COC part 3

9.4K 244 5
                                    

Review...

CUPPSS...

Bibirnya menyentuh bibirku! Shit!! Aku tersedak kaget saat dia menciumku. Aku gak bisa membaca pikirannya. Kenapa dia menciumku?! Apa dia balas dendam pada ku? Aku mendorong bahunya menjauh seketika itu dia melepaskan ciuman kami. Sial!! Wajah ku merah merona dihadapannya. Dia membuatku speachless dengan kejadian itu.

Aku masih terdiam dengan kejadian itu. Aku gak menyangka jika dia melakukan seperti itu padaku. Aku masih belum terima dengan semuanya. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri agar tidak ada seorang pun dapat menciumku sebelum nikah meskipun dia orang yang dijodohkan padaku. Tidak segan-segan akan aku tampar dia, namun janji yang telah aku buat sudah aku ingkarin dan ini semuanya karna NATHAANNN!!!

Plak..!!

Dan aku gak mau mengingkari janjiku untuk melayangkan tangan ku ke wajah tampannya. Dia tersedak kaget saat aku menampar pipinya. Mataku tergenang dengan cairan bening, aku bangkit berdiri dari sofa dan keluar dari ruangan nya sambil menangis.

Braak!!

Aku menutup pintu ruangan nya cukup keras. Aku terus berlari secepat mungkin agar dia gak mengejarku. Begitu keluar dari lift, begitu banyak pasang mata yang menyorotkan ku.

Aku mengiharaukan mereka. Aku gak peduli apa yang mereka dibicarakan. Pokok nya perjodohan ini harus di batalkan secepatnya.

▪▪▪▪▪

Aku mencari taksi namun gak ada yang lewat sampai akhirnya seorang pria datang untuk menawarkan tumpangannya kepadaku.

Dan ternyata cowok itu ialah Andreas Pieter. Teman SMA ku dan cowok yang pernah aku suka saat masa-masa itu, namun rasa itu sudah hilang sejak dia melanjutkan pendidikannya ke paman sam. Dia begitu pintar dan dia berhasil mengalahkan aku. Sanking pintar nya ia mempunyai julukan yaitu Albert Einsten. Entah kenapa rasa suka ku pada nya muncul sejak dia menghampiriku. ~Ceritanya ini nostalgia~.

Aku bingung kenapa dia ada di Indonesia? Bukannya dia ada di paman sam? Begitu banyak pertanyaan yang ada didalam kepalaku.

Aku tersedak kaget melihat ia melambaikan tangannya ke arah wajah ku.

"Kamu Caroline Indri kan? Long time no see" dia mencoba untuk bertanya. Iyalah kita gak berjumpa kamu di paman sam sedangkan aku dimana?? Yahh pastilah di Indonesia Negeri Tercinta.

"Hah??" aku belum yakin bahwa itu suara nya.

"Kamu kenapa?" dia menatap wajahku yang sudah basah dan menghapuskan air mataku yang ada dipipiku.

"Aku gak apa-apa, Dre." aku mencoba untuk menghapus air mataku namun itu gak bisa berhenti air mataku terus mengalir.

"Gak apa-apa gimana?! Kamu nangis? Wajahmu basah." dia tampak nya khawatir dengan keadaan ku.

Aku langsung memeluk nya dan melampiaskan kemarahaan kekesalan kebencian kesedihan pokok nya semuanya itu campur aduk gak bisa dideskripsikan. Dia hanya bisa mengelus rambutku dan punggungku secara bergantian. Dia mengerti apa yang aku rasakan bahkan dia rela kemejanya penuh dengan air mataku dengan ingusku.

"Udah lin, gak usah nangis lagi, kemeja ku udah penuh sama ingus kamu lin." dia mencoba bercanda untuk menghiburku.

Aku melepaskan pelukannya. Dan memukul bahu nya. Enak-enak saja dibilang seperti itu saat aku sedang sedih.

Dia menghapus air mata ku dengan ibu jarinya yang penuh kasih sayang meskipun dia bukan siapa-siapa ku selain teman.

"Lin.." dia melihat sosok pria berdiri dibelakangku.

Ceo or CeoWhere stories live. Discover now