Gadis tadi duduk di sofa sembari memainkan hp nya.

"Dengan Bripka devanda?" Gadis itu meletakkan hpnya dan menatap orang yang tengah berbicara padanya.

Ya, nama gadis itu adalah Gracia Zevanya Devanda atau kerap dipanggil dengan devanda dengan nama China yaitu Vanya Huang (黄万亚). Gadis keturunan raja dan juga ratu Inggris. Memiliki warga kenegaraan Inggris, China, dan Indonesia. Devanda memiliki ciri khas tersendiri yaitu, gadis itu memiliki mata berwarna coklat dipadukan dengan kulit putih seperti susu dan juga bulu mata, alis yang indah. Jangan lupakan lesung pipinya yang berada disebelah kanan membuat ia semakin cantik ketika tersenyum.

Jati yang awalnya serius mendadak jadi kaget. Bagaimana tidak wanita yang berada di depannya ini adalah teman satu sekolahnya sekaligus sebagai musuh bebuyutan nya. Jati mengakui jika devanda sangat cantik, bahkan seperti nya melebihi dari Rani. Jati mengakui bahwa glow up devanda tidak main-main. Devanda yang dulu memiliki kulit yang lebih coklat, tapi sekarang gadis itu tumbuh menjadi sosok polwan yang cantik.

Devanda juga terkejut ketika melihat orang yang sekarang berbicara padanya. Devanda kenal betul dengan pria yang berada di depannya ini. Abimana jati putra salah satu murid yang famous karena ketampanannya. Dan juga pria ini adalah musuh bebuyutan nya serta rival ketika di sekolah. Dulu banyak yang menginginkan kedua nya untuk berpacaran, tapi bukannya malah baikkan atau meminta maaf malah tambah jadi musuh.

"Bicara dibelakang bisa?" Devanda mengangguk lalu mengikuti jati dari belakang.

Devanda mendudukkan dirinya di kursi berwarna coklat itu.

"Ga nyangka gue kalo lu bisa jadi polwan, padahal dulu burik banget." Ucap jati mengejek Devanda.

Devanda terkekeh mendengar ucapan jati. "Gua pengennya jadi polwan, ya awalnya sih pengennya jadi TNI buat nerusin papa tapi coba dulu ke polisi eh ga taunya keterima, gua juga ga nyangka lu jadi TNI padahal ngeselin banget dulu."

"Apaan sih lu, nih file nya cuma sampe besok doang kan?" Devanda mengangguk.

"Gandengan lu mana?" Tanya devanda sembari merapikan file nya.

"Gandengan apaan?" Tanya jati bingung.

"Lah bukannya lu terakhir jalan Ama Rani? Gua kira masih ama dia." Jati menggeleng.

"Udah putus, ketauan ama bokap soalnya." Seketika tawa devanda pecah. Jati yang bingung hanya menatap devanda yang sedang tertawa.

Cantik, dan sangat indah. Senyum devanda begitu manis di mata jati. Suara tawa devanda sangat menenangkan hati. Wajahnya ketika tertawa terlihat sangat bahagia. Siapapun yang melihat devanda tertawa orang itu pasti akan jatuh cinta dengan polwan yang satu ini. Cara bicara nya sangat sopan, nada bicara nya juga lembut.

"Aduh sakit perut gua, ngakak banget ya ampun." Devanda kembali tertawa.
Namun, sedetik kemudian devanda beranjak dari duduknya. Jati juga beranjak dari tempat duduknya.

"Ya udah gua pulang dulu ya, salam ama bokap, nyokap lu. Thanks juga file nya besok gua balikin." Jati mengangguk dan tersenyum pada devanda.

Tapi saat devanda hendak pergi, tangannya di tahan oleh jati yang membuat badan devanda berbalik ke arah jati.

"Gua minta nomor lu boleh? Biar kalo file nya udah selesai lu kabarin gua." Devanda mengangguk lalu mencatat nomornya di ponsel milik jati.

Setelah memberikan nomornya pada jati, devanda berjalan ke depan, memasuki mobilnya dan menyalakan mesin nya.


Ternyata sedari tadi, Nina memperhatikan devanda dan juga jati. Devanda berhasil merebut hati Nina, ia menginginkan menantu seperti devanda. Cantik, sopan, dan mapan. Menurut Nina, devanda adalah gadis yang baik bahkan saat dirinya hendak pulang devanda menyempatkan diri untuk menyapa Nina dengan tersenyum ke arahnya. Nina menghampiri jati dan mengajaknya ke ruang tamu, disana ada Robbin yang sedang membaca koran.

"Ada apa sih ma? Kok jati ditarik gini." Ucap jati setelah mendudukkan dirinya di sofa.

"Cewek yang tadi cantik banget, mama sempet liat namanya. Devanda cantik kayak orangnya, papa tau tadi ada polwan cantik banget. Mama tau kamu suka sama dia, Mama pengen punya menantu kayak dia."

Deg!

Jantung jati seolah berdetak lebih kencang dari biasanya. Nina mengetahui perasaan jati pada devanda. Jati memang menyukai devanda sejak dulu, itulah alasan kenapa ia mengejek Devanda. Devanda yang dulu adalah seorang siswi pendiam tapi bukan berarti devanda bukan orang yang humoris.

Devanda memiliki gaya hidup yang sederhana, meskipun kedua orang tuanya sangat kaya raya. Ditambah lagi dengan devanda yang memiliki keturunan raja dan ratu Inggris, membuat wajah devanda terlihat sangat anggun dan elegan.

"Kalo kamu sama dia, mama setuju tapi kalo kamu sama Rani jangan di tugas terserah kamu mau kamu tembak atau ngga." Ucap Nina pada jati.

"Mungkin bakal jati ajak pacaran, jati udah suka sama dia." Ucap jati sembari cengengesan.

Nina tersenyum pada jati, dia mendekati anaknya dan menatap lekat wajah tampan jati. Nina kembali tersenyum lalu memeluk jati sembari mengelus punggung anaknya.

"Mama denger besok dia balik lagi ke sini, ajak dia jalan atau sekedar makan di restoran. Sebelum kamu berangkat ajak dia kemana aja asal kamu tau kapan jadwal dia dinas. Seorang anggota kopassus harus berani untuk menyatakan perasaannya pada seorang polwan cantik. Tuhan selalu mendampingi kamu jati." Nina melepas pelukannya dan menepuk dada bidang jati. Nina tersenyum, dia sangat bahagia ketika jati menyetujui permintaannya untuk segera mendekati devanda, sebelum ada yang mendahuluinya.








Tau gak sih? Aku juga ga tau hehe...

Let Me Love YouWhere stories live. Discover now