prolog

163 32 3
                                        

satu tahun yang lalu...





"GAUSA LELET, LARI!"

"BISA BARIS YANG BENAR GAK SIH?!"

"YANG TELAT SANA MASUK BARISAN!"

"YANG RAPIH!"

"TINGGI DI DEPAN!"

Rose mengusap peluh di dahinya, masih pagi tapi ia sudah berkeringat. Gadis berkelabang dua dengan name tag gugus Arwana itu menggerutu pelan. Merutuk dalam hari kenapa tadi malam ia menonton drama korea sampai lupa waktu, alhasil pagi tadi ia telat bangun. Untung ngga telat, karena rumahnya lumayan deket dengan sekolah.

Padahal hari ini MOS hari pertama di SMA 127, SMA favorit di kotanya. Tapi ya sama saja  kalau masalah MOS, kejem banget!

Huh. selamat. batin gadis itu.

Dari tempat Rose berdiri gadis itu bisa melihat beberapa anak yang telat kembali ke barisan setelah selesai diberi hukuman.

Gadis itu tidak tahu hukuman apa yang diberikan, tapi melihat raut wajah mereka, Rose bisa simpulkan itu tidak mudah.

Hampir aja lo jadi seperti mereka, Rose!

MOS hari pertama SMA 127 berjalan seperti biasa, dimulai dengan upacara pagi dan nantinya mungkin kumpul pergugus.

Oh ya, dan makian para kakel sie penegak disiplin.

Gadis itu mendengarkan pembina upacara dengan seksama sampai ia merasakan seseorang menyelinap berdiri di depannya.

"Eh"

Menyebabkan Rose jadi mundur, diikuti mundurnya seluruh barisan.

Karena pembagian kelas belum dilakukan, mereka baris pergugus, dengan anak laki-laki baris di depan, sementara yang perempuan di belakang.

Sementara Rose termasuk tinggi diantara teman gugusnya yang lain, gadis itu jadi baris di belakang anak laki-laki pas.

Namun, wait. Tunggu.

Rose membaca name tag belakang seseorang yang menyerobot barisannya.

disana tertulis Gugus Gurame.

Mata Rose seketika melotot. Aduh. Gawat. Lelaki itu sepertinya salah barisan. Karena gugus Rose ini namanya Arwana, sedangkan gugus Gurame setau Rose berada di ujung.

Rose bimbang, jika kakak pembina tau ada yang baris tak sesuai gugus bisa berabe.

Ntar tidak hanya lelaki itu yang mendapat hukuman. Seluruh anggota gugus juga kena, termasuk dirinya.

Hell no! Rose anti dengan hukuman. Baris ginian aja sudah banyak makan ati dan tenaga.

Setelah pertimbangan yang cukup singkat, Rose akhirnya memutuskan untuk memberitahu lelaki itu. Setelah sebelumnya mengecek keadaan sekitar. Ada kakak pembina yang berjaga atau tidak.

Gadis itu maju satu langkah, "Uhm..Anu..maaf, ini gugus arwana..kamu bukannya gugus gurame ya?" bisik Rose pelan sembari mendekatkan dirinya pada lelaki di depannya.

Merasa lelaki didepannya masih diam tak bergeming, ia kembali menambahkan "Ehem..anu..kamu salah gugus..nanti bisa kena hukuman.." ujarnya kembali. Berharap lelaki itu menjawab dan kemudian pindah ke gugusnya sendiri. Meminimalisir terjadinya hukuman yang akan dideritanya.

Namun ekspetasi memang sering tak sesuai dengan realita. Dua menit telah berlalu dan masih tak ada tanggapan dari lelaki itu, Rose mulai kesal dan juga was-was, takut ada kakak pembina yang melihat situasi ini. Gadis itu mendekatkan kembali tubuhnya, kali ini lebih dekat. berniat memperingatkan untuk yang terakhir kali. Kali ini sedikit sinis.

"Maaf ni, lo salah bari—EH EH ADUH!"

"EHHHHHHH—Bruk!"

Belum sempat Rose menyelesaikan perkataanya, ia lebih dulu di timpa lelaki itu yang jatuh kebelakang.

Gadis itu meringis pelan, merasakan punggungnya yang bersentuhan dengan tanah terasa nyilu. Sementara di bagian dadanya terasa beban yang berat, seolah seseorang sedang menindihnya—tidak, memang ada seseorang yang menindihnya!

siapa lagi pelakunya selain lelaki gugus gurame tadi?!

Sialan. Rose mengumpat dalam hati.

Nih cowok ya bener-bener, Rose tandain pokoknya!!!!

Gadis itu menghela nafas sebal sebelum berteriak,






"TOLONG ADA YANG PINGSANNNNNNNNN"










tbc.

Name tag si cowok gurame, Namanya jeffry ya kawan kawan

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.

Name tag si cowok gurame, Namanya jeffry ya kawan kawan.

Tangled UpOù les histoires vivent. Découvrez maintenant