Chapter 1 - The Murder of Jack The Ripper

595 98 12
                                    

⚠️Disclaimer⚠️:
Hanya meminjam peristiwa di masa lampau yang masih penuh misteri dan menambahkan beberapa cerita fiksi yang murni dari imajinasiku.

Akhir tahun 1888,
Whitechapel, Inggris


Whitechapel, East End, London. Sarang imoralitas London yang penuh rasisme, kriminalitas, kerusuhan sosial dan kemiskinan. Wajar terjadi semenjak Whitechapel terpengaruh akibat penerimaan imigran dari Irlandia di pertengahan abad ini kemudian ditambah kehadiran pengungsi Yahudi dari Eropa Timur dan Ketsaran Rusia pada tahun 1882 yang juga berdatangan ke kawasan sama. Membuat London semakin sesak, termasuk Whitechapel. Pemerosotan ekonomi, pengangguran dimana-mana, kemiskinan, dan akhirnya menimbulkan banyaknya rumah bordil dimana para perempuan menjual dirinya untuk menampu hidupnya. Sayangnya beberapa dari mereka harus mengalami tragedi yang lebih menyeramkan lagi.

"Kau yakin kalau si Vampire tua ini berada di Whitechapel?"tanya Attaphan sembari merapihkan penyamarannya. Ia memakai baju lusuh dan scarf dengan warna biru yang telah luntur. Semua orang yang melihatnya tentu akan kasihan dan menaruh iba padanya. Termasuk targetnya.

Ia baru sampai dari Durham, dimana katedral Durham menjadi pusat para pemburu belajar dan berlatih sebagai pemburu yang berkualitas. Meskipun begitu tempat mereka berlatih tentu berbeda dengan dimensi para manusia. Kekuatan magis yang dimiliki pemburu untuk membuat realitas baru mampu membuat mereka berada di lokasi yang sama dengan manusia tanpa sepengetahuan mereka, sehingga mereka mampu berlatih, belajar, ataupun bertarung tanpa sepengetahuan manusia. Seperti dibalik bayangan dunia manusia.

Sebagai belahan bumi bagian timur, tentunya Inggris berada dalam perlindungan pemburu dari kerajaan Phunsawat, dan Attaphan adalah salah satu dari keturunan kerajaan tersebut. Oleh karena itu, ia sangat mengenal Inggris dan penghuninya, dari kalangan manusia ataupun underworlds yang menjadi buruannya selama ini, dan meskipun Whitechapel penuh dengan kejahatan, Attaphan bisa menjamin tidak ada underworlds yang bermukim disana termasuk para vampir.

"Aku bisa berani bertaruh padamu Att,"ucap Oab, pemburu dari keluarga Wiwattanawarang. "Singto dan aku telah satu Minggu disini. Ternyata ada lima pembunuhan yang terjadi dari Agustus hingga November lalu, dan kelima Korban adalah perempuan tunasusila,"jelasnya lagi.

"Lalu apa hubungannya dengan vampire tua itu?"tanya Att lagi lalu ia menyembunyikan pisau perak yang selalu ia bawa itu di selipan celananya. Ia masih belum percaya keterkaitan pembunuhan Whitechapel tersebut dengan vampir yang mereka buru sekarang. Manusia yang membunuh sama sekali bukan buruan mereka.

"Seketika jejak dari pembunuh itu menghilang,"ucap Oab lalu berhenti dan masuk ke dalam rumah yang mereka sewa sebagai markas sementara.

"Menghilang? Apakah kau mencurigai dia seorang Vampire?"tanya Att bertubi-tubi. Ia melepaskan mantelnya sesaat setelah masuk ke dalam markas sementara mereka itu.

"Att!!!"seru seorang perempuan yang menyambut mereka. Jane. "Kau belum memotong rambutmu huh?"tanyanya yang membuat kedua pria itu bingung melanjutkan pembahasan mereka tentang si Vampire itu.

"Jane, aku sedang mendengar penjelasan kasus dari Oab,"jelas Att dengan singkat.

"Tapi lihat! Rambutmu masih panjang dan ini kenapa ponimu kau keataskan?"tanya Jane lagi.

"Ya memangnya kenapa?"tanya Att balik.

"Mulai hari ini kau akan bertemu dengan vampire itu. Kau harus berpenampilan seperti Pangeran Gun untuk meyakinkannya,"

A Blood Hunter SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang