Chapter 1 - Part 1

Start from the beginning
                                    

Zhou Shu Yi makin bersemangat ketika melihat sosok Jiang Yu Xin berada di deretan kursi penonton dan tengah bersiap bersorak menyemangatinya nanti. Jantung Zhou Shu Yi berdetak kian kencang ketika dirinya beradu pandang dengan Jiang Yu Xin. Dan ketika gadis itu mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum… 

(Ah, manis sekali…)

“Semangat, ya!” seru Jiang Yu Xin tanpa suara. 

Zhou Shu Yi pun melambaikan tangan padanya dan balas tersenyum, lalu mengepalkan tangannya membalas ucapan semangat dari Jiang Yu Xin.

Zhou Shu Yi berjalan menghampiri teman-temannya yang sedang berkumpul di tepi kolam renang. 

“Bagaimana perasaanmu hari ini? Cukup percaya diri, huh?” tanya Fang Zheng Wen yang merupakan teman sepermainan Zhou Shu Yi sejak kecil. 

Zhou Shu Yi, Fang Zheng Wen dan Jiang Yu Xin sudah saling mengenal sejak sekolah dasar dan dewasa bersama. Ketiganya benar-benar bagaikan tiga serangkai yang tak terpisahkan. Dan kini mereka pun kuliah di universitas yang sama, meski dengan jurusan yang berbeda.

“Kamu sendiri bagaimana?” balas Zhou Shu Yi.

“Tenang saja, kamu pasti sanggup mengalahkan para anggota baru itu. Kamu 'kan perenang utama di klub ini,” sahut Liu Bing Wei sambil menepuk bahu Zhou Shu Yi.

Liu Bing Wei adalah teman akrab Zhou Shu Yi yang lain, meski tidak saling mengenal dari kecil, tapi keduanya sudah akrab sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah atas. Dan kini mereka kembali masuk di universitas yang sama dan menjadi senior di klub renang universitas bersama-sama dengan Fang Zheng Wen.

“Sang JU-A-RA!!” seru Liu Bing Wei dengan penuh percaya diri. Yah, semua juga tahu kalau Zhou Shu Yi adalah perenang utama di klub ini dan selalu menempati peringkat teratas serta sangat dihormati dan dikagumi junior-juniornya.

Percakapan ketiganya tiba-tiba terputus ketika beberapa perenang wanita junior datang menghampiri mereka dan membawakan beberapa perlengkapan renang khusus untuk Zhou Shu Yi.

“Senior, ini topi renangmu…” seru junior pertama.

“Senior, ini kacamata renangmu…” seru junior kedua.

“Senior! Semangat, ya!!” seru junior terakhir yang tak membawa apa-apa sambil tersenyum penuh semangat. Zhou Shu Yi hanya bisa balas tersenyum dengan kikuk dan mengucapkan ‘terima kasih'.

Ketika para junior itu berlalu dari hadapan mereka, sayup-sayup terdengar pekik histeris tertahan dari arah para junior tadi, “Duuuuh, tampan sekaliiiii!!”. 

Zhou Shu Yi kembali hanya bisa tersenyum. Junior-juniornya kadang memang seperti itu, selalu berusaha berkerumun di dekatnya, entah itu hanya sekedar untuk menyapa, memberikan tanda mata atau menanti Zhou Shu Yi melemparkan senyum khasnya ke arah mereka yang akan disambut dengan teriakan histeris yang cukup memekakkan telinga. Dan Zhou Shu Yi menikmati itu semua dengan kebanggaan tersendiri. Menjadi populer dan menempati posisi pertama selama beberapa tahun ini adalah sesuatu yang langka dalam hidupnya. Itu semua terjadi sejak dia tak lagi satu sekolahan dengan ‘musuh bebuyutannya' sejak sekolah dasar…

Ya, ‘seseorang’ yang jangankan menyebutkan namanya, mendengar namanya saja sudah cukup membuat selera makan Zhou Shu Yi langsung hilang seketika.

(Ah, enyahlah!)

Refleks, Zhou Shu Yi menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha membuang kilasan memori itu dari pikirannya, lalu menarik nafas panjang dan bersiap menghadapi kompetisi renang yang sekarang ada di depan mata!

“Kamu populer juga, ya, ternyata!” seru Liu Bing Wei.

“Tentu saja, sangat populer!” timpal Fang Zheng Wen.

We Best Love - No.1 For You (A Retelling)  Where stories live. Discover now