diucapkan HeeAe. "Apa yang kau harapkan darinya? Yejin mengatakan bahwa ia meminta Seunghyun memilih tahta, apakah kau juga meminta hal yang sama pada Jiyong?" tanya Hyunsuk kini menatap HeeAe lekat.

HeeAe melirik sang suami yang duduk disampingnya dengan tangan menggenggam tangannya, "Aku tidak meminta Jiyong memilih hal yang spesifik, itu haknya untuk memilih, aku tak dapat memaksanya untuk memilih hal yang tak ia inginkan. Jika pun ia memilih tahta, aku akan mendukungnya, yang terpenting bagiku adalah kebahagiaan dia."

Hyunsuk mengangguk tenang, "Umurku tak lagi muda, kau tau itu. Aku sudah seharusnya turun jabatan dan hanya beristirahat. Kau adalah putriku yang sejak awal aku pilih. Jinwoo terlalu seperti Eunjoo dan kini darahnya pun mengalir pada Youngbae. Pria itu memilih kekasihnya dan bersedia menikah dua bulan lagi. Aku harap kau bisa mengatakan dan merayu Jiyong agar menerima tahta," jelas Hyunsuk.

HeeAe menghela nafas, "Jinkyung meminta Seungri untuk memilih tahta, tak bisakah kau menunggu hingga mereka dewasa? Umur mereka bahkan telah lewat dari 18 tahun." bukan HeeAe tak ingin sang anak menjadi korban, ia hanya tak ingin disalahkan oleh Jiyong setelah ia memaksa pria itu untuk memilih tahta.

"Daesung berumur 20 tahun, beberapa bulan yang akan datang pria itu lulus kuliah dan bisa dipastikan pria itu telah cukup matang dalam mengambil keputusan. Bukankah Sean mengatakan bahwa Daesung juga memiliki karakteristik yang kuat? Kita bisa memilih Daesung jika Jiyong tak menginginkan tahta," jelas Eunjoo menyuarakan pendapatnya.

Mata hyunsuk menatap foto lima cucunya yang berbalut pakaian formal. Sebagai seorang Yang, mereka tentu memiliki karakteristik kuat. Aura yang terpancar dari kelima orang itupun jelas memancarkan aura kepemimpinan yang kuat.

"Apa yang dipilih Seunghyun?" tanya HeeAe, "Bukankah Yejin Eonni meminta Seunghyun untuk memilih tahta? Mungkin saja Seunghyun memiliki keinginan yang sama," lanjut HeeAe.

Hyunsuk menggeleng, "Seunghyun terlalu bar-bar untuk menjadi penerus tahta. Aku tahu apa yang cucu pertamaku itu inginkan. Dan aku tengah menunggu waktu yang tepat untuk bertanya mengenai pilihan apa yang ia inginkan. Untuk saat ini, menjadikannya pemimpin departemen busana dan hiburan lah yang menjadi hukumannya. Aku tahu ia sangat membenci bepergian keluar negeri," jelas Hyunsuk kembali menatap sang putri.

"Pilihanku satu satunya adalah putramu, ia memiliki otak dan kepribadian hampir sama denganmu. Jika saja kau tak memilih suamimu ini mungkin kau yang akan menjadi penerus tahta."

HeeAe melirik sang suami yang menundukkan kepalanya. Jihyuk hanyalah pemimpin perusahaan kecil yang bahkan baru dibangunnya beberapa tahun sebelum ia menikahi HeeAe dan salah satu alasan ia dan HeeAe ingin berpisah dari sang ayah adalah ucapan barusan yang selalu Hyunsuk lempar setiap kali mereka di panggil ke ruangan kramat ini.

"Jangan memaksanya, appa. Aku tak ingin ia kehilangan jati dirinya, aku mohon beri kesempatan Jiyong untuk memilih. Lagi pula, kau masih terlihat sehat di mataku." HeeAe memberikan senyum terbaiknya. Ia tak ingin anak semata wayangnya itu menjadi korban.

Menjadi penerus tahta bukanlah hal yang mudah. Ia benar-benar mengerti beban yang harus ditanggungnya jika ia memilih tahta beberapa tahun yang lalu. Bukan hanya diberatkan dengan beban pikiran, ia juga harus merelakan waktu bersama keluarganya. Mengikuti tata aturan turun temurun di Keluarga Yang, belum lagi menghindari pertikaian dan kecurangan yang bisa saja dilakukan oleh karyawan mereka. Ditambah kini ada Yejin dan Jinkyung yang menginginkan sang putra untuk memilih tahta. Ia tak ingin Jiyong mendengar ucapan buruk dari kakak dan adiknya itu.

Perusahaan keluarganya ini bukan perusahaan main-main. Cabangnya ada di beberapa tempat, bahkan banyak dari perusahaan kecil diberi suntikan dana oleh perusahaan mereka. Tak jarang mereka hampir mengalami penculikan saat mereka masih sekolah dulu, namum berkat bodyguard dengan kekuatan ninja yang direkrut oleh Yang Hyunsuk mereka berhasil lolos dari jeratan penculik yang bahkan tak seberapa.

Menjadi seorang konglomerat tentu bukanlah hal yang mudah, ia bersyukur sang ayah meningkatkan kinerja para bodyguard hingga putranya tak mengalami hal yang tak diinginkan sejak kecil. Tapi itu tak menutup kemungkinan mereka akan mengalaminya di masa mendatang.

---

HeeAe dan Jihyuk telah keluar meninggalkan Hyunsuk dan Eunjoo di ruangan tersebut. Bobby dan Lisa bahkan diperintahkan untuk menunggu di luar.

"Apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" tanya Eunjoo saat melihat Hyunsuk hanya menatap pigura besar berisi kelima cucunya.

Hyunsuk menghela nafas kasar sebelum beralih pada Eunjoo, "Aku tidak tahu, untuk saat ini aku hanya akan berdoa agar Jiyong segera mendapat pencerahan agar pria itu mau memilih tahta tanpa ada paksaan."

Eunjoo mendekati sang suami dan mengusap pelan pundak suaminya, "Jangan terlalu di pikirkan, kau harus ingat kesehatanmu juga." Hyunsuk mengangguk menyetujui ucapan Eunjoo.

Bagi mereka berdua, diberikan kehidupan hingga mereka seusia ini merupakan keberkahan. Meskipun terkadang usia mereka memberi peringatan akan adanya maut yang bisa saja menghampiri, namun berkat kerja keras para dokter mereka dapat terbebas dari jeratan malaikat maut.

"Menurutmu, siapa yang akan pergi terlebih dahulu?" tanya Eunjoo memainkan rambut Hyunsuk.

Hyunsuk menatap sang istri dengan cinta, "Aku ingin kita mati bersama." ujarnya.

Eunjoo tertawa mendengar permintaan tak masuk akal dari Hyunsuk, "Tapi kau tak bisa pergi sekarang, kau masih membutuhkan waktu setidaknya 3 tahun untuk membuatmu tenang."

Hyunsuk mengangguk setuju. Benar, butuh waktu minimal 3 tahun untuk memastikan kerajaan yang telah ia bangun ini tetap berdiri kokoh meskipun ia telah memindahkan jabatannya. Dan ia harap Eunjoo masih mau menunggunya. Wanita itu begitu setia menunggunya hingga usia yang bahkan hampir menginjak kepala 8.

Dalam doanya, ia berharap kelima anak dan cucunya dapat memiliki hubungan yang sama dengannya. Hidup bahagia hingga mereka tua dan pergi ke alam selanjutnya bersama.

---
A/n:

Khusus para tetua nih wkwk

Udah ada gambaran siapa yang bakal dijadiin penerus tahta?

Pasti mikirnya Jiyong nih, padahal Daesung juga bisa jadi penerus tahta kalau dia minta Hyunsuk menjatuhkan jabatannya itu ke dia.

Bagaimana dengan part ini?

Vote and Comment Juseyooooo 💕💕

The Choices of LifeWhere stories live. Discover now