Chapter 1: Kesempatan

413 32 11
                                    

Xue Meng membakar dupa, menusuknya ke wadah penuh abu di depan altar, mengatupkan kedua tangannya di depan dada, lalu memejamkan mata.

"Ayah, Ibu, bagaimana kabar kalian? Aku selalu merindukan kalian, tapi jangan khawatirkan aku." Xue Meng menarik napas dalam-dalam dan mengulas senyum tipis. Nyatanya, walau lima tahun telah berlalu, dadanya masih sesak ketika memikirkan orang tuanya.

"Aku selalu baik-baik saja."

Kemudian, Xue Meng mengucap doa dalam hati, menyampaikannya penuh kasih sayang sambil membayangkan senyum hangat ayah dan ibunya selama beberapa saat sebelum membuka matanya yang jernih. Setelah memberikan penghormatan kepada orang tuanya, Xue Meng berjalan meninggalkan aula leluhur dan disambut oleh seorang murid.

"Pemimpin Sekte." Murid itu memberikan hormat.

"Ada apa?"

"Tuan Muda Duan Ling Tian ingin menemui Anda."

Raut wajah Xue Meng langsung kusut. Alisnya tertaut dalam, matanya menyipit, lalu mendengkus pelan.

"Dia ke sini lagi?"

Murid itu hanya menanggapinya dengan anggukan.

"Sudah berapa kali dia datang ke sini? Kenapa orang itu semakin rajin mampir ke Puncak SiSheng?"

Murid itu menjawab dengan sopan, "Jika tidak salah hitung, Tuan Muda Duan Ling Tian selalu datang tiap minggu. Sepertinya ini yang ke 10 dalam tiga bulan terakhir."

"Jiang Xi itu pasti dalang di balik semua ini," gerutu Xue Meng sebal. Dia kembali bertanya, "Di mana dia?"

"Di Aula Danxin."

Setelah memberikan anggukan kepada murid itu, Xue Meng langsung berbalik menuju Aula Danxin. Hatinya baru saja tersucikan setelah berkunjung ke aula leluhur, tapi sekarang rasanya sudah terbakar lagi. Entah mengapa orang-orang Gu Yue Ye sangat terampil membuat tekanan darahnya naik.

Belakangan ini Xue Meng jengkel pada Jiang Xi. Orang tua itu sulit dipahami apa maunya. Beberapa bulan ini anak angkatnya semakin sering berkunjung ke Puncak SiSheng sambil membawa hadiah atau oleh-oleh. Entah itu obat, salep, tanaman herbal, makanan, sampai buah-buahan.

Xue Meng tidak masalah tentang obat herbal. Lagi pula Gu Yue Ye adalah sekte nomor satu di bidang pengobatan. Hampir semua ramuan obatnya memberikan efek yang sangat baik. Namun, harga diri Xue Meng terasa diinjak-injak jika hadiah yang dibawa berupa makanan atau buah-buahan.

Jiang Xi ini... apa dia sedang merendahkan Puncak SiSheng?!

"Jika butuh sesuatu, kau bisa menemuiku. Pintu Puncak SiSheng terbuka kapan saja."

Xue Meng memang pernah berucap demikian, tapi siapa sangka Jiang Xi akan keterlaluan seperti ini? Apa dia sengaja ingin memanasi Xue Meng dengan mengirim anak angkatnya ke Puncak SiSheng setiap minggu? Apa-apaan?! Pria tua itu tidak pernah memikirkan perasaan anaknya.

Begitu masuk Aula Danxin, Xue Meng bisa melihat Duan Ling Tian yang tengah menunggunya sambil menikmati teh. Lelaki itu tersenyum begitu melihat Xue Meng.

Duan Ling Tian meletakkan cangkirnya dan berdiri dari posisi duduk. "Pemimpin Sekte Xue, aku datang lagi!" ucapnya riang.

Datang lagi, pantatmu! Kau kira aku senang?!

Tentu saja Xue Meng tidak mengutarakannya terang-terangan. Dia hanya berteriak dalam hati. Xue Meng mengangguk tipis. "Mari duduk saja," katanya mempersilakan Duan Ling Tian untuk duduk kembali, lalu Xue Meng mengambil tempat tepat di seberangnya. Keduanya duduk berhadapan dengan meja di antara mereka.

Reuni [2ha/Erha Fanfiction]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن