Chapter 2

252 11 1
                                    

Mataku sayup-sayup terbuka perlahan. Karena tak kuat mendengar ocehan ibu ditambah cubitannya yang sangat pedas. Aku segera duduk dan butuh waktu beberapa menit untuk mengumpulkan nyawa. Setalah sadar ternyata aku sekarang bukan sedang di kamarku.

"Keyza! Kamu lagi-lagi menginap di rumah Reyhan di hari sekolah tanpa izin pula, kan sudah ibu bilang kalau ingin menginap di rumah Reyhan hari sabtu atau minggu. Kalau nanti terlambat sekolah bagaimana?" Huh ibu tak berhenti-berhentinya mengomeliku.

"Ayo cepat berdiri Key kita harus pulang" Kulihat ke sekitarku. Ternyata aku tadi tertidur pulas di sebuah karpet empuk dengan kak Rey dan Ganon, adiknya kak Rey. Ganon masih berumur 5 tahunan yang masih unyu dan sangat mirip sekali dengan kakaknya yang mempunyai wajah tampan. Aku saja kadang suka meremas pipinya itu yang seperti bakpao. Tetapi walaupun ia masih kecil ia terlihat seperi dewasa. Dari bahasa yang ia gunakan untuk berbicara dan jika aku curhat kepadanya, ya aku memang sering curhat kepadanya tentang apapun lalu ia akan mengerti dan bisa memberi saran. Hebat kan?

Oh ya aku baru ingat kalau tadi malam aku iseng bermain ke kamarnya kak Rey lewat balkon teras lantai 2 dan memasukinya lewat jendela. Kami sudah terbiasa seperti ini, saling mengunjungi satu sama lain lewat balkon atas. Dan tahukah kalian mengapa aku hanya memanggil kak Rey saja? Padahal namanya pun Reyhan. Ya itu hanya mempersingkat saja jadi kalau aku memanggilnya hanya 'karey'. Balik lagi ke tadi malam, kami bercerita-cerita tentang apapun lalu ia cerita tentang sekolah barunya di SMA Pusaka. Bagaimana tentang  teman-temannya. Lalu Ganon datang dan kami akhirnya menonton film dvd hingga ketiduran. Dan sekarang ku lihat mereka berdua masih asik dengan mimpinya di atas karpet empuk.

"Ayolah Key jangan bengong"

"Iya bu"

Baru saja aku berdiri dengan bantuan tangan ibuku dan kami ingin pulang ke rumah lewat balkon dan keluar lewat jendela panjang. Tiba-tiba pintu kamar kak Rey terbuka lebar dan berdiri seorang perempuan. Ya itu pasti tante Lawry. Mamanya kak Rey.

"Keyza sudah bangun baru saja tante ingin bangunin"

"Maaf ya Lawry, Keyza menginap mulu jadi ngerepotin" kata ibu tak enak hati.

"Aduh kamu kaya sama siapa aja sih Grace, gapapa kok" kata bu Lawry dengan menampilkan senyumannya. Lalu bu Lawry mendekat ke arah kak Rey dan Ganon. Pasti ingin membangunkan mereka.

"Reyhan, Ganon ayo bangun udah pagi" mata mereka perlahan-lahan terbuka. Sebelum mereka sadar aku dan ibuku pamit pulang.

" Lawry, aku dan Keyza pamit pulang yah"

"Hati-hati Grace" sekali lagi bu Lawry menampilkan senyumannya itu yang membuatnya makin awet muda.

**********

"Kamu ngapain sih menginap gak bilang-bilang ibu? Lagian kan bisa besok-besok menginapnya. Ibu harus bilang berapa kali sih Key."

"Iya bu maaf, kan Keyza cuma lagi cerita-cerita sama kak Rey tentang sekolah barunya ya terus Keyza juga gak sengaja menginapnya tiba-tiba saja ketiduran."

"Ya udah sekarang mandi gih, ibu siapkan sarapan"

**********

Aku menunggu Kak rey dan Ganon didepan rumahku. Kita akan berangkat bareng ke sekolah. Ya letak sekolah kami searah tapi ketika di pertigaan, kami berbeda arah. Ku lihat mereka sudah keluar rumah dan segera menghampiriku.

"Yuk Key" ucap Kak Rey. Kami bertiga sedang berjalan. Posisinya aku di tengah. Lama kami berdiam dan akhirnya aku membuka percakapan.

"Kak rey, gimana rasanya nanti sekolah di sekolah baru?"

"Aku juga belum tau rasanya gimana kan ini hari pertamaku masuk yang pasti ini pasti jadi pengalaman baruku." Seperti biasa kebiasaan kak Rey ketika berjalan atau berdiri pasti tangannya dimasukkan ke saku celana.

"Aku juga nanti akan ke sekolah baru udah gak sabar"kata Ganon nyengir.

"Masih lama Ganon, sekarang aja kamu baru naik ke tk B." Ucapku sambil mengacak-acak rambutnya dan dia pun marah lalu membalasnya dengan memukulku, aku pun tertawa.

Sampai di pertigaan, aku tetap berjalan lurus dan Ganon mulai ke arah kiri aku pun dadah kepadanya dan mulai berjalan lagi. Aku merasa ada yang aneh. Loh kok kak Rey belok ke kanan?

"Kak kayanya salah jalan deh kan seharusnya..."

"Biasakan dirimu dong Key. Kita kan sudah beda sekolah"

"Oh iya maaf aku lupa..." kataku dengan muka datar.

"Yasudah hati-hati ya ke sekolahnya"ia dadah kepadaku lalu ia berbalik badan dan terlihat punggungnya menjauh dariku.

"Dah" tanganku masih berdadah ke arahnya walaupun ia tak akan melihatnya. Aku diam dan wajahku cemberut. Aku sedih entah mengapa. Akhirnya aku melanjutkan perjalananku ke sekolah.

**********

Aku sedang bengong di tempat dudukku. Entahlah memikirkan apa. Tiba-tiba aku dikagetkan oleh seseorang.

"Heh lo bengong aja dari tadi Key mikirin apaan sih?"

Posisi ku yang tadi tangan di dagu sekarang berubah menjadi duduk agak tegak dan kedua tanganku di atas paha.

"Gapapa kok Shey" mataku menghindari kontak matanya.

"Dibalik gapapa pasti ada apa-apa, udah sih jujur aja sama gue. Pasti lo mikirin Kak Reyhan ya?"

"Iya tadi malam tuh.."kataku setengah-setengah membuat Sheylin penasaran.

"Kenapa? Kenapa?" Ia duduk didepan ku dengan posisi badannya membalik ke arahku. Wajahnya mendekat ke arahku tanda penasaran dengan ceritaku.

"Tadi malam gue tuh mimpi kalau Kak Rey ngasih kejutan dan nyatain perasaannya ke gue dan itu di pantai."

"Aduh lo tuh mimpiin Kak Reyhan mulu. Gue tau lo suka tapi jangan banyak berharap juga."

Wajahku sedikit cemberut mendengar perkataan Sheylin. Ya Sheylin sahabatku dari SMP kelas 1 dan sekarang kami sudah kelas 3.

Tiba-tiba orang-orang yang ada di kelasku pada mendekat ke arah jendela sambil berteriak-teriak. Kelas kami di lantai 2 lalu bersebelahan dengan lapangan maka jelas bisa melihat pertandingan apapun yang ada di lapangan.

Sheylin juga ikutan mendekat ke arah jendela. Jendelanya lumayan lebar maka kami semua bisa melihat.

"Key Key, sini deh itu ada Kak Rey lagi tanding baseball."

Langsung aku beranjak dari tempat dudukku dan berlari ke arah jendela itu. Wajahku kutempelkan ke kaca jendelanya lalu kedua tanganku memegang kaca jendela.

Kulihat Kak Rey sedang memakai sarung tangan besar untuk menangkap bola baseball. Lalu memakai topi dan memegang tongkat. Tiba saatnya bola datang kepadanya dan ia.. bisa memukul bolanya hingga jauh.

Aku berteriak senang. Semua yang ada dikelas juga berteriak. Ya! dia, memang sangat jago. Dari SMP ia suka sangat olahraga baseball. Kami memang dulu 1 sekolah di SMP Pusaka. Untungnya ketika Kak Rey memilih akan di SMA mana dan ia memilih untuk di SMA Pusaka. Aku lumayan senang karena masih lumayan dekat dengan SMP Pusaka. Jadi hanya dibatasi dengan lapangan lumayan besar.

Aku masih memandanginya lewat kaca jendela.

Ia sangat tampan.

Badannya yang gagah membuatku terkagum-kagum.

Senyumannya membuat hatiku melayang.

Apapun yang ada di dia aku suka.

Dia segalanya bagiku.

Andai saja mimpi itu beneran terjadi...

Entahlah mungkin tak akan terjadi.

Don't be regretWhere stories live. Discover now