Chapter 1

289 22 7
                                    

Di malam yang gelap dan dingin, aku ada di pantai sendirian. Hening. Hanya suara ombak yang terdengar dan diterangi bintang dan bulan yang bercahaya. Kadang air ombak membasahi kakiku yang tidak memakai alas kaki. Mengapa aku ada disini? Sendirian pula? Kepalaku tengok kanan dan kiri melihat sekelilingku. Seram juga ya berada di pantai malam-malam sendirian. Aku bingung ingin kemana. Sekarang aku sedang di tepi pantai dan kulihat di ujung sana ada cahaya-cahaya seperti lampu-lampu kecil yang tidak sedikit. Apakah disana ada orang? Dengan penasaran kakiku berjalan ke arah sana. Mataku tidak lepas dari tujuan. Semakin mendekat semakin jelas apa yang kulihat. Ternyata cahaya-cahaya itu bukan lampu tetapi lilin-lilin yang di hiasi berbentuk hati besar yang diletakkan di pasir pantai lalu di tengahnya ada 1 meja besar yang tersedia piring dan gelas masing-masing dua dan dan bunga mawar merah tanpa batang di hamburkan di meja. Kini aku sudah di dekat meja itu. Kulihat ada secarik kertas yang diletakkan di meja dan sebatang mawar merah. Langsung kucium bunga mawar yang wangi itu. Kemudian kubaca kertas yang ada di tanganku sekarang.

bagaimana kejutanku? Sekarang tengoklah ke belakang.

Langsung aku berbalik badan dan aku terkejut sekaligus bahagia. Karena ia seseorang yang tidak asing lagi bagiku.

"Kak Rey!" kataku bahagia.

"Gimana? romantis gak?" Aku masih bengong sambil tersenyum. "Jawab dong Key" katanya dengan sedikit cemberut.

"Iya kak Rey, ehm maaf maaf hehehe. Sumpah, romantis banget aku enggak nyangka kalau kak Rey bikin kaya ginian. Emang bu.." belum sempat aku menyelesaikan perkataanku kak Rey memotongnya.

"Key, kita udah lama bareng-bareng dari kecil dan aku ngerasa aku..." matanya menatapku dalam tanpa berkedip.

"Aku ngerasa jatuh cinta sama kamu Key" jantungku berdebar kencang. Apakah dia beneran atau cuma membohongiku saja?Lama kita berdiam dan bertatap mata.

"Key kok diam aja sih?"

"Hm kak kalo bercanda jangan kelewatan ah"

"Aku serius"

"Serius?"

Tiba-tiba saja Kak Rey memelukku erat "Apakah ini masih dibilang bercanda?" langsung ku balas pelukannya dengan erat juga. Lama kelamaan aku mendengar ada seseorang memanggil namaku berkali-kali. Seperti suara ibu. Ya! suara ibu. Tapi dimana ibu?

"Keyza bangunlah ini sudah pagi! waktumu sekolah" Aku langsung terbangun ketika ibu mencubit lenganku dengan marah. Huh! ternyata hanya mimpi.

Don't be regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang