Arc 01 : Code Name

23 7 19
                                    

Seorang pemuda terlihat keluar dari pintu rumah. Rambut hitam berantakan, kacamata bulat dan iris mata berwarna hitam.

Hoodie merah serta celana jeans Hitam menjadi pakaian sehari-hari di saat keluar rumah. Ia langsung beranjak pergi tanpa mengucapkan salam. Selama tinggal sendiri, pemuda itu menjalani hidup dengan santai dan seperti tak ada beban.

Tangan kanan merogoh saku celana. Ia mengeluarkan dua buah benda yang familiar bagi penikmatnya. Sebatang rokok merek tak terlalu terkenal dan korek gas hitam. Ia nyalakan korek hitam, muncullah api yang membakar ujung rokok.

"Ahh ... nikmatnya."

Kepulan asap keluar dari mulut. Bibir berwarna merah kehitaman menjadi bukti ia sudah kecanduan rokok. Padahal ia tahu sebatang rokok saja dapat membunuh dirinya dan orang-orang disekitarnya.

Perjalanan menuju ke suatu tempat tidak membuang banyak waktu dan tenaga. Pemuda itu dapat melihat tumpukan mobil-mobil rusak sampai menjulang ke atas.

"Hmm ... tidak ada yang berbeda," gumamnya.

Pemuda itu berjalan tenang memasuki area di mana mobil-mobil rusak akan dieksekusi. Ada persimpangan jalan di depan, pemuda itu memilih jalur kanan. Ia sudah mengetahui seluk beluk tempat ini. Kira-kira sudah hampir setahun lamanya.

Salah satu pondok tua tak terawat berdiri kokoh di tengah-tengah tumpukan mobil. Tempat yang menurut kata orang-orang disekitar cukup angker.

Pemuda berambut hitam memasuki pondok tua. Kepulan debu menyambut hangat kedatangannya. Ia tidak peduli, lalu masuk ke dalam setelah menutupi pintu rapat-rapat.

Pemuda itu memilih bangku bercat cokelat yang mungkin sudah di makan usia. Ia duduk. Ia mengeluarkan ponsel merek Oppa Fun. Ia membuka salah satu aplikasi bernama Wattpad.

Akun Arkatrafagar tertera di profil miliknya. Ia menemukan satu notifikasi di sana. Sebuah akun baru saja mem-follow dirinya, akun itu bernama Ahmadrizani.

Rasa penasaran membuat pemuda bernama lengkap Arka Angkasa menekan akun tersebut. Kedua iris mata cukup terkejut melihat tiga puluh lebih cerita telah dibuat sang pemilik akun.

"Baiklah, aku akan memilih beberapa cerita dan mem-follback akun milik Ahmadrizani."

Tiba-tiba sebuah cahaya keluar dari layar ponsel. Pandangan Arka perlahan menggelap dan ia tak sadarkan diri.

🥔🥔🌝🥔🥔

Di dunia Pararel ....

Sebuah istana megah berdiri di antara rimbunan pohon-pohon yang telah mati. Berbagai macam tulang manusia maupun hewan? berserakan di sekitar istana.

Di dalam istana, seorang Raja duduk di singahsana miliknya. Wajah tanpa ekspresi dan rambut hitam yang hampir menutupi area mata. Sorot mata tajam seakan bisa membunuh.

"Aku merasakan salah satu 'anak terpilih' sudah memasuki dunia ini," Sang Raja menyeringai lebar. Ia mengetuk tongkat sakti miliknya kuat, hingga membuat istana sedikit bergetar.

Pintu ruang Raja terbuka, nampak seseorang memakai tudung hitam berjalan masuk. Ia mengambil posisi setengah bersujud. Ia mengangkat kepala sekilas menatap sang Raja.

"Ada yang bisa hamba bantu, Raja?"

"Aku ingin kau dan beberapa orang terkuat untuk menuju ke negara Antarctica. Ada seorang pemuda yang akan tiba. Kalian harus membawa pemuda itu ke hadapanku!" jawab sang Raja memberi perintah.

Orang bertudung berdiri tegak. Ia membungkukan badan. "Baiklah, Raja." Dan sosoknya telah menghilang.

Sang Raja tertawa keras. Sebentar lagi rencana yang telah disusun sejak lama akan berjalan. Ia sudah tak sabar menunggu momen tersebut.

🥔🥔🌝🥔🥔

Antarctica ....

Arka terbangun. Ia merasa amat pusing. Ia seperti baru terjatuh dari tempat tidur, lalu berguling hingga jatuh melewati anak tangga. Oke! Itu hanyalah khayalan absurd Arka.

"I-ini di mana?"

Suara langkah kaki terniang di telinga Arka. Ia memasang wajah datar dan posisi siaga darurat. Ia menelisik tajam dari arah jarum jam.

"Dor!!"

Seorang pemuda berambut hitam baru saja mengagetkan dirinya. Hampir jantung Arka serasa ingin melompat keluar.

"Hahaha...."

Tawa pecah dari arah belakang Arka. Tiba-tiba Arka bergerak cepat dengan melakukan serangan berupa tendangan. Pemuda itu menghilang dalam sekejab mata.

"Dia hilang?!"

"Hei, Arka. Kau membuatku kaget saja," ucap pemuda misterius.

Arka mengambil langkah mundur sejauh mungkin. Instingnya mengatakan bahwa pemuda di depannya berbahaya.

Pemuda itu bertepuk tangan kecil. Ia mengerakan jari telunjuk di udara seakan sedang menulis.

Bruk!!

Tubuh Arka terjatuh, seakan gaya gravitasi menarik dirinya. Ia menatap tajam pemuda itu seperti pembunuh. Arka semakin curiga.

"Kau tenang saja."

Pemuda itu melangkah maju dengan santai. Ia sudah berdiri tepat dihadapan Arka. Tubuh Arka kembali seperti semula. Kali ini ia memilih untuk tak menyerang.

"Siapa kau?!" tanya Arka tajam.

"Hahaha ... maaf aku lupa memperkenalkan diri. Aku adalah salah satu follower di Wattpad-mu."

"Ahmadrizani?" gumam Arka.

Jawaban pemuda itu semakin membuat Arka bingung. Saat akan bertanya kembali, tiba-tiba bahu kanannya seakan terbakar. Arka menjerit histeris memegang bahu kanan.

"Tenang saja, rasa sakitnya hanya sementara." ucap Rizani santai.

Perkataan Rizani menjadi kenyataan. Bahu kanan Arka sudah tak sakit. Namun, ada yang aneh dari bahunya. Ia melihat sebuah huruf 'M' di sana.

"M?"

"Itu adalah kode nama milikmu," sahut Rizani.

Mulut Arka melongo lebar. Kode nama? Ia sangat bingung dan butuh penjelasan lebih lanjut.

"Aku akan menjelaskannya, tetapi tidak di sini."

Rizani dan Arka tiba-tiba menghilang, hanya meninggalkan serpihan serbuk sihir. Tak lama kemudian muncul sekelompok orang bertudung hitam.

"Sepertinya kita terlambat,"

🥔🥔🌝🥔🥔

Seorang gadis melihat hamparan padang rumput yang luas. Ia penasaran kenapa tiba-tiba dirinya bisa muncul di sini.

Sebelumnya, gadis itu sedang di supermarket untuk membeli keperluan selama satu bulan penuh. Dan saat ia sedang bermain dengan aplikasi Wattpad miliknya. Dirinya malah terhisap ke dalamnya tanpa ia minta.

"Ini di mana sih?!"

Gadis itu merapihkan pakaian, lalu berjalan lurus ke depan.

🥔🥔🌝M🌝🥔🥔

[19-02-2021]

The Power of Code NameWhere stories live. Discover now