(2)

4.4K 460 74
                                    

Ga typo ga life 😀
Enjoy it!
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

"Hyuuuuunggg ayoooo"

Johnny mengerang malas.
Setelah acara menangis tadi kini Haechan merengek minta diantar belanja.
Johnny menarik kata-kata soal 'adiknya mulai dewasa' ketika melihat bocah keras kepala itu terus mengoceh dan merengek.

Dia memang sudah berjanji akan mengantar Haechan berbelanja semalam, tapi tidak sepagi ini.
Demi tuhan ini masih jam 7 pagi, dan lagi ini weekend!, Johnny malas sekali kemana-mana.

"Nanti siang saja ya?" Bujuk Johnny.

"No! Nanti siang aku ada acara dengan Renjun, sekarang hyunggg!!"

Haechan menarik tangan kakaknya, Johnny berdecak kesal.

"Antarkan saja John, kuping kami bisa panas jika anak itu tidak dituruti"

Haechan menghentikan acaranya menyeret-nyeret Johnny, lalu memandang ayahnya tajam.

"Papa mengataiku cerewet?"

Iya, kau memang cerewet sekali bayi_ "Tidak kok"

"Papa barusan bilang kuping papa panas!"nyalak Haechan.

Si bungsu semakin kesal ketika melihat ayahnya tertawa.
Pria paruh baya itu mengaduh ketika tubuh gembul si bungsu menerjangnya.
Memberikan cubitan-cubitan sayang pada setiap sisi lengan papanya yang keras.

"Ampun-ampun, papa menyerah sayang" Haechan tak menghentikan aksi anarkisnya, dia malah semakin bersemangat menganiaya ayahnya.

Kris membalas, dia menggelitik pinggang sibungsu hingga sang empu memekik dan tertawa kegelian.

Sang ibu hanya menggeleng maklum, Kris tertawa diselingi pekikan kecil ketika cubitan-cubitan Haechan tak kunjung berhenti.

"Sudah-sudah, ayo" Johnny merengsek maju saat menyadari wajah adiknya sudah memerah.

Haechan mendaratkan satu cubitan diperut keras ayahnya sebelum mengikuti langkah si sulung yang menyeretnya keluar rumah.

"Aigoo, yang begitu mau dibilang dewasa?" Yuri menatap kepergian kedua putranya.

"Sudahlah, aku yakin bocah itu akan kembali kerumah paling lama tiga hari setelah pindah, kau tak perlu khawatir sayang"

Kris mengelus rambut istrinya yang kini bersandar padanya.
Sesekali mencium puncak kepala wanita cantik itu.

"Bagaimana aku tidak khawatir, dia itu sangat nakal dan ceroboh, tapi juga polos, aku takut Haechannie akan diperdaya orang lain, apalagi parasnya cantik begitu"

"Hey, ada Johnny disana, dia akan menjaga Haechan, sudahlah sayang, Haechan kita akan baik-baik saja selama ada Hyungnya"

Yuri mengangguk diperpotongan leher suaminya.

MINE!Where stories live. Discover now