Ardan celingak-celinguk, "Adik kamu udah siap? atau masih dandan?"

Satria mengernyitkan alisnya, bahkan adiknya itu belum mandi tadi, "Ada kok, kayaknya sih masih liat tv.." belum sempat menyelesaikan perkataannya, Satria dikejutkan oleh penampakan adiknya yang sudah rapi.

Memakai kaos putih didalam, dibalut dengan cardigan warna lilac yang sedang ngetren di kalangan anak muda. Jangan lupa celana jeans hitam dan sepatu sneakersnya. Ia juga menenteng sling bag di bahunya.

Nana berdiri di samping Satria, menyalami tangan Satria yang masih terdiam karena terkejut.

"Nana pergi ya, Bang. Udah pamit sama Bunda kok." Nana berjalan melewatinya, lalu menunggu didekat mobil Ardan.

Ardan tersenyum simpul, "Duluan ya, Bro" sambil menepuk bahu Satria.

Ardan menghampiri Nana, membukakan pintu mobil untuknya, lalu masuk ke mobilnya sendiri. Tak lama mobil itu pun melesat menjauhi pekarangan rumah keluarga Bran.

"Adek gue udah besar" ucap Satria mengelus dada.

o - o

Nana sibuk mengotak-atik ponselnya, memampangkan room chat atas nama Noval Kusuma.

"Lagi apa" tanya Ardan

"Katanya suruh nemuin om sama Noval," ucapnya tanpa menoleh ke Ardan.

"Kamu dandan karena mau bertemu Noval atau aku?" tuntut Ardan.

Nana meletakan ponselnya, berpikir, "Siapa aja boleh, deh" ia lanjut mengotak-atik ponselnya.

Ardan berdecih pelan, ia menepikan mobilnya, lantas menghadapkan tubuhnya ke Nana.

Nana terdiam, matanya bertemu dengan Ardan. Jantungnya berdetak sangat cepat hingga ingin meledak rasanya.

"O-om?"

Ardan mendekatkan kepalanya, gerakannya selanjutnya membuat Nana terpaku. Ardan mencium bibirnya! Sungguh ini adalah first kissnya.

Ardan memundurkan kepalanya, menatap Nana yang sedikit terkejut- ah bukan tapi memang sangat terkejut.

Tersenyum kecil, "Apakah ini first kiss mu?"

Nana mengerjap beberapa kali, "E-enggak kok! first kiss ku mah diambil sama kucingku tau" Nana membuang mukanya, menyembunyikan wajahnya yang sudah merah padam.

Ardan melanjutkan perjalanan, "Akan sangat baik jika ini adalah first kiss kamu"

o - o

Kringgg

Pintu kafe terbuka, menampakan pemuda tinggi dengan jaket hitam dan celana hitam yang robek di bagian lutut dan pahanya.

Nana melambaikan tangannya kepada Noval, Noval pun menghampiri Nana, dan duduk didepannya.

"Kenapa?" tanya Noval.

Ardan yang baru saja kembali setelah mengambil pesanan, tersenyum kecil, meletakkan nampan di meja, lalu duduk di sebelah Nana.

Noval diam tak berekspresi, "Lu manggil gue kesini buat ketemu orang ini?" tanyanya kemudian.

Nana tersenyum mengangguk.

MY PERFECT CEOWhere stories live. Discover now