Mulut Hanbin seketika membulat, ia masih tak percaya bahwa yang berbicara di voice note itu adalah kekasih dari adiknya yang paling pendiam. "Kamu didik apa Si Ahra, Yang?" tanya Hanbin yang tentu saja menuduh kekasihnya.

"Baguskan didikan aku?" bukannya menjawab, Hayi justru membanggakan ilmu yang ia berikan kepada Ahra.

"Yi, Si Ahra pendiem loh. Bisa sampe nyinyir begitu, astagaaa ....."

Hayi mengedikkan bahunya, dengan santai kembali memakan sayur asemnya sembari menyuapi untuk Hanbin juga. "Ahra tuh harus diasah biar kalo ada mulut orang julid dia ga cuma senyum," bela Hayi sembari menyuapi tempe goreng kepada mulut Hanbin.

"Ya tapi, kamu kaya menodai kertas putih yang masih polos, Yang."

Hayi mendelik dengan sebal, kekasihnya itu sok-sokan bersih. Padahal dia penyebar virus paling berbahaya dalam hal kebobrokan.

"Tapi kasian tau Bin, Si Ahra sama Donghyuk."

Hanbin yang sedang asik menonton televisi hanya menoleh kepada Hayi, menaikan sebelah alisnya penuh tanya akan maksud perkataan kekasihnya.

"Mulut keluarganya Ahra tuh gak ada filternya, Bin. Mereka nanyain kapan nikah mulu, sok-sokan bandingin sama anak mereka yang udah nikah."

"Keluarganya Ahra?" tanya Hanbin dan dijawab anggukkan oleh Hayi.

"Waktu aku dateng ke acara nikahan salah satu sepupunya aja ya, Bin. Kan aku bareng sama Ahra, Donghyuk ya. Terus mereka nanyain kapan Donghyuk lamar Ahra mulu."

Hanbin masih tetap terdiam, mendengarkan cerita Hayi.

"Bahkan ya, Bin. Mereka ada yang nuduh kalo Donghyuk tuh sebenernya ga niat nikahin Ahra. Emang sih nadanya pake bercanda, tapi masa iya yang begituan dijadiin bercandaan."

Tak banyak berbicara, Hanbin terlihat memikirkan sesuatu. Pria itu seakan menemukan jawaban mengapa adiknya itu selalu ngebet untuk menikah. Rupanya Donghyuk ingin membuktikan pada keluarga Ahra bahwa pria itu serius.

"Bin? Oi Bin!" Panggil Hayi membuat Hanbin seketika tersadar dari lamunannya.

"Hm?"

"Kamu kenapa?"

"Nggak," jawab Hanbin berusaha untuk kembali tenang. "Aku tiba-tiba mikir ini tempe tadi dikasih garem gak ya?"

"Yang masak aku, kenapa kamu yang mikir?" sewot Hayi.

Hanbin emang kalo di luar rumah sakit otaknya gak pernah dipake.

💃

From: A Mbin
Lo ada dimana Hyuk?
Cafe Mas Jinan, Kuy

Donghyuk yang baru saja selesai sholat magrib langsung terdiam saat membaca pesan masuk dari Sang Aa, "Tumben," gumam Donghyuk heran. Pasalnya Hanbin bukan jenis orang yang suka ngajak nongki-nongki.

Donghyuk: Gue masih di Rumah Sakit, A. Kalo lo mau nunggu, gue Otw nih.

Tak membutuhkan waktu lama, panggilan telepon dari Hanbin masuk ke ponsel Donghyuk.

"Hallo, A?"

"Gue jaga malem, lo bisa tunggu bentar? Ada yang mau gue omongin."

"Penting banget?" tanya Donghyuk bingung.

"Emmmm ... lumayan," jawan Hanbin. "Lo tunggu dulu aja. Gue otw kok ini."

"Iya," jawab Donghyuk, dan setelah itu memilih untuk menunggu Sang Aa.

Mamah Ahra memang sedang dirawat di rumah sakit karena jantungnya kembali kambuh. Dan Donghyuk selalu menemani kekasihnya di siang hari, sedangkan malam hari Donghyuk terpaksa harus pulang. Paling ia sesekali meminta tolong Hanbin yang jaga malam jika kekasihnya membutuhkan sesuatu.

Kekuatan The Ipar's keluarga Heechul emang gak bisa ditandingi.

"Mah, Dongi pulang dulu, ya..." pamit Donghyuk kepada Ibu dari kekasihnya. "Ra, kalo ada apa-apa telpon aku aja, oke."

Ahra hanya mengangguk, sedangkan Donghyuk langsung keluar dari ruangan VIP itu. Ruangan rawat inap yang sebelum ditempati harus menghasilkan perdebatan antara Donghyuk dan Ahra terlebih dahulu.

VIP terlalu mewah, BPJS milik Mamah Ahra hanya menanggung kelas 2.

"Hyuk," Donghyuk langsung berjalan menghampiri Sang Aa yang dengan luar biasanya sudah melambaikan tangan di lobi rumah sakit.

"Gila, lo teleportasi?" tanya Donghyuk kala ia sudah mendekat kepada Aanya. Hanbin sendiri dengan santai duduk di ruang tunggu rumah sakit. "Apa nih? Dalam rangka apa lo ngajak gue ketemuan?"

Hanbin tak menjawab perkataan Donghyuk, lelaki itu justru mengkode agar Donghyuk duduk di bangku sebelahnya.

"Kenapa, A?" tanya Donghyuk ikut serius. Ia tahu Hanbin sedang berada di mode tidak bercanda. "Ada yang mau lo omongin?"

"Lo kapan wisuda?" Hanbin bertanya to the point kepada adiknya.

"Abis lebaran," jawab Donghyuk santai.

Hanbin menarik nafasnya dalam-dalam, "Lo selesain wisuda dulu. Sedangkan gue bujuk Hayi supaya dia mau nikah tahun ini."

Donghyuk menoleh kepada Hanbin, ia benar-benar terkejut.

"Lo kuliah yang bener, tahun ini gue yang nikah. Tahun depan lo."

"Tiba-tiba?" tanya Donghyuk. Sedangkan Hanbin hanya mengedikkan bahunya saja. Dan setelah itu beranjak dari duduknya, menepuk pundak Sang Adik sekilas.

"Balik lo, ngebucin mulu." Donghyuk masih menatap heran kepada punggung Hanbin yang kini sudah berjalan menjauh dari ruang tunggu.

Keputusan Hanbin sudah final. Apapun yang terjadi ini jawaban yang ia pilih. Rasanya hati Si Anak ketiga itu tak rela jika adiknya dinilai tak bertanggungjawab.

Tbc

[3] KIMcheees 3x✓Where stories live. Discover now