Sekarang sudah makan siang, dan sehabis menyelesaikan makan siangnya dengan cepat, Hyunsuk langsung saja menemui adiknya dimeja Hufflepuff karena khawatir. Ya walaupun adiknya memang kurang ajar, tapi didunia aneh ini, Hyunsuk cuman punya Doyoung.

"Lo juga bang, ngapain pergi ke perpus malem-malem, beneran kayak maling." Kini Haruto angkat bicara, ia dan Yoonbin segera menyusul Hyunsuk dimeja Hufflepuff.

Jaehyuk menghela napasnya kesal, "Biasalah." Ejek Mashiho, tidak lupa dengan senyum jahilnya.

"Gue gatau juga kesambet apa pengen balikin buku malem itu, tapi sumpah pas udah naro buku, gue langsung capcus mau balik. Lah baru mijak keluar perpus tiba-tiba ada suara. Terus.."

"Dor!" Kelimanya sontak menahan hujatan, emang sempet-sempet banget si Jaehyuk.

"Pokoknya ada orang gitu, dan jiwa kepo gue jadi membeludak pengen ngintilin." Kelimanya sontak merotasikan matanya.

"Lo liat gak siapa orangnya?" Yoonbin angkat bicara, Jaehyuk bergeming tampak sedang berpikir.

"Iya, tapi gue gak yakin bang."

"Lah? Kenapa lo gak bilang dari kemarin, gabakal dapet hukuman mah kita bertiga." Mashiho kini tampak sedikit kesal.

"Gue gak yakin,  gue liatnya pas keadannya temaram gitu jadi gak jelas. Apalagi, dia itu salah satu siswa kebanggaan guru disini, lo semua juga gabakal percaya."

Atmosfir disekitar mereka kini cukup serius, bertengkar dengan pikiran masing-masing tentang ucapan Jaehyuk tadi.

"Siapa bang? Sebut aja, kita gabakal langsung nuduh kok." Tanya Haruto, tidak bisa memendam rasa penasarannya.

"Kak Taeyong."

"Jangan ngadi-ngadi lo bang, masa orang modelan kak Taeyong sih?" Doyoung mengerutkan keningnya, tidak percaya.

"Tapi kak Taeyong akhir-akhir ini rada aneh." Semua pandangan beralih ke Hyunsuk.

"Kak Taeyong anak Slytherine, satu asrama sama gue dan ni dua bocah. Dia akhir-akhir ini agak pendiem dan misterius gitu? Ya gak ruto?" Haruto menganggukkan kepalanya, setuju dengan kesaksian Hyunsuk.

"Ya bukannya personality dia emang gitu ya? Dari luar sih udah keliatan dinginnya gitu.." Hyunsuk menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Jaehyuk.

"Pokoknya akhir-akhir ini dia kayak beda, but we can't blame him now, apalagi Jaehyuk juga lihatnya samar-samar." Kelimanya mengangguk, setuju dengan jawaban Hyunsuk.

Bel berbunyi, keenamnya bangkit dari kursi segera masuk ke kelas masing-masing. Begitupula dengan sosok misterius yang sedari tadi diam-diam mendengar percakapan mereka.

Sosok itu menggertakkan giginya, dia bangkit dengan tampang kesal, seolah tersadar, wajahnya sejurus kemudian berganti ceria seperti yang biasa ia perlihatkan.

🍂🍂🍂

"Heh lo dua tuyul dari mana aja?" Tanya Junkyu dengan kedua lengan disamping tubuhnya, wajahnya terlihat kesal.

"A-anu itu, hah.. jangan dulu.. capek bang.." Junkyu memandang sinis Jeongwoo dan Junghwan didepannya.

Junkyu sekarang sedang dalam mode maung, tadi pas mereka bertiga disuruh bantu beresin barang-barang diperpustakaan sama Mr. Snape, yang ada duanya izin ke toilet, mana keadaannya serem gini karena kejadian Jaehyuk kemarin.

"Halah lo dua banyak alesan, gak ada pokoknya. Sana lo dua yang beresin, bagian gue udah."

"Bang Junkyu, anjir tadi gue sama Jeongwoo.. hah... ketemu hantu bang." Jelas Junghwan dengan tubuh yang membungkuk, lelah sehabis berlari.

"Mana ada hantu, bocah. Suwer mata lo dua." Jawaban Junkyu membuat kedua insan didepannya merotasikan mata.

"Apa yang gak mungkin didunia satu ini, kadal herbivora mungkin aja ada bang." Kesal Jeongwoo.

"Sini dah gue bawa lo bang, jadi tumbal biar dia bisa balik ke alamnya." Junkyu membulatkan matanya, lantas memukul pelan pundak Junghwan dan Jeongwoo, ngawur.

"Ya lo dua napa lari-lari gini, takut banget ya? utututu."

"Tau nih si Jeongwoo, langsung narik kerah gue anjer." Jeongwoo cengengesan mendengar gerutuan Junghwan.

"Yaudah ayo temuin lagi hantunya." Ucap Jeongwoo lantas melangkahkan kakinya keluar perpustakaan.

"Eh Jeongwoo? Loh ngapain kalian bertiga disini?" Muncul sosok Yedam dengan Jihoon, Yoshi, dan Asahi dibelakangnya.

"Lah lo bang yang ngapain disini?" Jeongwoo bertaya balik.

Tanpa menjawab pertanyaan Jeongwoo, keempat lelaki dengan baju khas Ravenclaw itu memasuki perpustakaan.

"Nah bagus deh lo tiga ada disini, kita gak usah jauh-jauh ke asrama Gryffindor." Ucap Jihoon.

Jeongwoo mengikuti langkah keempatnya, menuju tempat Junkyu dan Junghwan yang sedang merapikan buku.

"Gue curiga, kejadian tadi malam ada sangkut pautnya sama buku ini." Jelas Yoshi sambil menunjukkan buku hitam digenggamannya.

Junkyu mengerutkan keningnya, tidak mengerti. "Buku buluk ini?" Tanyanya yang dibalas anggukan mantap oleh Yoshi.

"Buku apa tuh? Buku pelet kah?" Tanya Junghwan yang tidak sabar melihat isi buku yang ditunjukkan Yoshi.

"Cangkemmu wan." Ucap Asahi dengan yang dibalas kekehan oleh Junghwan.

.

.

.

Suasana menjadi hening, seluruh pasang mata menaruh perhatian pada buku hitam dengan sedikit debu yang masih melekat disampulnya.

"Lo bener bang.." Ucap Yedam dengan pandangan lurus ke buku hitam diatas meja.

"Ramalan? Jangan bilang.." Junkyu mengatupkan mulutnya, menolak untuk percaya.

"Ramalan yang dibahas orang-orang asing waktu kita di The Leaky Cauldron, tapi kenapa?" Jihoon mengernyit, banyak pertanyaan dibenaknya.

"Kenapa kita bertigabelas? Kenapa Hagrid gak kasih tau dari awal?" Asahi melemparkan tatapan kosong, kondisinya persis seperti Jihoon.

"Gak ada waktu, kita harus kasih tau yang lain." Telak Yoshi, menutup kembali buku tersebut dengan wajah serius.

🍂🍂🍂

_______________________________

Note 📝 Hehe, author mau kasih masuk kepuncak cerita, Jangan lupa tinggalin jejak!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Note 📝
Hehe, author mau kasih masuk kepuncak cerita, Jangan lupa tinggalin jejak!

ʜᴏɢᴡᴀʀᴛs • ᴛʀᴇᴀsᴜʀᴇ𝟷𝟹 Where stories live. Discover now