Renjun menoleh ke Jun, "Ya, Ge?"

Ge? Apa si manisnya ini kenal dekat dengan lelaki asing itu? Batin Jaehyun bertanya.

"Apa kamu punya waktu luang, besok? Bagaimana jika kita lunch bersama," tanya Jun.

"Tidak bisa." Bukan Renjun yang menjawab melainkan Jaehyun. Membuat Jun dan Renjun menatapnya bingung.

"Maaf saya bertanya pada Renjun, bukan pada Anda," ucap Jun kesal.

"Saya mewakilinya untuk menjawab," balas Jaehyun.

"Yang saya tau, Renjun tidak bisu. Jadi, tidak perlu Anda wakili untuk menjawab," ucap Jun lagi dengan nada kesal.

"Saya tidak bilang kalau Renjun bisu. Saya hanya mengatakan sesuai fakta kalau Renjun tidak bisa lunch denganmu. Itu saja," balas Jaehyun dengan lugas.

"Fakta? Tau dari mana Anda kalau Renjun tidak bisa? Renjunnya saja belum bicara dia bisa atau tidak," protes Jun.

"Sudah saya katakan kalau Renjun tidak bisa, karena besok waktunya dia berkencan dengan saya," ucap Jaehyun.

"Hah?" teriak Renjun kaget.

*Red String*

Sesuai yang dibilang semalam, Jaehyun mendatangi kantor Renjun yang membuat ketiga teman Renjun bertanya-tanya. Ada tujuan apa Tuan Jung ke kantor mereka? Yang ketiganya tahu, mereka tidak mengadakan meeting dengan Tuan Jung.

Lain halnya dengan Renjun, dia sudah tahu tujuan Tuan Jung datang ke kantor ini. Tetapi dia kira Tuan Jung hanya membual tentang omongannya semalam. Duh, sial!

Omong-omong mereka berlima, Jaehyun, Renjun, Jeno, Jaemin dan Haechan sedang berada di kafeteria kantor. Jaehyun menjemput Renjun ke sini setelah bertanya kepada salah satu karyawan mengenai keberadaan si manisnya.

"Maaf Tuan Jung, ada keperluan apa Anda datang ke sini?" tanya Jeno dengan sesopan mungkin. Membuat kedua temannya merasa terwakilkan oleh pertanyaannya. Sedangkan Renjun mencoba mengalihkan perhatiannya dengan menatap sekeliling kafeteria, karena dirinya terlalu gugup mendapat tatapan intens itu lagi dari orang di depannya.

"Saya ada perlu dengan Renjun," ucap Jaehyun tanpa mengalihkan tatapan dari si manis. Membuat Sang pemilik nama sontak melihat ke arahnya.

Jeno, Jaemin dan Haechan memandang Tuan Jung dan Renjun bergantian. Sebenarnya ada urusan apa temannya itu dengan Tuan Jung, sampai lelaki yang lebih dewasa dari ke empatnya harus ke kantor mereka seperti ini?

Seolah mengerti dengan kebingungan ketiga orang lainnya, Jaehyun berucap, "Saya akan berkencan dengan Renjun."

"Hah?!" teriak ketiganya.

Renjun memejamkan matanya sejenak saat mendengar teriakan kaget dari ketiga temannya. Duh, Tuhan tolong tenggelamkan Renjun saat ini juga. Dirinya tidak menyangka kalau Tuan Jung akan segamblang itu berbicara kalau mereka berdua akan berkencan.

Jeno menormalkan kembali sikapnya. "Maaf Tuan Jung, karena sudah berteriak seperti tadi. Kami hanya terlalu kaget mendengarnya," ucap Jeno dan diangguki oleh Jaemin dan Haechan.

"It's okay. Reaksi kalian sama seperti dia saat saya bilang ingin berkencan dengannya," ucap Jaehyun sambil menunjuk Renjun dengan dagunya.

Mereka bertiga menoleh ke arah Renjun, membuat Renjun spontan melihat ke arah lain. Sial! Rasanya Renjun benar-benar ingin tenggelam saja. Dirinya tidak tahu harus berbuat apa. Teman-temannya pasti akan memberinya pertanyaan mengenai hal ini.

"Ren," panggil Jaemin.

"Ya?" balas Renjun. Mungkin berpura-pura bodoh adalah pilihan yang tepat? Tetapi ketiga temannya sudah menatapnya dengan penuh selidik, ditambah tatapan intens dari Tuan Jung. Duh, ingin kabur saja dia rasanya dari sini.

Menghelakan napasnya sejenak, Renjun bangkit dari duduknya dan menarik tangan Tuan Jung. Jaehyun terpaksa bangun dari kursinya karena tarikan tangan si manis.

"Seperti yang kalian dengar dari Tuan Jung. Kami akan berkencan siang ini," ucap Renjun kepada tiga temannya. Lalu dirinya menarik Jaehyun menjauh dari sana. Tujuannya saat ini adalah taman kantor.

Jeno, Jaemin dan Haechan melongo menatap punggung Renjun dan Tuan Jung yang menjauh dari mereka.

*Red String*

Bugh!

Pukulan telak mendarat di perut Jaehyun. Tidak terlalu kencang memang, tapi tetap saja membuat dia meringis kesakitan. Pelakunya tidak lain tidak bukan adalah si manis yang sudah menjadi kesayangannya.

Mereka berdua sudah berada di taman kantor. Renjun menatap Jaehyun dengan sengit. Rasanya dia belum puas memukul lelaki di depannya ini.

Sungguh, Renjun tidak mengerti dengan jalan pikiran Tuan Jung. Semalam tiba-tiba saja lelaki itu bilang bahwa dia akan berkencan dengannya. Hey, mereka bahkan tidak sedekat itu! Jangankan dekat, berkirim pesan untuk sekadar menanyakan kabar saja tidak pernah.

"Apa maksud Anda melakukan semua ini?" tanya Renjun. Dirinya mencoba mengontrol emosinya.

"Aku hanya ingin dekat denganmu," balas Jaehyun.

"Lalu setelah itu Anda akan mempermainkan saya?" tanya Renjun lagi.

Jaehyun menaikkan alisnya satu, dia tidak suka mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut si manisnya. "Maksudmu mempermainkan itu apa?"

"Saya tidak mentup mata dan telinga saya saat berita-berita di luar sana membicarakan tentang keberengsekan Anda."

"Saya berengsek?"

"Ya, Anda selalu mempermainkan kenalan Anda dengan seenaknya. Apa itu juga berlaku untuk saya? Karena demi Tuhan, saya bukan mainan Anda, Tuan Jung!"

Okay, kemarahan sudah berada di puncak kepala Renjun. Dirinya sudah tidak bisa mengontrol emosinya lagi. Tuan Jung selalu membuatnya dilanda kebingungan yang tidak berarti. Kalau dirinya hanya dijadikan sebagai mainan lelaki itu, sebaiknya dia membatasi dirinya dan Tuan Jung dari sekarang.

Jaehyun mendekat, mencoba mengikis jarak di antara dia dan Renjun. Tangannya menahan pinggang lelaki manis itu agar tidak menghindar darinya. Lalu matanya menatap dalam ke mata Renjun.

Pandangan mereka bertemu.

"Bukankah lebih baik mengenal seseorang dari orang itu sendiri? Bukan dari mulut-mulut di luaran sana?" tanya Jaehyun tepat di telinga Renjun.

Renjun mencoba berontak, tetapi nihil. Tenaganya kalah jauh dengan Tuan Jung.

"Jawab saya, Renjun!"

"Bukankah berita-berita itu memang benar?

"Saya memang berengsek, tetapi saya tidak akan mempermainkan seseorang yang sudah saya puja-puja sejak pertama kali melihatnya," ucap Jaehyun final.

Jaehyun mendekatkan bibirnya ke bibir lelaki manis yang berada di pelukkannya, lalu mengecup bibir semerah ceri itu dengan lembut. Sedangkan Sang pemilik bibir terpaku mendapat perlakuan seperti itu dari Tuan Jung.

Tbc

Annyeong ^^

Gimana sama chap ini? Sikap songongnya Jaehyun kerasa gak? Wkwk. Jaehyun itu gak suka kalo miliknya di sentuh2 sama orang lain, jadinya dia songong ke Jun Wkwk.

Udah lah segitu aja cuap2nya. Semoga kalian suka ya ^^

Jangan lupa buat ninggalin jejak kalian setelah baca ff ini.

Wuffu all ♡♡

Red StringDonde viven las historias. Descúbrelo ahora