"Haechan-ah.." Panggilannya lagi lalu duduk dikursi samping ranjang, menatap Haechan yang masih diam lalu melirik sebuah buku dongeng yang terbuka disisi si manis. Apa Haechan sedang baca buku itu?

"Haechan-ah.. Kau tahu apa persamaan mu dengan sang putri dalam dongeng?"

Doyoung tersenyum melihat Haechan yang sedikit merespon ucapannya. "Kalian sama-sama terkurung"

Haechan menoleh, berbalik melihat Doyoung dengan kedipan mata pelan, menanti kelanjutan ucapan sang dokter.

"Dan sekarang adalah waktunya untuk kalian bebas.." Haechan terdiam membuat senyum Doyoung melebar. "...Kini waktunya bagi sang putri untuk melihat dunia luar"

Pemuda tan itu menggeleng pelan, tak menyukai ucapan Doyoung. Haechan tak ingin keluar, diluar terlalu menakutkan.

Doyoung tersenyum maklum, dengan kejadian yang Haechan alami tentu wajar jika remaja itu masih tak mau keluar. "Ok, kalau begitu mari kita tunggu pangeran datang untuk membebaskan sang putri"

"Aku benci pangeran.." Lirih Haechan hampir tak bersuara membuat Doyoung menatapnya lekat. "Kenapa?" Tanyanya hati-hati, memancing Haechan untuk mengatakan semua yang dia pikirkan.

"Mereka jahat.." Lanjut si remaja tan sembari menggenggam erat kedua tangannya. Membuat Doyoung memincing, menanti reaksi apa yang akan Haechan keluarkan.

"... Mereka.. Jahat" Ucapnya dengan kedua tangan yang bergetar ketakutan kala ingatan sang pangeran (Jihun) terlintas. Melihat itu Doyoung terdiam sejenak, menganalisis keadaan Haechan dalam diam.

"Bagaimana dengan kesatria?" Seru Doyoung ceria. Membuat Haechan mendongak, menatapnya bingung. "Kesatria?"

"Hm!" Angguk Doyoung dengan senyum lebarnya. "Suatu hari nanti, kesatria mu akan datang dan menghapus semua lukamu.." Lanjutnya antusias.

"Semuanya?" Tanya Haechan pelan dan langsung diangguki Doyoung. "...Termasuk mimpi burukku?" Doyoung tertawa kecil dan kembali mengangguk yakin. "Termasuk mimpi burukmu"

"Jadi, selagi menunggu dia datang.. Kau harus bertahan" Ucap sang dokter sembari mengambil botol obat Haechan dan dengan telaten mengambil beberapa pil yang harus remaja itu minum.

"Nanti dia akan datang untuk membebaskan mu.. Jadi sampai hari itu datang, ayo bertahan" Lanjutnya sembari menyodorkan obat itu kehadapan Haechan.

"Apa dia akan datang?" Lirih Haechan menatap lekat beberapa pil dalam tangan Doyoung. "Mari kita tunggu" Balas Doyoung dan semakin menyodorkan obatnya.

Dengan perlahan Haechan bangkit, terduduk diam dengan mata yang tak lepas benda putih kecil itu. Ia ambil satu persatu obat itu lalu menelannya dan langsung meminum segelas air yang Doyoung berikan.

"Ok! Mari kita tunggu kedatangan sang kesatria kuat, gagah dan berani mu-"

"Lemah" Potong Haechan membuat Doyoung mengernyit. "Hm?"

Haechan mendongak, menatap lurus sang dokter dan kembali berucap. "Lemah... Kesatria nya harus lemah dan pengecut"

"Loh? Kenapa?" Heran Doyoung, kenapa Haechan menginginkan kesatria tak berguna seperti itu? Bukannya semua orang ingin kesatria yang gagah dan berani untuk menyelamatkan mereka..

Sour Candy | MarkHyuck☑Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin