[ Day6 ] Encounter

How, Three Part Three

"Iya Mbak, ini orangnya otw." Bang Jae nyeret Bang Wildan ke ruangan, yang di seret malah pegangan tembok.

"HUAAAA MAMAAA GAK MAU..."

"BIAN ANJER GAK GUE TRAKTIR BOBA..."

"RERE TOLONGIN ABANG..."

Gak dulu Bang, vaksin lebih penting dari pada boba dan kawan - kawan.

Bang Wildan pegangan kenceng ke salah satu tiang, orang yang nunggu antrian sampai nontonin mereka. Bang Bian sama Bang Jae masih berusaha narik Bang Wildan, Bang Dino ikut bantuin. Bantu ketawa sampai guling - guling.

Karena gak mau malu terlalu lama, akhirnya Mas Satria turun tangan dan menyeret Bang Wildan ke ruangan. Beliau sampai ikut masuk buat pegangin Bang Wildan. Tapi baru sampai pintu tangan Bang Wildan udah nyangkut lagi, ya Allah bang apa gak malu di tontonin bocil?

"Wildan nurut ayo, sebentar doang di suntiknya. Gak kayak di gigit hiu kok, paling cuma nyess kayak di gigit semut." Mas Satria coba membujuk dengan halus.

Bang Wildan geleng kepala, tangannya semakin erat mengcengkram pintu. "Mana ada di gigit semut seharian, gak ah gak mau... gue di vaksinnya susulan aja ya, kalian dulu."

Mana ada vaksin susulan, kau kira ulangan Bang?

"Wildan Anggara..."

"Gak dulu Bang."

Aku sama Milka nahan tawa, dari tadi tingkah Bang Wildan di tonton bocil umur tiga tahun. Mana tuh bocil ngetawain Bang Wildan, apa gak malu?

Karena sudah gemas dengan tingkah Bang Wildan, akhirnya Mas Satria kodein dokternya buat suntik Bang Wildan di pintu. Bodohnya Bang Wildan gak sadar kalau lengan kemejanya di lipat buat di suntik.

Pas di olesin alkohol juga masih pegangan pintu gak ngeh, Mas Satria siap - siap pegangin Bang Wildan. Dalam hitungan ketiga dokter bakal masukin jarum suntik ke lengannya.

Dan benar Bang Wildan langsung teriak heboh.

"UEUEUE MAMAAA..."

"BANG SAT AWAS LO YA! GUE MOGOK NGIRIM BESOK..."

"DINO ANJER KAGAK BANTUIN GUE, SAKIT SLUR."

"RASAIN NOH MAKANYA GAK USAH PECICILAN! VAKSIN MAH VAKSIN AJA."

:::

Setelah semua dapat giliran vaksin, kita balik ke Medipos buat nagih traktiran Mas Satria. Bang Wil masih misuh - misuh terus mau bales dendam, dia mau pesen makanan yang banyak biar Mas Satria bangkrut terus makan crakers di meja kerja Mas Satria.

Hari ini loket buka setengah hari dari tadi pagi sampai jam makan siang. Habis makan siang kita ke Puskesmas buat vaksin, terus selesai jam tiga sore. Tadinya aku sama Milka mau langsung pulang, tapi karena nebeng mobil Bang Jae jadi mampir ke kantor dulu.

"Gimana Bang? Gak sakit kan." Aku menjatuhkan diri di samping Bang Wildan, orangnya masih misuh - misuh di sofa.

"Gak sakit ginjal lo gue geprek?! Ini sakit banget Ya Allah pengin tobat. Satria bamsat, awas aja ya."

Bohong guys Bang Wildan bohong, di suntik gak sesakit itu dia aja yang lebay. Buktinya Bang Dino yang lebih muda empat bulan dari Bang Wil aja udah main game bareng Bang Jae.

"AHAHA MAMPUS LO BANG! KALAH KAN? MAKANYA GAK USAH PAMER,"

Mereka kalah taruhan?

Bang Jae lempar hpnya ke karpet, matanya ngelirik Bang Dino sebel. "Kita tanding ulang, kali ini gue menang."

Bang Dino membuang muka sombong, "orang yang minta tanding ulang biasanya gak terima kalah." Bang Dino nepuk pundak Bang Jae terus bisikin.

"I broke your mental right?"

"ARGHHHHH DINOANYING..."

______________________________

Funfact : ada kurir yang pas mau di vaksin kayak Wildan juga, beneran loh. Dia takut jarum terus gak tau akhirnya di vaksin apa engga 😭 soalnya aku gak tau vaksinnya pas kapan. Karna anak PKL gak kebagian jatah vaksin.

Sekitar jam 5 sore Rea lagi ngantuk - ngantuknya, terus buka wp. Ya Allah kaget... udah 1k readers 😭🙏🏻 thank you yang udah baca, kalian tap di twitterku atau nemu di ht?

______________________________

Jumat, 16 April 2021

______________________________