Chapter 1

6.2K 197 8
                                    

Tubuhnya menabrak dinding yang keras akibat dorongan pemuda dalam pelukannya. Ruangan itu penuh dengan desahan-desahan nikmat. Tangan pemuda itu mulai bergerilia di balik gaun sifon pendek yang dikenakan gadisnya. Ia meremas bokong yang menggiurkan itu sambil menekankannya makin erat pada tubuhnya.

Jarak diantara mereka sudah tak ada lagi. Tubuh mereka menyatu meskipun terhalang pakaian yang mereka kenakan.

"Ben..."

"Yes, Honey..." Pemuda bernama Ben itu kini menjilat, menyesap, dan menciumi leher jenjang gadis itu. Tangannya sudah menemukan sasaran empuk, ia meremas gundukan kembar gadis itu dengan gemas.

"Ahh..." Gadis itu mendesah, pertanda bahwa ia menyukai sentuhan pada payudaranya.

"I love you... mhhh," desah gadis itu dalam buaian nikmat. Ia tidak pernah bosan bersentuhan dengan kekasihnya itu.

"I love you more, Ann..."

Bibir Ben kembali melumat habis bibir kekasihnya, Joanna. Ia mengulum, menyesap dan menggigit kecil bibir penuh itu dengan mesra. Lidahnya kini mengeksplor mulut Joanna, bergulat dengan lidah Joanna yang begitu ahli. Ia juga sangat suka mengulum bibir bawah gadis itu.

Joanna mengintupsi kegiatan mereka. Ia menghirup udara banyak-banyak lalu menatap Ben yang memandangnya dengan kening berkerut tanda tidak suka dengan tindakan Joanna.

"Aku harus pulang sekarang, Ben. Aku lupa aku ada pertemuan keluarga malam ini. Aku tidak bisa tinggal lebih lama lagi," sesal gadis itu, kemudian menangkup wajah Ben dengan kedua tangannya. "Maafkan aku," katanya lalu membelai wajah tampan itu.

Ben mendesah kecewa. Ia merapikan pakaian Joanna yang berantakan akibat ulahnya. Ia juga tak segan-segan membetulkan letak bra gadis itu. Setelah dirasa cukup rapi, ia mengambil hoodie-nya dan memakaikannya pada tubuh Joanna.

Hoodie itu bahkan menenggelamkan gaun pendeknya. Joanna tersenyum geli melihat tindakan kekasihnya selama dua tahun terakhir ini.

"Supaya Dad tidak melihat kiss mark panas pada lehermu," kata Ben dengan nada jenaka.

"Aku tahu," balas Joanna. Ia mengecup bibir Ben sebelum memutuskan untuk pulang, atau Dad akan menghukumnya karena terlambat datang ke acara keluarga.

* * *

Suasana rumah besar itu sangat meriah malam ini. Untungnya Joanna datang tepat waktu. Tapi tetap saja Dad menegurnya.

"Dari mana saja, Ann?" Dad bersedekap di hadapan Joanna yang baru saja menutup pintu depan.

"Dari apartemen Ben, Dad," akunya jujur. Ia tidak perlu menyembunyikan hubungannya dengan Benedict Baldwin, kekasihnya. Karena sekeluarga besarnya sudah mengetahui hubungan itu.

"Dan apa yang telah dia lakukan hingga kau harus menutupi tubuhmu, eh?"

Joanna nyengir lebar, tatapannya menggoda. "Sesuatu yang sering kau lakukan dulu pada Mom sewaktu muda," katanya kemudian berlari meninggalkan Joshua dengan muka merah padam. Antara marah dan malu.

"Joanna, kemari kau anak nakal!"

Tawa Joanna membahana di ruang keluarga, ia tersenyum begitu melihat seorang pemuda yang baru saja selesai menelepon dan tengah memasukkan ponselnya ke dalam saku.

"Hello, Sweetheart," Christian tampak terkejut ketika Joanna tiba-tiba memeluknya.

"CHRISTIAN SCOTT!" teriak Joanna histeris membuat Chris tertawa lalu membalas pelukan Joanna.

"Anna."

Joanna melepas pelukan Chris dan berbalik menatap Dad. Ia tersenyum simpul, mengerti akan keseriusan yang kerap kali Joshua perlihatkan.

"Maafkan aku, Dad," kata Joanna lembut seraya memeluk Joshua. "Aku bisa membatasi diri, kok. Tenang saja, aku masih perawan kalau itu yang kau takutkan," godanya sambil mengerling, membuat Joshua mendelik.

Joanna tertawa. "Iya, iya, aku mengerti kalau laki-laki memang buas. Tapi Ben tidak begitu. Ayolah, Dad. Aku tahu kau juga begitu dulu pada Mom. Iya, kan?"

Joshua akhirnya menyerah. Ia tidak akan pernah bisa melarang Joanna, karena pada dasarnya sifat bebal gadis itu berasal darinya dan juga Miley.

"Baiklah, Dad percaya padamu."

Joanna tersenyum senang sambil mengedipkan matanya ke arah Chris yang dari tadi memperhatikan mereka.

"Ayo, semua sudah berkumpul di taman belakang."

* * *

Para orangtua tengah bersenda-gurau sambil menikmati barbeque. Di sana ada Joshua dan Miley, Ron dan Naomi, Felix dan Kesha, juga Michael dan Jannet. Mereka sesekali memperhatikan anak-anak mereka yang sudah tumbuh dewasa.

Keluarga besar itu dipenuhi wanita-wanita cantik dan juga pria-pria tampan.

"Hei, Kyle masih lajang? Berapa usianya sekarang? Kurasa ia sudah cukup umur untuk menikah," ujar Miley sambil melirik Kyle--anak sulung pasangan Felix dan Kesha.

"Hmm, ya. Aku juga ingin punya cucu," ujar Felix. "Tapi Kyle tampaknya belum tertarik untuk menikah."

"Sama. Natt juga belum mau menikah. Ia terlalu lama bermain-main," keluh Naomi.

"Natt tidak seperti kau yang terburu-buru menikah," ledek Miley membuat semuanya tertawa.

"Oh, ya, kapan Keyra kembali dari Jerman?" Kini Michael yang bersuara.

"Tidak akan lama lagi. Dia masih ujian," jawab Felix teringat putri bungsunya yang kuliah di Jerman.

"Hah, mereka tumbuh begitu cepat. Lihatlah Calvin sekarang. Perasaan baru kemarin aku berlari-lari mengejarnya yang tidak bisa diam," kata Miley sambil mengingat masa lalu.

"Ya, bahkan kau punya tiga anak sekarang," kata Naomi sarkas membalas Miley. Semuanya kembali tertawa.

"Aku beruntung punya tiga anak. Kau tidak lihat Jessica yang tampak memukau? Dia bahkan jadi model cilik yang populer." Miley membanggakan putri bungsunya, Jessica, yang masih berusia 9 tahun, bergelut dalam dunia modeling.

"Ya, Jessica memang benar-benar hebat. Aku bahkan tidak menyangka sama sekali," kata Joshua sambil melihat Jessica yang tengah digendong oleh David, putra bungsu Michael.

"Bahkan Jeffrey juga ditawarkan untuk jadi model video klip," tambah Miley. Jeffrey adalah anak keduanya.

"Lalu bagaimana dengan Joanna?" Tanya Naomi hati-hati.

"Yah, dia masih liar seperti biasa. Biarlah dia melakukan apa yang dia suka," jawab Joshua sekenanya sambil menoleh untuk melihat Joanna, putri sulungnya. Joanna sedang bersama Chris, anak kedua Ron. Joanna memang pernah mengatakan bahwa ia sangat menyukai Chris dibandingkan dengan Kyle, David, atau Calvin.

"Tapi aku yakin dia bisa jaga diri," kata Miley dengan mantap.

Malam itu mereka habiskan dengan bahagia, membicarakan anak-anak mereka yang tumbuh dengan cepat. Bahkan mereka merencanakan perjodohan untuk Kyle dan Natt. Semoga saja berhasil.

* * *

Sumpah part ini gaje banget! >.

Aku bingung mau nulis apa. Anak-anak mereka terlalu banyak wkwkwk

Jadi part pertama ini aku coba untuk perkenalkan mereka satu per satu hehe maaf membosankan. Part dua akan lebih baik dari ini dan akan lebih terfokus pada Joanna, Ben, dan Lucas yg belum muncul.

Oh ya, lirik mulmed, Barbara Palvin as Joanna Saunders! ^_^

Don't forget to vomments, guys. Xoxo

It's RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang