Chapter 75

495 137 6
                                    

Semua ini juga ditayangkan pada dua episode selanjutnya di televisi, which means, selama dua hari berturut-turut, situasi ini membuat penonton curiga, mereka tidak pernah melihat adanya warm hearted scene di acara ini, so what kind of scheme that the production team will do this time?

Semua penonton juga tahu, tingkat evil editing di program ini telah mencapai rekor terbaru, sangat menegangkan!

Ellie dan Mark memeluk satu persatu kontestan yang memberikan beberapa kata simpati pada dua orang yang tereliminasi ini.

Lalisa coldly sneered in her heart, berapa lama lagi kehangatan ini akan terus berjalan? Apakah setelah mereka semua menonton video ini mereka akan tetap friendly acting antara satu sama lain?

Setelah pamit kepada semua orang, Ellie menuju Lalisa dan mengucapkan salam terakhirnya, lalu bertanya, "Miss Lalisa, bisakah kamu memberitahuku berapa banyak vote yang aku dapatkan?" ia menanyakannya ragu.

Ujung mulut Lalisa naik dan ujung matanya glanced at the other contestants, melihat mereka semua juga melihatnya penasaran dan tegang, she slandered herself for schadenfreudly watching the show unfold in front of her eyes, "Ada lima orang yang memiliki voting rights, yaitu tim biru, you've got two votes, while Mark got three votes, and Jessica got all the complete votes from the blue team!"

Two votes!

Tidak banyak dari mereka yang memberikan vote untuknya, Ellie merasa lebih depresi lagi dan terpaku, lalu ia turned around dan menatap peserta lain yang sudah bersamanya beberapa hari ini, one by one they lowered their heads, tidak berani menatap Ellie.

"Apa aku seburuk itu?" tanyanya lirih.

Tidak ada yang menjawabnya, ketika Asahi mendengar jumlah votes yang didapatkan Ellie, ia sudah sedikit menduganya, for him, tidak ada bedanya whether it was Jessica, Ellie ataupun Mark yang tereliminasi, none of them were very strong, dan bukan threat yang besar untuknya.

Namun, ia juga tahu, jika ia tidak memberikan vote pada Jessica yang telah meminta, then he will be embarrassed untuk menghadapinya kedepannya.

He also believed that others have the same idea, no wonder Ellie's vote is so low.

Jessica kembali maju dan memeluk sahabatnya itu, "El..."

Ellie kembali menangis di pundak Jessica, Lalisa melihat atmosfir yang menjadi subtle, wajah para kontestan yang memberi vote juga menjadi awkward, dari mata tiap peserta Asahi melihat keinginan mereka untuk Ellie secepatnya pergi dari sini.

Namun the show haven't even started yet, Lalisa berdehem dan mengambil attention dari para peserta, "Sit first, now let's watch a video and relax"

Lalisa lalu melangkah dan duduk diantara Asahi dan Jennie, lebih tepatnya mendekati Jennie.

Semua kontestan memandang Lalisa dengan aneh, bukankah seharusnya kontestan yang tereliminasi langsung pergi?

At this time, a bad premonition muncul di otak para peserta, dan intrigue premonition muncul di otak penonton.

The nightmare really came true.

The screen flashed and showing the contestant selling Ponari Sweat, scene dimana Junhoe membagi blue team menjadi lima bagian, lalu Arthur mengumpulkan mereka kembali dengan method yang very convincing muncul, all the contestant look at Asahi and saw him in a different lights.

The leadership he's showing, also the willingness to cooperate with his teammate memberikan pandapat baik untuk Asahi.

Among the red team, Han Yu and Azza are the strongest, ketika mereka set up individual stalls, mereka meminta setiap orang untuk membuka stall sendiri-sendiri, dan semuanya hanya bisa setuju, this was seemingly fair and the other have no opinion.

Namun, dibandingkan dengan bagaimana team biru berjalan, the unity makes the red team jealous, especially, ketika mereka berpikir bahwa semua orang di tim biru masuk ke dalam safety line, aksi yang diperbuat Azza dan Han Yu membuat mereka kecewa dan menyesal.

The screen flashed again, kali ini berganti pada scene dimana Asahi menyamar dan mendekati stall dari team merah diam-diam, para anggota team merah hanya bisa mendesah dan berdecak kesal.

Kali ini, Junhoe dan rekan tim biru mendapatkan pandangan iri, seluruh member dari team merah berpikir bahwa Asahi sangat thoughtful to the extreme, pada saat itu, semuanya hanya berpikir untuk berjualan, mana ada yang berpikir untuk spying on the opposite team?

Setelah itu scene berganti pada Asahi yang deliberately rushed out of the corner, menyenggol lengan seorang gadis dan acted like he didn't know what to say to the girl, the girl also said that Han Yu used his beauty to sell drinks by lottery...

Keheningan menyelimuti seluruh ruangan, everyone is full of mixed feelings, from time to time, mereka melirik Asahi lalu melihat Han Yu, mereka hanya berpikir bahwa kedua orang ini memiliki tricknya sendiri-sendiri.

Anggota team merah hanya berpikir sebelumnya, bahwa Han Yu yang terlihat sangat tampan itu attracted the most passerby because of his look, mereka tidak curiga sama sekali, namun entah mengapa banyak sekali pengunjungnya, tidak tahu dibelakang mereka ternyata seperti ini method yang digunakan.

Namun yang lebih menyeramkan lagi adalah Asahi, ia memiliki natural beauty yang menjadi senjatanya, lalu menggunakkan otaknya juga untuk mencari segala cara dengan sangat efektif, sekali lagi pandangan mereka tentang Asahi berubah drastis, using both his beauty and brain... Mereka hanya berharap Asahi tidak menjadi musuh mereka!

Asahi hanya bisa tersenyum pahit, ia harusnya sadar, bahwa ia selalu diawasi 24/7, namun ia terlalu berkonsentrasi dengan tantangan didepannya, 'I should be more careful next time'

In fact, sudut pandang tiap orang berbeda tentang hal ini, para penonton di rumah juga, banyak yang mengatakan bahwa Arthur 'simply too eager to win', namun banyak juga yang berpendapat bahwa Arthur telah memanfaatkan seorang innocent girl by all means!

Now Asahi not only has to consider whether this will have negative impacts on the audience, which will lead to his failure in the selection, namun jika ia mau meneruskan karir di entertainment world, sedikit noda seperti ini saja bisa membuatnya lose his reputation dan karirnya akan terhenti disini.

Asahi yang baru saja menginjakkan kakinya disini pun tidak mau hal itu terjadi!

Di bawah pengawasan semua orang, Asahi telah memikirkan countermeasure untuk menyelamatkan karirnya dan menuntaskan crisis ini.

Saat ia berpikir, sebuah suara nyaring terdengar, membuyarkan pikirannya, lalu tangisan terdengar kencang, menulikan telinga Asahi, ia melihat terkejut dan mendapati Ellie melihat Jessica dengan wajah penuh kebencian, she is crying very aggrievedly.

Kontestan lain juga berdiri satu persatu, namun mereka hanya bisa memandang ini tanpa bisa menolong satupun, no one knows how to deal with this situation.

Asahi yang tidak mengetahui apa yang terjadi pun menyaksikan layar di depannya, the scene that is playing right now is when Jessica canvassing for votes.

Ellie menatap dengan wajah merah kepada Jessica yang juga menangis tersedu-sedu, tentu saja Ellie mengerti dengan sangat jelas, mengapa 'sahabat'nya ini mendapatkan semua vote dari tim biru tanpa terkecuali!

Para penonton dirumah juga menyoraki dengan "Boo!"nya pada scene ini, mereka bersimpati pada Ellie sebagai yang terlemah!

--------------------------------------------



kittysahiWhere stories live. Discover now