satu

12 5 0
                                    

Gema menopang dagunya sambil sesekali memutarkan pulpen yang diapit di kedua jemarinya. Pikirannya terus melayang sambil dalam hati merangkai kata demi kata yang pantas untuk menggambarkan apa yang sedang ia lihat disana.

Tepat di kantin fakultas Ekonomi dia duduk menghadap ke salah satu meja yang sudah diisi empat orang perempuan disana. Tapi penglihatannya hanya terarah ke salah satu diantara mereka. Perempuan dengan rambut tergerai rapi yang sejak tadi diam tapi dimata Gema dia begitu manis seolah sedang tersenyum. Lamunan Gema tanpa berkedip selama semenit langsung buyar ketika dari belakang dia dikagetkan oleh kehadiran teman-temannya.

"Ayo ketahuan basah lagi ngeliatin The Queen nih." Ledek Satria. The Queen adalah sebutan dari anak-anak kampus kepada keempat perempuan itu. Menurut riset kecil-kecilan yang dilakukan oleh mahasiswa kurang kerjaan, keempat perempuan ini menjadi mahasiswa paling cantik di angkatan.

Rian langsung merangkul Gema sambil memandang ke meja diseberang mereka. "Wah memang best view banget disini." sambil diminumnya es teh milik Gema yang es batunya sudah mencair.

Mengingat ada 24 meja dan selalu menjadi rebutan bagi cowok-cowok untuk bisa duduk disini karena secara langsung akan sangat mudah mencuri pandang dari mereka berempat yang duduknya tepat ditengah gedung untuk bisa terkena langsung dengan kipad yang berputar diatas kepala mereka.

"Manis banget sih—" Gema berkata refleks ketikamelihat perempuan itu tertawa lepas bersama teman-temannya.

"Elena." Jawab mereka berdua serentak.

Gema langsung menoleh dan menyanggah pendapat mereka. "Bukan-bukan Elena tapi Rayi. Liat deh manis banget apalagi waktu ketawa, gingsulnya buat mau meninggoy." Komentar Gema sambil merasa malu.

Satria ataupun Rian sambil melempar pandangan tidak percaya dengan omongan Gema barusan. "Wah Gem, minus lo naik jadi 5 ya?" tanya Satria.

Rian langsung mengambil hpnya dan menunjukan sebuah gambar. Dari gambar itu sudah jelas diatasnya tertulis 'Peringkat Kecantikan Mahasiswa' angkatan 2018. Disana sudah ada top 10 dan diantaranya mereka berempat yang menjadi deretan teratas kecuali Rayi yang namanya ada diurutan nomor 7.

Gema langsung membacanya. "Wah ini ngaco man! Masa iya Elena Kusuma peringkat satu sih harusnya kan jagoan gue!" Refleks Gema tidak terima lalu memukul meja yang langsung menjadi sorotan dan pusat perhatian disitu. Termasuk Elena yang namanya terpanggil yang barusan melewati meja mereka untuk memesan minuman.

Dia langsung menoleh. "Exscuse me." Mendengar reaksi itu langsung membuat mereka syok dan menjadi keringat dingin. Tidak bagi Gema yang kebal terhadap pesona Elena. Perempuan dengan rambut coklat yang dicurly rapi itu terlihat sangat cantik ketika mendekat ke arah meja mereka. Bahkan bau parfumnya saja sudah bisa tercium dari radius 1,5 meter.

"Sumpah harum banget, jadi pengen meluk." Bisik Satria kepada Rian sambil menahan malu. Mungkin kalau manusia memiliki pendengaran ultrasonik maka bisa sangat jelas bagimana cenat cenutnya jantung mereka saat itu.

Gema masih menatap ke arah perempuan itu seolah tidak ada yang terjadi. Melihat Gema yang tidak memberi balasan, Elena lalu kembali berbicara. "Lo nyebut nama gue barusan." jelasnya.

"Emang nama lo siapa?" tanya Gema santai.

Bukannya malah menjawab, Gema malah kembali melemparkan pertanyaan yang membuat Elena sedikit kaget. Seakan-akan ia merasa sedang dibohongi karena mahasiswa mana yang tidak mengenali dirinya. "Okey, lo pura-pura gatau nama gue atau lo emang mau kenalan sama gue disini?" kembali dibalas dengan pertanyaan yang penuh dengan percaya diri.

"Gak ada opsi lain?" kembali dilemparkan pertanyaan oleh Gema.

What the hell?! Ini orang nyasar dari mana sih?

Mendengar jawaban dari sobat mereka yang sangat polos dan tidak kalah percaya dirinya, langsung saja Satria meralat kalimat Gema. "Maksudnya emang ada opsi lain ya dari seorang Elena, Queen of the queen." ejaan bahasa Inggrisnya yang tidak terlalu lancar tapi masih bisa dipahami.

Elena menghela nafas tidak percaya. Ia berusaha menahan malu dimana seisi kantin sedang menatap mereka berdua dan baru kali ini ia ditolak oleh seorang laki-laki nerd berkacamata model Gema. Elena sudah menunjukan raut wajah kesalnya yang bisa dengan mudah dibaca orang lain. Dengan cepat Rian dan Satria langsung mengambil tindakan kembali dan berniat mengevakuasi Gema dari sana.

"El sorry ya ini teman kita sebenarnya nervous sama lo makanya kaya gitu. Maklumin ya." Rian lalu menarik Gema untuk segera pergi dari sana, diikuti dengan Satria yang membututi di belakangnya. Meninggalkan Elena yang masih terpelongo menatap mereka tidak percaya dan kesal karena ternyata masih ada saja laki-laki yang tidak mengenali dan terpesona dengan dirinya. 

Perempuan dengan tubuh tinggi yang ramping itu berbalik menoleh sekali lagi ke arah tempat mereka duduk. Diambilnya sebuah buku jurnal berwarna biru malam yang halamannya terbuka memperlihatkan sebaris tulisan. 

Dia cantik. Senyumnya manis dan rambutnya panjang. Ingin berkenalan tapi rasa tidak pantas. Sudahlah cukup tadi malam aku bermimpi.

Elena menutup buku itu dan melihat dibalik sampulnya, ada sebuah nama dengan huruf tegak bersambung bertuliskan "Gema." sepulas senyum kecil terukir diwajah Elena siang itu. 

STAR SYNDROMEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora