Banu mencoba untuk memahami Abel. “Lama nggak lagi? Gue laper, Bel.”

“Yaudah makan sana. Ribet banget, sih, Bang.”

“Ye, si anjir. Gimana gue mau makan kalau dari tadi di toko buku. Lo kita gue makan kertas?!”

Abel terkekeh pelan, lalu membalikkan badannya. “Yaudah, ayo. Abang mau makan apa?”

“Eh, serius? Lo susah selesai emangnya?”

“Sudah. Ayo, kita mau makan di mana?” tanya Abel dengan empat buku di tangannya. Melihat itu, dengan gesit Banu mengambilnya. Membuat Abel tersentak kaget, namun setelahnya tersenyum tipis.

“Makasih.”

Banu hanya bergumam pelan. Setelah selesai membayar buku-buku Abel, mereka bergegas menuju Mcdonald's dan memesan dua cheeseburger with egg, satu paket nuggets dan dua ice cream sebagai penutup.

“Gimana Jakarta? Seru?” tanya Banu di sela-sela makannya.

“Ya, seperti itu. Tapi, semakin ke sini, semakin seru, kok.” Abel memakan burgernya dengan potongan besar. “Banyak teman, jadi seru.”

“Baguslah, gue lega dengarnya.”

Abel hanya mengangguk-angguk. Memilih untuk menghabiskan makanannya dengan cepat.

“Setelah ini Abang sibuk, nggak?”

“Iya, gue ada kegiatan sama Bandidos. Kenapa?”

“Sa—sama Kak Atlantas?” tanya Abel jadi sedikit gugup.

“Hm, emangnya siapa lagi.”

“Ya—yasudah kalau begitu! ABANG KUDU CEPAT SAMPERIN, KAK ATLANTAS!” seru Abel tidak santai. Banu tersedak.

“Lo apa-apan, sih, Bel. Lo pikir ini hutan?!” Banu melap mulutnya mengguna tissue, Abel hanya tersenyum kikuk. Baru sadar kalau sedari tadi ia menjadi pusat perhatian karena berteriak.

“Tapi, Bang, seriusan. Abang pergi duluan aja ke Kak Atlantas.”

“Acara gue sama lo belum selesai.”

Abel menghela napas. “Nggak papa. Abel bisa panggil Alex buat nemenin di sini.”

“Alex? Okelah, gue percaya sama tuh bocah. Lo telpon dia dulu, kalau sudah sampai baru gue cabut.”

Abel mengangguk patuh. Langsung mendial nomor Alex. Cowok yang tiga bulan ini selalu berteman dengannya setiap weekend.

Ada apa, Bel?” tanya Alex di seberang sana saat telpon sudah tersambung.

“Bisa jalan keluar, nggak? Abel lagi di mall, nih.”

Bisa-bisa, gue ke sana segera. Lokasinya kirim via whatsapp aja, ya.

“Okeee!” ucap Abel semangat, lalu mematikan telpon tersebut dengan senyuman yang merekah.

“Dia mau?” tanya Banu. Abel mengangguk. “Demen kayaknya tuh bocah sama lo.”

ATLANTAS || ENDHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin