[04] Bertemu Virgo

760 181 56
                                    

"Besok jadi kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Besok jadi kan?"

Jelita hampir saja terbahak karna mendengar pertanyaan Virgo yang kesekian kalinya ini. "Iya, jadi. Kenapa sih? Udah pengen banget ketemu gue ya? Wajar sih, dari suara aja pasti gue udah ketebak banget secantik apa kan? Pantes lo penasaran jadinya."

Virgo tertawa, mungkin dia kira kalau Jelita sedang bercanda. Padahal Jelita serius soal wajahnya yang rupawan, Mila dan Safa aja mengakuinya -walau kelihatan terpaksa untuk jujur sih.

"Saya yakin kamu cantik-"

"Oh, pastinya."

"—dan menyenangkan."

"Tentu!" Sahut Jelita semangat, walau dia tak tahu definisi menyenangkan menurut Virgo seperti apa. Apa tipe gadis yang kalau tertawa tidak menutup mulutnya? Apa gadis yang tidak pernah berkata tidak untuk semua tawaran makanan? Kalau iya, berarti Jelita memang menyenangkan.

"Besok saya jemput?"

"Memangnya lo gak kerja? Apa izin? Kok bisa izin? Alasan izinnya apa? Gak mungkin dong kalau cuma mau ketemu sama temen salah sambung? Kan gak masuk akal."

"Biar itu jadi urusan saya."

"Dih, sok misterius banget lo!" Jelita melihat ponselnya kemudian mendengus, ada nama Safa disana. Sahabatnya itu sedang menelpon dirinya. "Vi, kayaknya udahan dulu ya. Soalnya si Safa juga kangen sama gue nih, antrian yang kangen banyak juga rupanya."

"Makanya besok saya ajak ketemu."

"Hah?" Jelita tak mengerti.

"Obat kangen ya bertemu. Selamat malam Jelita."

TUT!

Wah, sifat brengsek dan seenaknya Virgo belum berubah rupanya. Tapi, tadi Virgo bilang apa? Dia mau ketemu karna kangen? Kangen Jelita?

"Woi! Denger kagak lo?" Safa sedikit berteriak karna sejak menjawab telponnya Jelita belum ada suara sama sekali, "Disana lo gak kecelakaan terus jadi bisu kan?"

Memang sialan betul si Safa.

"Gak, lo ngapain nelpon gue? Kangen?"

"Dih, buat apa? Gue nelpon karna mau ngabarin kalau misalnya Bos lo kelihatan happy banget dua hari ini. Gue curiga, itu gara-gara dia berhasil buang lo."

Jelita mendengus, "Nggak, itu Bos happy soalnya laporan yang gue sampaikan berpengaruh untuk strategi pemasaran kedepannya. Lagian itu Bos udah gue block saking berisiknya. Dia beneran rewel banget pas gue disini."

"Lo yakin gak mau nikah sama dia aja?"

"Terus jadi istri kedua? Jambak-jambakan sama bininya yang sekarang? Ogah! Amit-amit mending gue nikah sama bakwan deh, enak."

Pacar?! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang