𝘓𝘪𝘦 ─ 𝑺𝒊𝒓𝒊𝒖𝒔 𝘹 𝒚𝒐𝒖

1.5K 156 10
                                    

[ 3rd side ; marauders era ]

Laki-laki berambut ikal panjang itu terlihat begitu emosi keluar dari Great hall. Ia berjalan menuju kamar asramanya. Mengepalkan tangannya untuk menahan emosinya yang menjadi. Laki-laki itu, Sirius Black.

Sesaat ia sampai di asramanya ia masuk kamar dengan membanting pintu kamar miliknya, menumpahkan rasa kesal dan emosinya kepada barang disekitarnya. Cermin pun tak luput dari kekesalan pria berambut ikal itu.

────────flashback───────

"Kita semua telah kehilangan salah satu anggota keluarga kita dari asrama Ravenclaw, salah satu sahabat dan teman yang baik. Seorang gadis pintar, hangat, dan keibuan. Jessica Diggory kini telah pergi meninggalkan kita semua. Saya harap kita semua dapat menerima kepergiannya" ucap Professor Dumbledore dengan nada yang sedih setelah perjamuan makan selesai

Semua siswa Hogwarts tau siapa itu Jessica Diggory, seorang gadis Ravenclaw yang hangat, pintar, dan keibuan. Banyak orang yang menyukainya namun Jessica lebih memilih Sirius. Kini mendengar kabar itu banyak siswa yang terkejut sekaligus sedih.

Pria berambut ikal panjang itu terkejut tidak percaya apa yang di sampaikan kepala sekolahnya itu.

"Remus, apa kau mengetahui sesuatu tentang ini?" Tanya pria berambut ikal itu kepada teman yang berada di hadapannya, Remus adalah sepupu jauh dari Jessica mereka berdua sangat dekat.

Pria yang dipanggil Remus itu menganggukkan kepalanya pelan. Sirius menatapnya tak percaya, ia segera bangkit lalu keluar dari aula

────────Flashback end────────

Kini pria itu terlihat berantakan, kantung matanya menghitam, dan lebih terlihat kurus. Nilai pelajarannya pun ikut menurun drastis.

Remus, James, dan Peter sudah berusaha membuatnya keluar dari zona kesedihannya. Remus sebenarnya masih belum menyampaikan pesan yang dititipkan oleh Jessica.

Menurut James dan Peter saat ini menyampaikan pesan dari mantan gadis Sirius sangatlah tepat. Jadi mereka memutuskan untuk memberitahukan hal ini pada Sirius.

"Sirius, temui aku di common room ketika semua orang tertidur." Ucap James yang kini berada di ambang pintu kamar Sirius tatapannya seolah ini sangatlah genring, Sirius hanya memutar bola matanya malas.

"Ini ada sangkut pautnya dengan mantan gadismu" Lanjut James sembari berjalan menjauhi pintu kamar Sirius.

Sirius mendengar mantan gadisnya langsung memasang tampang bingung, gadis itu tiba-tiba pergi setelah memutuskannya sepihak. Tak usah bertanya tentang perasaan Sirius pada Jessica, ia tentu sangat mencintainya.

Berkhayal mereka akan menikah dan memiliki dua anak yang menggemaskan ditambah menghabiskan masa tua mereka bersama-sama.

Beruntung malam lebih cepat datang, Sirius jadi tidak usah repot-repot menghabiskan waktu kesana kemari. Sirius kali ini bukanlah Sirius yang biasa teman-temannya menyadari hal itu.

Sirius menunggu James di common room yang sudah mulai sepi, tak lama yang di tunggu datang bersama Remus. Hubungan Sirius dengan Remus menjadi sedikit renggang karena kejadian Jessica.

"Sirius, Remus akan memberitahukan semuanya" ucap James sembari duduk diikuti oleh Remus. Sirius langsung menatap Remus dengan tatapan 'cepat jelaskan padaku'

"Jessica, terkena kutukan saat berumur 3 tahun. Ia hanya bisa bertahan hidup hingga berumur 15 tahun, tanda kutukannya mendekat dengan adanya sayatan-sayatan di seluruh tubuhnya" Remus menjelaskannya dengan nada bergetar, Sirius terlihat begitu emosi mendengar hal tersebut namun ia berusaha untuk tetap tenang.

"Jessica tidak mau kau khawatir, Sirius. Jadi, dia menyembunyikan semuanya. Ingat mengapa tangannya selalu menggunakan perban sebelum dia menggilang? Itu caranya ia menutupinya" Lanjut Remus

Pikiran anak pertama keluarga Black itu menggali ingatannya, saat terakhir bertemu dengan Jessica. Gadis itu menggunakan perban di kaki dan tangannya, gadis itu hanya berkata bahwa itu adalah luka kecil.

"Mungkin ini yang terakhir darinya" Remus memberikan amplop surat berwarna coklat kepada Sirius dan langsung pergi setelahnya. James menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu agar dapat lebih tegar lalu pergi mengikuti Remus.

Sirius menatap nanar surat itu, terlihat nama gadis itu di amplop. Nama gadis yang selalu ia rindukan.

Sirius membuka surat itu perlahan menahan tangisnya saat tercium aroma yang ia rindukan dalam kertas itu, vanila dan bunga mawar.

Dear my lovely dog Sirius,

Haiii! Apa kabar? Aku harap kamu baik-baik saja, semoga saat mendapatkan ini kamu tidak terlihat berantakan atau memiliki kantung mata yang hitam seperti panda.

Sayangnya Sirius berada di dua kondisi itu berantakan dan memiliki kantung mata ditambah kini ia menahan tangisnya. Ia merindukan mataharinya.

Mungkin saat kamu menerima surat ini aku sudah tidak ada lagi di bumi, aku akan bersama para malaikat. Kamu pernah bilang aku seperti malaikat, aku mungkin akan menjadi salah satunya hehe..

Dada Sirius mulai sesak membaca kata perkata surat itu,

Maafkan aku memutuskanmu tiba-tiba dan berbohong dengan alasan aku sudah tidak mencintaimu lagi. Maafkan aku yang terus berbohong, maaf aku menyakitimu, aku hanya ingin kamu membenciku agar nanti saat aku tiada kamu tidak begitu kehilangan.

Mata Sirius perlahan menciptakan bulir bening yang turun ke pipinya,

Tapi aku masih mencintaimu bukanlah sebuah kebohongan. Aku masih sering berangan bahwa kita bisa memiliki anak jiplakan mukaku dan mukamu lalu menua bersama, tapi sepertinya nanti kamu akan menjadi ayah yang nakal karena sering menjahili anakmu.

Jangan menangis membacanya, nanti aku juga sedih tau. Oh iyaa.. Maafkan aku tidak memberitahukan tentang kutukan yang aku miliki. Jangan musuhi Remus ya! Itu aku yang minta.

Sirius sampai jumpa di kehidupan selanjutnya! Ingat temui aku oke? Haha.. aku akan menunggumu. Aku juga akan selalu bersamamu. Jangan lupa mencari gadis baru yang lebih cantik!

"Haha.. bodoh bagaimana bisa aku mencarinya" Sirius terkekeh sembari menangis membaca kalimat terakhir di baris itu.

Kalau kamu merindukanku datang saja ke rumah, papa dan mama menunggumu. Hmm.. mungkin sekian saja surat dariku ya? Lenganku begitu sakit. Oh! Terimakasih semuanya aku sangat bahagia bersamamu, Aku mencintaimu.

Your beautiful gurl,
Jessica❤️

────────L I E────────

Oh! ShootWhere stories live. Discover now