Aware

1.1K 107 51
                                    

"Aku mau, tentu saja." Ekspresi yang Jira sematkan begitu memantik, mampu membuat Taehyung memejamkan mata sejemang guna meredakan perasaan tak karuan yang sempat menyerbu hatinya. Ia berbalik untuk kemudian menunduk dan mengecup tangan wanitanya dengan kedua mata tertutup rapat.

Dari manik yang telah berubah menandakan pikiran yang sudah tak lagi berlabuh akan sebuah penolakan. Ketika Taehyung serius akan ucapannya, dia sedang tidak ingin mendengar tawa yang tertuju padanya seolah mengatakan bawah ia adalah pria bodoh yang lekas membulatkan tekad selagi memprediksi hubungan yang sebentar lagi mungkin tak akan stabil. Pun alasan utama karena perasannya pada Jira masih sama dan akan selalu begitu.

Barangkali kehidupan rumah tangga tidak akan seburuk itu selagi bersama Jira. Angan-angan yang semula ada hanya ingin diwujudkan bersama Jeon Jira. Hal itu yang terus berputar dalam otaknya seperti sebuah rapalan agar figur cantik itu tak pernah menghilang di sampingnya.

Rasa-rasanya Taehyung ingin menyudahi pertemuan dengan rekan koleganya dan mengamit tangan Jira untuk membawanya melenggak dari sana.

Saat Jira bertanya kenapa mereka pulang lebih dulu. Taehyung berkata bahwa ia lapar dan ingin Jira masak sesuatu untuknya malam ini. Maka Taehyung segera memacu mobilnya membelah aspal, beragam lampu-lampu yang menghiasi toko toko sebagai bentuk menarik perhatian khalayak itu terlihat semakin cepat tertinggal.

Namun setiba di kediaman Jira. Taehyung berubah pikiran. "Jangan dulu masak, akan sedikit kurang enak jika tidak melahapnya selagi hangat," ucap Taehyung membuka jasnya dan meletakan di sofa.

"Aku ingin mandi. Berendam." Kedua kancingnya dibuka. Bau alkohol dan rokok bersatu dengan parfum wanita. Parfum Jira, tentu saja.

"Mau kubuatkan teh hangat?" Taehyung menggeleng lalu diam sebentar tampak berpikir.

"Aku mau menghabiskan waktu bersamamu malam ini,"

"Minuman beralkohol?" tanya Jira sudah bisa menebak, tetapi ingin mendapat jawaban pasti.

Taehyung menggeleng dengan kedua sudut bibirnya yang terangkat. "Belum makan, terdengar buruk. Jus saja," ujarnya demikian, memang tadi juga tidak ikut minum-minum bersama Seokjin.

Jira mengangguk sebagai balasan dengan tangan Taehyung mengusak rambutnya tuk kemudian berhalau ke arah belakang selagi menunggu Jira menyiapkan. Padahal Jira bisa saja menyiapkan makannya juga agar nanti setelah Taehyung selesai dengan mandinya bisa langsung mengisi perut.

Namun, pada akhirnya ia hanya menyiapkan minumannya saja sebelum berjalan menuju kamar bersamaan harum aroma terapi membaui penghidu, maniknya sudah menangkap sosok Taehyung yang sedang berendam di bath up. Bertelanjang dada dengan bulir-bulir air yang membasahi tubuhnya, kelewat seksi.

"Temani aku," ujarnya sembari menyugar rambutnya yang basah. Terus terang saja Taehyung menginginkan Jira malam ini.

"Apa cukup?" tanya Jira terdengar retorik sebab bath up di hadapannya ini cukup besar. Mungkin bisa mencakup dua orang. Pun Jira tidak harus berpikir bahwa air serta busa itu menutupi sebagian tubuh telanjang Taehyung di bawah sana.

Taehyung mengangguk gemas. "Buka bajumu." Sambungnya melihat Jira masih bertahan pada pijakannya meski akhirnya kekasihnya itu menanggalkan pakaiannya dan menyisakan kain yang menutupi area dada serta bagian bawahnya.

Sebelum Jira turun, Taehyung meminta untuk mendekat dan tangan Jira dengan cepat menyangga pada kedua pundaknya, pegangannya kian mengerat lantaran agak ragu untuk tubuh mereka yang tidak bersentuhan.

"Apa airnya terlalu hangat?"

Jira menggeleng kecil sembari menengadah kepayahan sebab beberapa helai rambutnya menutupi area mata. "Tidak." Katanya dengan sebuah tawa manis yang mereda dalam kurun waktu dekat kala pandangannya dengan Taehyung kembali mengait, pria tersebut memperhatikkannya dalam diam sebelum sentuhan tercipta selanjutnya.

SUCKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang