13. Penasaran

Mulai dari awal
                                    

Pikiran Anji jadi traveling. “Anu? Anu apa dulu, nih?” tanyanya sambil menaik-naikkan kedua alis.

“Satu kata, tapi berjuta-juta makna. Ya, anu,” timpal Leo sambil memakan kuaci.

“Pikiran lo semua kotor banget, anjir. Anu maksud gue tuh, pinter fisika.” Koreksi Sandi kepada teman-temannya yang tentu saja tidak langsung percaya.

“Yaudah kalau nggak percaya.”

“Gara-gara lo teriak anu, jadi banyak cewek yang lirik-lirik ke arah sini, buset.” Ucup menaikkan satu kakinya ke atas kursi.

“Kalau bisa gue mau request juga, deh. Gue mau cewek yang kreatif gitu. Yang cakep tapi.”

“Semoga cepat ketemu,” kata Leo.

“Aamiin,” Anji mengamini doa Leo.

“Dasar anak dugong saraf!”

Anji menoleh, dan melihat Selline yang tengah mengomel-ngomel di dekat salah satu pedagang kantin. Entah apa penyebabnya, tapi tampak sekali kalau cewek tersebut lagi marah.

“Gue mau samperin si toa dulu, sekalian mau bayar semua pesanan.”

Toa, itu sebutan Anji untuk Selline, si Youtubers yang udah memilik jutaan pengikut di channel-nya.

“Lah, demen si Anji sama Selline?” tanya Ucup.

“Mana mungkin,” jawab Liam. “Lo tau sendiri, kan, meraka tuh kalau ketemu pasti beran—”

Belum sempat Liam menyelesaikan perkataannya, teriakan Selline terdengar sangat menggelegar. Membuat Sean yang sedari tadi fokus ke ponselnya jadi mengangkat wajah.

“HEH, GUE TUH LAGI NGE-VLOG! MINGGIR LO KADAL SULTAN!”

“Gue cuman mau ikutan nge-vlog anjir, bukan mau rusakin kamera lo.”

“YA TERUS GUE PERDULI GITU? YA, ENGGAKLAH!”

Ucup tergelak keras. “Si Anji emang.” Tapi, setelah itu ia baru tersadar akan sesuatu. “Anji suka yang kreatif, kan?” kedua matanya tampak berbinar-binar. “Anjir, ini sih namanya dikabulkan langsung sama authornya!”

“Anji kenapa?” tanya Sean setelah meletakkan ponselnya ke atas meja.

“Biasa, cari ribut mulu sama si Selline,” jawab Leo dengan santai.

“Eh, Tas, diam-diam aja lo dari lagi tadi. Sariawan?”

Atlantas melirik ke arah Sandi. “Bukan urusan lo.”

“Dih, kampret!” Sandi melemparkan sedotannya ke depan Atlantas. Cowok tersebut tidak mempedulikannya.

“Eh, Rendi mana? Tumben nggak gabung.”

“Ada urusan katanya.”

“Oh, oke.”

“Yang jadi perwakilan lomba futsal besok siapa, btw?” tanya sandi kepada Liam, Leo, Sean, dan Ucup.

ATLANTAS || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang