Photo Shoot

839 156 22
                                    


Hari ini adalah kali pertama Mina memasuki ruangan The Genius. Ruangan itu sudah sepi, hanya ada dia seorang yang sedang duduk di kursi sambil membaca buku. Mina terlihat begitu elegan dengan tampilannya. Namanya naik begitu cepat sejak pertama kali terpilih menjadi nomor 2 The Beauties dan sekarang menjadi nomor 1 The Genius. Ia sekarang menjadi pembicaraan bagi banyak siswi maupun media luar.

"Ternyata kau disini." Jeongyeon tiba tiba masuk ke dalam ruangan.

"Berhenti menyusahkan orang lain dan aktifkan ponselmu. Pemotretannya sudah akan mulai." Ucap Jeongyeon sebelum meninggalkan ruangan.

"Bukannya masih 1 jam lagi?" Gumam Mina sambil melirik jam tangannya.

Mina pun bergegas menuju ke tempat pemotretan. Disana, Ia langsung disambut oleh para crew. Setelah berganti pakaian, ia diarahkan untuk berfoto sendiri. Setelah sesi foto sendirinya sudah selesai, iapun diarahkan untuk berpose berhadap hadapan dengan Jeongyeon.

*Deg.

Matanya bertemu dengan milik Jeongyeon. Ia harus bertatap tatapan dengan gadis itu selama lebih dari 1 menit. Sorot mata Jeongyeon terlihat berbeda dari sejak pertama mereka bertemu. Ia merasa Jeongyeon benar benar sudah menganggapnya rival. Saat shoot pertama sudah selesai, terjadi sedikit kecanggungan diantara mereka saat mereka diminta untuk berjabat tangan.

Keduanya harus saling berpegangan dalam waktu yang cukup lama dan itu membuat atmosfer di ruangan itu terasa begitu canggung. Mereka berdua sudah cukup lama tak sedekat itu sejak pertama kali Jeongyeon mendeklarasikan persaingan antar keduanya. Setelah sesi foto selesai, mereka pun dipersilakan untuk mengganti baju dan setelah itu dapat kembali ke dorm.

"Aku baru sadar matamu ternyata coklat." Komentar Jeongyeon saat mereka berdua berjalan bersamaan menuju dorm.

"Apa kau begitu memperhatikan mataku?" Tanya Mina.

"Tidak juga." Jeongyeon membuang muka.

Terjadi keheningan diantara keduanya.

"Bukankah tadinya kita cukup dekat?" Tanya Jeongyeon.

"Aniyo, kita baru berkenalan beberapa waktu." Jawab Mina.

"Seperti ada tembok diantara kita." Komentar Jeongyeon.

"Siapa yang membangunnya?" Tanya Mina.

"Well, aku tak menyangka akan seperti ini jadinya." Jeongyeon menaikan kedua pundaknya.

"Lalu sekarang kau mau apa? berpegangan tangan? sudah terlambat." Ucap Mina.

"Aku memang tak pernah berteman dengan rivalku." Balas Jeongyeon.

"Berarti kau sering menjadikan temanmu rival?" Tanya Mina.

"Hanya kau. Belum ada yang bisa menyaingiku setinggi dirimu. Lagipula, temanku tak sebanyak itu." Jawab Jeongyeon.

"Sudah tau tak punya teman, malah menjadikan temanmu rival. Kau pintar tapi bodoh." Komentar Mina sambil berjalan membelok ke arah asramanya.

"Yak! apakah kau sekejam ini?? baiklah kalau itu maumu, aku juga akan memperlakukanmu begitu." Kesal Jeongyeon.

"Aku tak dapat mendengar ucapanmu dari atas sini. Peringkatku terlalu tinggi." Sarkas Mina sambil berjalan menjauh dari Jeongyeon.

"Yak! haish.." Kesal Jeongyeon.

"Hey jelek." Sapa Irene dari balkon lantai atas asrama Aphrodite.

"Yowwww Irenee!" Sapa Jeongyeon.

"Dari mana?" Tanya Irene.

"Photo shoot." Jawab Jeongyeon.

"Kau pasti terlihat jelek." Cibir Irene.

Beauty Thoughtحيث تعيش القصص. اكتشف الآن