Dosen Tampan

295 31 1
                                    

Sebuah tali hitam bertuliskan Canon menggelantung dileher Dita, matanya sibuk mengintip lensa dan mengarahkannya kepenjuru kampus. Kemudian tangannya menjauhkan kamera tersebut untuk melihat beberapa hasil bidikannya. Dita terus menggeser layar kamera dan tersenyum melihat bakatnya dalam mengambil foto. Jarinya yang lincah menyapu layar tiba-tiba berhenti pada satu objek yang tak sengaja tertangkap kameranya.

Laki-laki tinggi, tegap dengan balutan jas biru navy dan tas selempang hitam yang disampirkan dibahu kirinya yang sandarable sekali. Dita yang penasaran pun mengalihkan pandangannya dari layar dan mencari-cari sumber objek terbaik yang pernah diambil olehnya pagi ini. Ada yang aneh dengan Dita, dipegangnya dadanya yang berdenyut saat melihat siluet mahakarya tuhan yang paling indah berdiri di ujung sana.

Tiba-tiba seorang mahasiswi berlari dari arah belakang mengejutkan Dita dengan merangkulnya dari belakang. Akibatnya Dita yang tak dapat menjaga keseimbangannya pun goyah dan mereka berdua terjatuh dengan amat tidak estetik.

Seluruh mahasiswa dan mahasiswi disana melihat mereka dan menertawakan tingkah absurd kedua sahabat ini.

Dita yang jatuh terdudukpun segera membolak balikkan kameranya mengecek apakah ada goresan atau tidak "Selena.. ngapain sih kamu tadi kan jadi jatoh, untung kamera aku nggak kenapa-napa" biarlah pantat Dita panas sekarang asalkan bukan kameranya yang menyentuh tanah keras ini.

Selena yang mendengar itu langsung melotot tak terima, "Bukannya nanyain gue, nggak kenapa-napa kan.? Malah ngomelin cuma karena takut kamera butut itu rusak, jahat banget sih"

Dita hanya mengangkat bahunya acuh, bagaimanapun kamera butut ini menghasilkan foto-foto menakjubkan contohnya seperti foto tadi.

"Oh iya dosen ganteng.." Seperti tersadar dari lamunannya Dita celingukan kesana kemari mencari Dosen tadi yang sudah tak berada ditempat.

"Mana.. mana.??" Sahut Selena bersemangat mendengar ada 'Dosen ganteng' kata Dita,

Dita pun berdiri, menepuk-nepuk celananya yang terkena tanah "Gara-gara kamu ishhh jadi ilang kan.. lain kali jangan lari terus meluk gitu, berat tauk" kemudian Dita berlari menjauh dari amukan singa yang sebentar lagi akan meledak.

"Gue nggak berat ya.!! Awas lo dit.!!!" Selena pun mengejar Dita menuju kelas.

Setelah melewati lorong-lorong panjang kampus akhirnya Selena berhasil sampai ke kelas. Selena berhenti sebentar didepan pintu mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Merasa cukup, kakinya pun melangkah dengan raut muka yang sigap untuk menyemprotkan kekesalannya pada Dita sahabatnya.

"Dita lo tuh yaa.... Ganteng banget.!!!" Selena memekik histeris melihat dosen tampan sedang berdiri didepan white board memandanginya dengan aneh.

Sedangkan Dita melipat bibirnya menahan tawa, lihat saja setelah ini pasti Selena akan menyesal jika menyadari perbuatannya sekarang. Didepan adalah dosen yang Dita bilang tampan tadi, bahkan ketampanannya mampu membuat Dita jatuh hati sejak pandangan pertama. Tapi tetap saja Selena sangat berlebihan dan memalukan untuk diakui menjadi sahabatnya.

Selena yang masih senyam senyum berjalan masuk, namun suara berintonasi rendah menghentikannya, "Telat berarti Keluar.!"

Mata Selena mengerjap senyumnya pun tertarik kebawah.

"Keluar atau nilai C" tegas dosen itu mengintupsi.

Mata Selena membulat dengan sempurna "Tapi kan pak saya cuma telat 5 menit" ucap Selena sambil memperlihatkan arlojinya.

Dita menepuk keningnya, meraup wajahnya kemudian menenggelamkan diantara lengannya, seakan menyerukan bahwa didepan sana bukanlah sahabatnya.!!

Selena yang kaget dengan tingkahnya yang tidak sopan refleks menarik tangan laknat itu dan menutup mulutnya. Lalu pamit keluar undur diri secara damai dari kelas dengan muka yang lesu dan memilih mendudukkan diri di bangku depan kelas.

Setelah sekian lama menunggu pelajaran selesai akhirnya pintu kelaspun terbuka, Selena berdiri dari duduknya ketika melihat dosen yang tadinya mendapat julukan tampan darinya kini berubah menjadi dosen ganteng doang tapi galak.!.
Dirinya tersenyum kikuk dan sedikit membungkuk memberi salam pada dosen itu, namun yang disapa hanya melewatinya saja.

Dita yang melihat sahabatnya berpose mencakar cakar angin karena kesal sekali dengan dosen itu pun menertawakan Selena.

"Ketawain temen dosa nggak ya.??" Ucap Dita sambil terkikik.

Selena meliriknya sinis, "Lo udah ketawa anjir.!!"
Melihat Selena yang semakin kesal membuatnya berusaha memberhentikan tawanya. Tapi kok susah, emang ya ketawa diatas penderitaan orang lain itu nikmat tiada tara.

Akhirnya Dita pun berhenti tertawa setelah usaha panjangnya. Dita memilih mendudukkan bokongnya dibangku dan menarik Selena agar duduk juga.

"Ganteng banget ya Pak Alan, kayaknya aku suka deh sama dia" Ucap Dita sambil memegangi dadanya.

"Kenapa lo megangin dada gitu, astaga dit ternyata lo nggak sepolos itu ya. Ish ish ish" Selenapun menggeleng gelengkan kepalanya berpura-pura tak menyangka.

"Sembarangan, hati aku deg deg an tau liat pak Alan"

Selena mengerutkan kening, "Duh aduh Gandita Prameswari, sejak kapan hati letaknya di dada yang ada itu jantung. Nggak lulus SD ya lo makannya o dua n"

Dita hanya berdecak kesal, mengabaikan hinaan Selena kepadanya.

"Tapi gapapa deh kalo lo suka sama pak siapa itu tadi, karena gue keburu badmood nggak minat lagi walaupun emang ganteng sih, tapi masih gantengan idola gue Daniel Bramasta jadi persahabatan kita nggak terancam cuma gara-gara cowok kayak di sinetron-sinetron."

Dita hanya menatap Selena dengan malas, apa sih kebanyakan nonton azab nih pasti.

Take Your Heart (Just 15 Eps)Where stories live. Discover now