13 | Great Competition

Start from the beginning
                                    

KRIINGG ….

Alarm berbunyi nyaring man memekakkan telinga. Aku meraung kesal dan segera mematikannya. "Ganggu hari liburku saja." gerutuku masih setengah sadar.

"Fhea bangun!" Sesuatu mengguncang tubuhku. Aku mengeluh dan menutup wajah dengan bantal. "Pergi … biarkan aku tidur!"

"Bangun Fhea! Hari ini pertandingan basket!" jerit Cici.

Mataku segera terbuka lebar, kesadaran menarikku seluruhnya dari dunia mimpi. "ASTAGA AKU LUPAAA!"

Aku segera melihat jam wekerku yang menunjukkan pukul 8. Aku punya waktu 1 jam! Setelah mengkalkulasi waktu yang dibutuhkan, dengan tergopoh-gopoh aku berlari ke kamar mandi.

Setelah mandi secepat kilat, aku mengambil kemeja putih dan cardigan biru tua yang dipadukan dengan jeans. Setelah mengoleskan selembar roti dengan selai coklat, dan langsung memakannya dengan sekali gigitan aku berlari ke depan pintu dengan tas selempang. Memakai sepatu, merapihkan rambut, mengecek perlengkapan dan aku sudah siap untuk jalan.

Aku langsung memesan ojek online, sambil menunggu aku kembali mengecek jam, sekarang pukul 8.35, semoga keburu! Aku beralih ke group chat basket, rupanya Kak Joan, Zean, Rei, Aldi dan beberapa anggota sudah sampai, beberapa ada yang sedang otw.

"Hati-hati Fhea!" seru mereka. Aku tersenyum, "Doakan lancar yaa!"

"Tenang saja, Grey akan mengawasi semuanya dari atas, ya kan?" tanya Arya.

Grey terbang ke arahku, menandakan bahwa ia siap berangkat bersamaku. Tak lama, ojek yang kupesan akhirnya datang. Aku pamit dan segera berangkat.

"Cepat ya mas, saya buru-buru!"

Deru motor mas ojek membelah padatnya jalan raya. Berbelok ke sana-sini melewati celah sempit hingga sampai ke kafe, tempat aku dan klub basket akan berkumpul. Aku kembali mengecek jam di hp, sekarang pukul 8.55.

Setelah membayar ongkos, aku berjalan masuk ke kafe. Tak susah untuk menemukan sekumpulan cowok berbadan tegap yang berkumpul dalam 1 meja, mereka tampak sibuk berunding hingga tak sadar aku datang.

"Kak Joan, Fhea udah datang tuh!" seru Aldi.

Kak Joan menoleh ke arahku, "Bagus, sudah lengkap semua. Kalau gitu kita langsung masuk ke sekolahnya saja. Pertandingan akan segera dimulai. Ingat perkataanku tadi, fokus jangan lengah! Mengerti?"

Mereka semua mengangguk dan segera berjalan keluar kafe. Aku mengikuti mereka dari belakang. Tiba-tiba Zean menepuk bahuku, "Jangan khawatir, kita pasti bisa kok."

Aku mengerjap-ngerjap kedua mataku. Apa wajah gugupku kelihatan sekali?

Aldi tertawa di samping Zean, "Wajah tegangmu lucu sekali loh tadi! Harusnya kufoto hahahaha."

Aku tersenyum masam dan berjalan meninggalkan mereka. Haduu … kenapa Aldi membuatku malu di depan Zean ….

Aku segera duduk di bangku yang disediakan untuk tim basket bersama Aldi dan 4 anggota lain yang menjadi pemain cadangan. Sementara Kak Joan, Zean, Rei dan 2 kakak kelas cowok sedang bersiap-siap di lapangan.

Peluit dibunyikan. Bola basket melambung tinggi dan segera diraih oleh Rei. Ia mengoper ke Zean dan Zean mengoper ke Kak Joan. Semuanya bergerak begitu cepat, lebih cepat dari latihan kemarin.

Ekor mataku terus mengikuti pergerakan mereka hingga akhirnya Kak Joan berhasil memasukkan bola ke ring lawan. Aku dan yang lainnya berseru dan menyemangati mereka. Aku tidak tahu menonton permainan basket bisa seseru dan semenegangkan ini.

Namun seiring berjalannya waktu tim basket kami mulai kecapekan, sementara skor masih seri. Berkali-kali kami berganti pemain, namun sepertinya tim lawan sama kuatnya dengan tim kami.

Aku menatap Zean yang meneguk air dengan tergesa-gesa. "Pelan-pelan saja minumnya. Kau tidak apa-apa?"

Zean tersenyum dan mengangguk sebelum berlari masuk ke dalam lapangan menggantikan anggota yang lain. Ia terlihat sangat kecapekan, semoga semuanya baik-baik saja dan kami bisa kembali membawa kemenangan.

Aldi mengoper bola ke Zean dan Zean segera melempar ke arah ring lawan namun lagi-lagi ditangkis. Ia tampak geram namun kembali fokus bermain seperti yang lain.

Di menit terakhir akhirnya Kak Joan berhasil memasukkan bola ke dalam ring. Sorak-sorai berpadu tepuk tangan meriah dan suara MC yang berdengung memecah di lapangan, menyambut kemenangan tim basket kebanggaan sekolah kami.

Aku berteriak histeris dan bertepuk tangan. Kami segera menghampiri mereka dan memberi botol air mineral. Saling mengucapkan selamat dan tertawa bersama merayakan kemenangan epik ini.

Hari ini juga, aku dibuat kagum dan belajar banyak hal dari mereka. Sosok mereka yang pantang menyerah dan terus maju memotivasiku. Kali ini pun, aku akan mengingat momen berharga ini.

🌙🌙🌙

Maaf banget yaaa aku update ngaret banget malam 😭😭

Jangan marah ya :(
Aku soalnya lagi sibuk, doakan saja semoga nanti aku bisa segera update secepat mungkin biar ga gini lagi

Semoga chapter ini dapat menemani malam kalian yaaaa
Terimakasih untuk yang menyempatkan waktu buat mampir dan dukung Fhea 😆✨ //send love

See u in next chapt!

- 🌙✨

Moonlight StealthWhere stories live. Discover now