Section 5 - Sweet Jayden

Zacznij od początku
                                    

"Bagaimana lagunya, Sev? Kau suka?" Suara Jayden terdengar diseberang sana.

"Apa kau sudah gila?" jawabku sudah tidak malu lagi, walaupun pandangan mata semua orang menatapku.

"Payback is a bitch, Sev," ujarnya sambil tertawa lepas.

Emosiku mendidih ketika mendengarnya tertawa. Apa dia benar-benar senang dalam penderitaanku? Aku segera menutup telponku dan Sir Murray menatapku penuh tanya. "Itu anakmu kalau anda ingin tahu," ujarku lantang pada Sir Murray. "Dia yang melakukan hal gila ini pada ponselku," tambahku sambil mengedarkan pandangan kesekitar.

Mata semua orang menatapku dengan kagum. Wow. Siapa orang gila yang mengatakan hal semacam itu pada bosnya sendiri? Aku tahu. Aku tahu. Tetapi tindakan anaknya ini benar-benar sudah diluar batas dan aku tidak bisa menahannya lagi.

Sir Murray berdehem pelan. "Sepertinya dia lagi kurang kerjaan," ujarnya.

Aku menatapnya tidak percaya. Hanya kurang kerjaan? Apakah Jayden benar-benar sudah berubah menjadi anak kesayangan Sir Murray? Aku hanya menggelengkan kepala dan menaruh ponselku kembali kedalam tas. Aku berusaha bersikap profesional disini, melanjutkan presentasiku didepan semua orang.

Tetapi dalam otakku, kata-kata Jay berulang terus menerus.

Payback is a bitch. Dia menginginkan perang denganku? Akan kulakukan dengan senang hati. Aku tersenyum dalam hati, memikirkan rencana-rencana gila dalam pikiranku. Tentu saja untuk membalas Jayden Wilson.

*****


Aku tersenyum lebar dengan hasil karyaku. Ketika aku selesai mandi, aku mendengar suara Jayden dari luar kamarku dan suara Blake yang sedang menonton TV diruang tamu. Aku yakin Jayden sangat terkejut dengan kejutan yang sudah kubuat selama satu jam khusus untuknya. Aku harap semuanya tidak sia-sia.

Aku keluar dari kamarku dengan senyuman lebar terplester pada wajahku, duduk disamping Blake yang sedang menonton film Pretty Little Liars. Aku juga lumayan suka film ini, apalagi dengan aktris Ashley Benson-nya.

"Jadi bagaimana pestamu kemarin?" tanyaku pada Blake ketika film-nya sedang iklan.

"Lumayan seru. Aku melihat teman kakak dipesta itu," ujarnya dengan nada bingung. "Si cowok aneh dengan aksen Inggris," tambahnya.

Pasti maksudnya JaxonB. Sedang apa temanku itu disana? Aku hanya menggeleng pelan. Dia adalah seorang playboy kelas kakap, mungkin mangsanya adalah salah satu teman Blake dan dia ikut kesana.

"HOLY SHIT!!" Aku mendengar suara Jay dari dalam kamarnya dan aku langsung tersenyum lebar. Berhasil! Aku medengar pintu Jay dibuka dan wajahnya tampak jengkel. "Kalian menyimpan alat untuk mengepel dimana?" tanyanya padaku dan Blake.

"Digudang dekat pintu masuk," jawab Blake santai, pandangan matanya tidak melepaskan layar pada TV. "Ada apa?" tanyanya bingung.

"Aku tidak ingat menaruh kaleng bir didepan kamar mandi dan birnya tertumpah diatas lantai kamarku," gerutu Jayden kesal, mengambil alat pel dan cairan pembersih lantai yang berwarna merah pekat.

Aku hanya tertawa dalam hati mendengar kata-katanya. Dasar tolol! Blake menatap carian pembersih lantai yang dibawa Jay dengan bingung. Lalu dia memandangku lama. "Seingatku cairan pembersih lantai kita warnanya kuning kan kak?"

Aku hanya tersenyum lebar padanya. "Kau akan tahu sebentar lagi, adik kecil."

"Apa maksudmu?" tanyanya bingung.

"Payback is a bitch. And that bitch is bitching with me, so I'm going to bitch him back," jawabku dengan senyuman lebar. Wow. Aku makin mahir dengan semua sumpah serapah ini.

Wanting My BrotherOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz