"Terima kasih."
"Jadi kita akan adakan pesta di kamar Megumi bersama para kelas dua." tukas Gojou dengan sangat bersemangat.
"Kenapa kamarku?!!" protes Fushiguro yang kelihatan sangat kesal.
"Jadi, (Name). Kau beli bahan-bahan untuk nabenya, ya!" Gojou menyerahkan sebuah kertas, dompet juga ponsel pada (Name).
"Kenapa aku? Lagian juga kenapa Sensei memberikan hp pipo ini padaku?" tanya (Name).
"Nanti jika ada yang kau tidak tahu kau bisa pakai googli untuk mencarinya. Cepat, ada mini market di depan stasiun ini. Kau boleh kesana."
Tanpa basa-basi (Name) berangkat menuju Mini Market itu.
"Jadi? Bagaimana?" tanya Gojou saat (Name) sudah jauh dari mereka.
"Bagaimana apanya?" Fushiguro balik bertanya.
"(Name)."
"Dia itu aneh. Dia hanya akan bergerak jika sudah di perintah. Sekalipun ia ingin bergerak ia tidak akan bergerak jika belum ada perintah. Sebenarnya apa yang terjadi padanya?"
"Oh, ternyata itu bekerja. Aku tidak bisa menjelaskan tentang itu padamu saat ini." Gojou menolak untuk menjawab pertanyaan kedua dari Fushiguro.
"Yah kalau tidak bisa mau apa lagi. Tapi, satu hal lagi yang aneh." Fushiguro vmenyerahkan panah yang di pakai oleh (Name) tadi.
"Ini... Senjata kutukan tingkat tinggi? Dimana kau mendapatkannya?" tanya Gojou saat sudah melihat keseluruhan benda itu.
"Orang mungkin akan mengatakan itu. Tapi, senjata itu adalah senjata biasa sebelum (Name) memakainya. Apakah itu hal yang biasa?"
Gojou tersenyum miring saat mendengar penjelasan Fushiguro. "Saa, aku juga tidak tahu... Oh, sudah saatnya kita mengadakan pestanya."
"Eh, kau memang akan mengadakan pesta?" tanya Fushiguro dengan ekspresi tidak percaya.
"Benar. Siapa bilang Sensei bohong?"
"Hm..."
***
Saat pertama kali membuka pintu kamarnya Fushiguro di sambut oleh tiga kakak kelasnya yang entah sejak kapan sudah berada di kamarnya.
"Selamat datang." sapa malas Maki, yang tengah duduk di lantai sambil menonton tv.
"Tuna!" Inumaki yang duduk di sebelah Maki melambaikan tangannya.
"Kalian telat." sambung Panda yang juga duduk di sana.
"Ohh kalian sudah datang ya. Wah kalian rajin sekali ya" Gojou langsung masuk ke kamar itu, melewati Fushiguro yang masih berdiri di pintu masuk.
"Janjinya kita berkumpul 2 jam yang lalu." tukas Maki.
"Eh, benarkah? Wah aku lupa." ujar Gojou dengan tidak ada rasa bersalah sedikitpun.
"Jadi, kalian menunggu selama 2 jam?" tanya Fushiguro yang akhirnya masuk ke kamarnya.
"Hanya orang bodoh yang mau datang tepat waktu jika berjanji dengan Gojou Satoru." jelas Panda.
"Iya, benar juga."
"Kalian jahat sekali ya. Aku ini bisa datang lebih cepat loh." protes Gojou.
"Lebih cepat berapa menit?"
"30 menit... Lewat dari waktu yang di janjikan." empat barang random terlempar ke arah Gojou setelah ia menyelesaikan kalimatnya, tapi tak ada satupun yang mengenainya.
"Dia memang tidak bisa di harapkan."
Satu jam berlalu sejak Fushiguro dan Gojou datang tapi mereka belum juga memulai pestanya.
"Lama sekali." keluh Panda yang sudah berbaring di lantai dengan Inumaki yang ikut berbaring di atasnya.
"Benar juga ya. Kenapa (Name) bisa lama sekali?" Gojou menopang dagunya di atas meja.
"Oh. Sensei. Apakah dia tahu alamat tempat ini?" tanya Fushiguro.
Gojou seketika bangkit dari duduknya. "Aku lupa."
"Meninggalkan seorang gadis yang tidak tahu arah sendiri itu menyedihkan sekali." ejek Maki.
"Akan ku jemput dia sekarang." tanpa basa-basi Gojou langsung berangkat menuju stasiun.
"Tuna, tuna!" Inumaki menujuk ke jendela di mana warna kemerahan langit senja yang sudah menghilang di gantikan dengan warna hitam diikuti jatuhnya beberapa tetes air.
"Oh." respon mereka secara bersamaan merasa tidak terlalu perduli.
***
Hujan semakin deras, Gojou sudah mencari hampir di seluruh stasiun tapi masih saja belum menemukan sosok (Name). Beberapa kali ia mencoba menghubungi ponsel yang di bawa oleh (Name) namun tidak pernah di angkat.
"Jangan bilang...." saat ini hanya satu tempat yang terlihat di pikirannya. Tanpa pikir panjang ia langsung menuju tempat itu.
Sementara itu, di depan Mini Market yang berada dekat stasiun seorang gadis tengah berdiri memegang dua kantung plastik penuh dengan bahan makanan. Air hujan membasahi ujung kaki juga rambutnya.
Beberapa kali gadis itu menatap langit, lalu beralih menatap jalan di depannya. Pikirannya berusaha menentukan tindakan yang akan di lakukan berikutnya tapi seakan terhalang dinding tinggi dan berakhir dengan ketidakpastian.
Hujan semakin keras dan mulai mengenai pakaiannya. Suara langkah kaki terdengar mendekat dan terhenti tepat di depannya. Dan Air hujan tiba-tiba berhenti mengenainya.
"Kenapa kau masih di sini, (Name)?" tanya orang di depannya itu.
(Name) mendongak, melihat Gojou yang memayunginya.
"Sensei hanya memberikan perintah untuk membeli bahan makanannya saja. Aku sudah membeli makanan tapi... Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan berikutnya."
"Lalu kenapa kau tidak menerima panggilanku?"
"Aku tidak tahu."
"Kenapa kau berdiri di sini dan kehujanan?"
"Aku tidak tahu harus ke mana."
Gojou menghela napas panjang. "Sudahlah." dengan lembut tangannya menepuk puncak kepala (Name). "Ayo. Yang lainnya sudah menunggu."
"Baik."
(Name) dan Gojou berangkat menuju asrama sambil berbagi payung yang sama di tengah derasnya hujan.
Fin
YOU ARE READING
I'm Not A Doll
Fanfiction𝑺𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒌𝒊𝒔𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒏𝒈 𝒈𝒂𝒅𝒊𝒔 𝒃𝒐𝒅𝒐𝒉 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒆𝒌𝒔𝒆𝒌𝒖𝒔𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒌𝒔𝒂𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏. 𝑨𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊, 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉...
02 - Two|Command
Start from the beginning
