"Ya??"

"Kamu kenal dia?" dia menunjuk orang yang ada dibelakangku. Aku memutar badanku agar aku tau siapa yang ada dibelakangku. Dan ternyata sosok pria itu ialah NATHAN!!

Aku menatap wajah nya yang penuh dengan kemarahan. Dia menarik salah satu tangan ku tapi tangannya di tepis oleh Andreas. Mereka malah bermain dengan tanganku. Ke kanan ke kiri. Ke kiri ke kanan.

Sakit!!

"STOP!!" aku berteriak dan mereka melepaskan tangan ku.

"Bukan untuk menyakitkan kamu lin tapi aku gak mau kamu disentuh oleh bajingan ini." Andreas memegang tangan ku. Ia gak mau Nathan memegangku.

"OLIN!! Kamu harus ikut denganku akan ku antar kamu kerumahmu." Nathan ikut-ikutan memegang tanganku. Dia malah jijik melihat Andreas memegang tanganku.

"GAKKK MAUUU!! AKU GAK MAU KAMU YANG ANTAR AKUUU..GAKKK." aku mengacak-acak rambutku seolah-olah aku frustasi dengan kehidupanku selama ini.

"Udah kau gak usah antar Olin biar aku yang antar dia." Andreas menarikku ke dalam mobil sport putihnya.

Nathan gak terima dengan jawabannya Andreas. Dia menarik tanganku dengan kasar. Aku melepaskan tangannya namun itu gak berhasil. Sampai-sampai..

Bugh!!

Andreas melayangkan tinjuannya kearah pipi Nathan. Pukulan pertama gak mempan, dia masih saja memegang tanganku. Lalu, Andreas melayangkan pukulan kedua sampai akhirnya dia melepaskan tanganku dan terlempar jauh. Andreas gak suka melihat Nathan memperlakukanku dengan kasar.

"Dengar ya..!! Mulai hari ini kau jangan coba-coba menyentuh Olin karna mulai hari ini juga Olin menjadi pacarku. Sempat aku melihat kau menyentuh tangan Olin jangan pernah berharap kau akan hidup." kata-katanya terlontar begitu aja. Aku kaget mendengar perkataannya 'mulai hari ini Olin akan menjadi pacarku' apa dia sungguh-sungguh menjadi pacarku?? Ahh...gak mungkin cowok setampan dan sepintar dia mau menjadi pacarku. Mustahill..

*****

Aku masih bingung apa yang dibilang.

Apa dia mau?? Padahal aku sudah kotor.

"Lin.." dia memegang tanganku. Sempat aku menolak tangannya memegang tanganku tapi dia malah memberi isyarat agar dia membolehkan memegang tanganku. Dan aku membiarkan tangannya memegang tanganku.

"Hmm.."jawabku.

"Lupakan kejadian itu..." dengan enteng dia mengeluarkan kata-kata itu.

"Lupakan? Maksudmu? Aku gak ngerti apa yang kamu bilang." aku gak mengerti apa yang dia ucapkan.

"Lupakan tentang bajingan itu. Dan bukalah hati mu untuk ku."

"Aku masih gak ngerti apa yang kamu ucapkan." aku memasang wajah bloon ku. Dia malah tertawa saat dia memandang wajah bloonku.

"Ck! Kamu masih belum mengerti? Apa kepintaraan mu sudah hilang sehingga kamu jadi bodoh?" dia mengejek ku dan ku beri dia hadiah kecil, ku cubit pinggangnya. Dia tertawa melihat tingkah laku ku seperti anak-anak.

"Apasih yang kamu bicarakan aku masih tetap tidak mengerti."

Dia menepikan jalannya. Dan aku merasa ada yang tidak beres dengannya. Aku mulai berhati-hati dengan nya.

"Begini, aku mau kamu membuka hatimu selebar-lebarnya untuk aku." dia membikin aku makin bingung.

"Hah?? Maksu..." dia menghentikan ucapanku dan bibirnya mencium bibirku saat aku menjauhi tubuhnya dari tubuhku, tangannya langsung memegang tengkuk ku agar ciuman ini lama. Aku sudah pasrah dengan keadaan yang seperti ini. Aku mengkalungkan tanganku ke lehernya. Begitu lama ciuman kami sampai-sampai kami kehabisan oksigen. Dia melepaskan ciuman kami. Dia melirik wajah ku mulai berubah merah merona.

"Apa kamu masih belum mengerti?" tanya nya.

Aku hanya bisa menjawab dengan menggeleng-gelengkan kepalaku. Dia mencubit pipiku dengan gemas.

"Oh okayy..i like you. Apa kamu belum mengerti juga?" Andreas memberikan tatapan bahwa dia benar-benar suka padaku. Tapi aku sudah kotor apa dia mau menerimaku?

"Ka...mu su...ka pa...da ku?? Apa kau tau kalau yang tadi itu my second kiss. Kau tidak jijik dengan diri ku yang sudah kotor?"

"Second? SERIUS? Jadi siapa yg jadi First nya? Yang bajingan tadi? Akan ku hancurkan karir nya. Meskipun begitu dimata ku kamu sangat bersih tak ada noda sama sekali. Aku suka padamu sejak bangku SMA." dia menjelaskan sedetail mungkin.

"Trus? Kenapa waktu SMA kamu gak nyatain sukamu padaku?" aku bertanya padanya.

"Aku tau disaat itu aku belum seutuhnya pantas. Papaku menasehatiku agar tidak mencintai seseorang saat kamu belum menghasilkan uang." dia menjelaskan supaya aku dapat mengerti apa yang dia katakan.
▪▪▪▪▪▪

Heyy..hehehhe
Ceritanya pendeknya??
Maaf ya..
Semoga suka COC
Jangan lupa vote sama komen nya..

Laffyouu~~

Ceo or CeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang