Chapter 1: Kesempatan

Start from the beginning
                                    

"Bagaimana kabarmu?"

Xue Meng terkekeh pelan. Itu adalah pertanyaan pertama yang selalu dilontarkan Duan Ling Tian setiap mereka memulai percakapan. Lelaki di depannya ini ingin sok akrab dengannya?

"Aku? Yah, seperti biasa." Xue Meng mengambil teko keramik, menuang isinya ke dalam cangkir kosong di depannya. "Kali ini apa lagi yang membuat Tuan Muda Duan Ling Tian datang ke sekteku?" Xue Meng meminum tehnya dalam sekali teguk.

Duan Ling Tian tersenyum canggung. Dia mengeluarkan kantung serut berwarna putih, meletakkannya di meja, lalu mendorongnya ke arah Xue Meng. "Memberikan ini. Itu dari Ayah Angkat."

"Jiang Xi?"

Duan Ling Tian mengangguk.

Xue Meng meraih kantung serut itu dan melihat isinya. Sebuah botol keramik berwarna cokelat. Setelah dibuka, terdapat pil di dalamnya. "Apa ini?" tanya Xue Meng sambil melirik Duan Ling Tian.

"Hanya vitamin. Menjadi Pemimpin Sekte pasti sangat melelahkan. Jadi dia membuatkan ini untukmu. Dengan harapan kau tidak mudah jatuh sakit."

"Dia bilang begitu?"

Alis Duan Ling Tian berkerut samar, sedikit tidak yakin bagaimana menjawabnya mengingat sifat ayah angkatnya yang hobi memendam perasaan. "Tidak persis seperti itu. Tapi aku tahu pasti begitu."

Xue Meng hampir memutar bola matanya ketika Duan Ling Tian kembali berujar, "kau pasti tahu apa maksudku. Aku mengenal ayah angkat sejak lama. Aku paham sifatnya. Kalau kau mengenal dirimu sendiri, seharusnya kau juga tahu kalau ayah angkat dan kau punya sifat yang sama." Duan Ling Tian tersenyum tipis. "Karena buah jatuh tidak jauh dari pohonnya."

Udara seketika membeku di antara keduanya. Xue Meng terdiam beberapa saat, berusaha mencerna ucapan Duan Ling Tian di otaknya yang tiba-tiba melambat. Setelah seperkian detik berlalu, Xue Meng menatap pria di depannya.

"Kau tahu?"

Jawaban yang diberikan hanya berupa anggukan.

"Dia cerita padamu?" Ada sedikit kekesalan dalam hati Xue Meng.

Duan Ling Tian terkekeh pelan. "Mana mungkin, kan? Kau tahu kalau dia tidak mungkin membocorkan hal ini pada siapa pun. Kau pasti juga tidak ingin siapapun tahu." Duan Ling Tian kembali mengisi gelasnya, lalu meneguk isinya untuk membasahi kerongkongannya sebelum melanjutkan, "Aku hanya tahu. Semenjak dia selalu menyuruhku datang ke Puncak SiSheng, menitipkan sesuatu untukmu, selalu berpesan untuk menanyakan kabarmu, aku tahu pasti ada sesuatu di antara kalian. Mana mungkin seorang Jiang Xi tiba-tiba mau peduli pada orang lain? Jadi, suatu hari aku bertanya padanya. Dan dia memberitahuku. Kau tidak perlu khawatir, aku tidak akan buka mulut pada siapapun."

Xue Meng mendengkus sebal dan melipat kedua tangan di depan dada. "Menyuruh orang lain ke sini. Memangnya pria tua itu tidak punya mental untuk datang ke sini sendiri? Payah!"

"Ada pesan lain dari Ayah Angkat."

Xue Meng kembali melirik Duan Ling Tian.

"Kalau kau punya waktu, beliau berharap kau bisa datang ke Gu Yue Ye." Duan Ling Tian merogoh bagian dalam jubah luarnya, mengeluarkan amplop cokelat, dan menyerahkannya kepada Xue Meng.

Xue Meng mengambilnya. Dia menatap surat itu beberapa saat sebelum berujar, "untuk apa aku membuang waktuku untuknya?" lalu menyimpan surat itu.

Duan Ling Tian tersenyum tipis. "Kalau kau punya waktu saja," katanya sambil berdiri, lalu memberi hormat kepada Xue Meng. "Kurasa itu saja. Terima kasih Pemimpin Sekte Xue sudah meluangkan waktunya untukku. Aku undur diri." Kemudian Duan Ling Tian berbalik pergi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 20, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Reuni [2ha/Erha Fanfiction]Where stories live. Discover now