BAB I - Pertemuan Pertama

190 27 1
                                    

**

Sore sedang gerimis. Walaupun tak lebat, tapi cukup mengharuskan tiap langkah membawa payung. Di gang sempit, di dekat bak sampah tergeletak anjing malang warna cokelat. Tubuhnya sudah melemas karena kelaparan. Bahkan berdiri saja tak kuasa.

Tolong aku...

Anjing bukan sembarang anjing. Ada sejarahnya sampai seorang lelaki bernama Kang Taehyun bangun dalam wujud anjing. Inilah yang menyebabkan dirinya tak dapat pertolongan dari keluarga.

"Yunjin, gimana kalau kamu bawa aja anjingnya?" tanya seorang pemuda yang membawa payung cokelat dan ransel abu-abu.

Gadis berkacamata dan rambut panjang menjawab, "Maaf, aku nggak boleh pelihara anjing sama Mamaku."

"Eunho?"

"Anjing di rumahku ada tujuh, udah nggak bisa nampung lagi," jawab pemuda berpayung merah dan rambut keriting.

"Beomgyu, kamu bawa aja? Di kos kamu kan boleh bawa piaraan."

Dalam tatapan lemah Taehyun, pemuda bernama Beomgyu itu jadi satu-satunya harapan. Walaupun matanya tampak ragu, tetapi ia tahu jika Beomgyu tak akan tega meninggalkannya.

"Oke, aku bawa."

Lalu ketika suara itu Taehyun dengar, Beomgyu membawanya dalam gendongan. Dalam hangat rengkuh pemuda itu, Taehyun cukup bisa bernapas lega. Bulu Taehyun yang terkena air kini membasahi baju Beomgyu. Walau begitu, Beomgyu tak peduli.

Kamar kos Beomgyu cukup luas. Ada kamar mandi, sofa, meja belajar serta dapur mini yang tersedia. Cukup menggambarkan kalau Beomgyu adalah mahasiswa yang berkecukupan.

Diperjalanan pulang tadi, Beomgyu sempat membeli makanan anjing tak lupa alat makannya. Kini ia sedang mengeringkan bulu Taehyun dengan handuk kecil setelah memberinya minum. Beomgyu menuangkan makanan basah, lalu meletakkannya di depan Taehyun.

Ih, makanan anjing. Emangnya enak?

Karena tak kunjung dimakan, Beomgyu berbikir bahwa anjing itu mungkin malu dan belum biasa. Ia harus sembunyi.

Hmm, nggak ada pilihan lain. Daripada aku mati kelaparan.

Taehyun perlahan mendekati makanannya. Dengan takut-takut ia menjulurkan lidah dan menyentuhnya. Di luar ekspektasi, makanan itu terasa sangat lezat di lidahnya sekarang.

Beomgyu yang mengintip di balik pintu kamar mandi. Ia menatap binar karena senang anjing itu makan dengan lahap, bahkan habis tak bersisa. Di akhir makannya, si anjing menggonggong senang.

Mau nambah!

Beomgyu menghampiri dan mengelus kepala anjing itu. Senyum terbit dari bibirnya.

"Oh iya, kamu belum punya nama, ya?" ucap Beomgyu lalu berpikir sejenak.

"Ah, karena bulu kamu warna coklat, gimana kalau aku panggil kamu Chiko?"

Aduh mau nambah, bukan minta nama! Tapi Chiko boleh juga.

Anjing itu menggonggong lagi. Beomgyu pikir itu adalah isyarat bahwa si anjing menyukai nama barunya.

"Besok kita periksa kesehatan ya Chiko," kata Beomgyu sambil mengelus kepala Chiko.

***

Esoknya, Beomgyu membawa Chiko ke dokter hewan untuk pemeriksaan kesehatan. Dari gendongan Beomgyu, Taehyun bisa lihat bahwa jarak dokter hewan tidak terlalu jauh dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Mungkin hanya 300 meter dari rumah kediaman Beomgyu.

Mereka menunggu di ruang tunggu, bercampur dengan yang lain. Kebanyakan hewan yang di bawa adalah kucing dan anjing, tapi ada juga yang membawa landak. 

Taehyun terkejut saat sebuah lampu tiba-tiba mengarah kepada dirinya, bagaikan lampu polisi di film-film kriminal. Tangan besar memakai sarung tangan meraih dan membuka mulutnya, Taehyun sedikit terkejut, tapi tak kuasa menolak atau sekedar membela diri. Selain melihat-lihat isi mulut, dokter itu juga memeriksa mata, telinga, dan hampir seluruh bagian tubuh Chiko.

"Semuanya sehat, tapi sebaiknya vaksin untuk kesehatan Chiko dan Anda," ucap dokter.

"Kalau mau vaksin, caranya bagaimana dan biayanya berapa ya dokter?"

"Kalau Kak Beomgyu mau vaksin di klinik ini juga bisa. Vaksin untuk anjing nanti ada 4 tahap dan biayanya di sini lebih detail. Nanti bisa langsung mendaftar di depan," jelas sang dokter sambil memberikan selebaran daftar harga.

Beomgyu melongo sendiri melihat nominalnya. Ia belum pernah memelihara anjing sendiri sebelumnya. Sekali vaksin mungkin cukup untuk biaya makan Beomgyu selama empat sampai lima hari.

"Oh, siap, Dokter. Terima kasih."

Walaupun menurut Beomgyu harga vaksin cukup mahal untuknya, tapi ia akhirnya tetap mendaftarkan Chiko untuk vaksin tahap satu.

Taehyun hanya bisa terkulai lemas di gendongan Beomgyu ketika mereka pulang usai vaksinasi. Rasa efeknya sama seperti saat dirinya menjadi manusia, lunglai dan lesu. Mungkin saja dia bisa demam nanti.

"Chiko, makan, ya."

Beomgyu meletakkan mangkuk berisi makanan anjing di lantai, berharap Chiko segera memakannya. Namun, Chiko hanya makan sedikit saja, lalu tertidur. Beomgyu diam-diam tersenyum melihatnya. Mungkin beberapa hari lagi Chiko bisa aktif dan ceria lagi.

Bersambung...

***

Helo guys, jangan lupa vote txt di mnet plus 👊

Enjoy!

Beomgyu's Dog - TaegyuWhere stories live. Discover now