(21) Marry Christmas [1]

Start from the beginning
                                    

Tak terasa ia sudah terdiam menatap depan jalan cafenya selama setengah jam, gulf yang tersadar dari lamunan akhirnya memutuskan untuk pulang ke apartementnya.

Gulf mematikan seluruh lampu cafe, lalu berjalan menuju pintu kaca cafenya. Tiba-tiba saja ia terkejut karena melihat seorang pria yang sedang bersandar didepan pintu cafenya, pria itu menelungkupkan kepalanya dan mendekap kedua lututnya. Seperti sedang menangis atau mungkin tertidur.

Gulf membuka pintu kaca dengan perlahan, berharap laki-laki itu tidak terjengkang karena pintu dibuka. Tetapi dugaan gulf jauh lebih mengejutkan dari harapannya, tubuh pria itu langsung terjatuh didepan kakinya. Matanya tertutup dan wajah yang agak membiru, tubuhnya mengigil hebat hingga gulf dapat mendengar gigi-giginya mengeretak.

"OH MY GOD.." gulf terkejut agak meninggikan suaranya.

Dengan cepat gulf menarik pria itu masuk kedalam cafenya, dia kembali menuntup pintu kaca dan menguncinya, lalu berlari menyalakan penghangat suhu ruangan cafe. Gulf berlari mengambil air hangat dan mengambil syal rajut miliknya, ia kembali kehadapan pria misterius itu dan langsung mengalungkan syal rajutnya.

"Brr.. hhh.. di-dinggiiinn.. brr.. hggg.." pria itu meracau sambil menggigil.

"Haduh.. gimana.. aku harus apa.." gulf mengujar panik. "PELUK!!.. iya dipeluk.." lontarnya kembali.

Gulf menarik tubuh pria itu kedalam pelukannya, ia membawa kepala pria itu bersandar pada pundaknya. Ia mengeratkan pelukannya sambil mengelus-elus punggung pria itu, hingga nafas panas dari hidung bangir dan mulut pria itu pun begitu terasa diperpotongan lehernya.

Kini air mata pria itu mulai membasahi jaket tebal gulf dan racauan lebih dari sebuah kata dingin mulai terlontarkan dari mulut pria tersebut. Suara lemah pria itu mengeluarkan sumpah serampah dan cacian kepada dirinya sendiri, membuat hati gulf ikut tertusuk karena rasa frustasi pria itu seperti ikut dirasakan olehnya.

Gulf hanya bisa menenangkan pria itu didalam pelukannya, menunggu pria itu hingga berhenti menangis dengan sendirinya. Setelah 1 jam pria itu menangis akhirnya ia tertidur pulas didalam pelukan gulf, meskipun masih dengan segukan nafas samar.

Setelah dirasa cukup tenang, gulf berinisiatif mengubah posisi duduknya agar pria tersebut bisa tidur lebih nyaman. Ia sedikit menyeret bokongnya agar dapat bersandar pada tembok yang tidak jauh berada dibelakangnya dan tetap membawa tubuh pria itu didalam pelukannya. Gulf membawa kepala pria itu untuk tidur diatas pahanya, lalu ia membuka jaket tebalnya dan menyelimuti pria tersebut.

Gulf mengelus pucuk kepala pria itu sambil bersenandung kecil, melantunkan nyanyian yang sering dinyanyikan oleh ayahnya ketika gulf tertidur diatas paha ayahnya.

When I am down and, oh my soul, so weary..
When troubles come and my heart burdened be..
Then, I am still and wait here in the silence
Until You come and sit awhile with me...

You raise me up, so I can stand on mountains..
You raise me up, to walk on stormy seas..
I am strong, when I am on your shoulders..
You raise me up to more than I can be..

##

Cahaya matahari menyeruak masuk melewati pintu kaca cafe dan mengarah tepat kebagian wajah dan setengah tubuh gulf, membuatnya terbangun dari tidur singkatnya yang tidak disengaja. Tadi malam, setelah sayup-sayup gulf bersenandung, akhirnya ia ikut tertidur pulas dengan posisi tubuh yang bersadar didinding.

Gulf membenarkan posisi duduknya dan meregangkan pundak dan lehernya yang agak kaku, lalu mengulat dan menguap sambil merentangkan kedua tangannya.

"HOAAAMM.."

Ia mulai sadar dari setengah awangnya lalu mengingat kejadian yang agak janggal. Gulf teperanjat panik ketika menyadari jika pria yang tertidur diatas pahanya menghilang, hanya menyisakan jaket tebal miliknya yang tidak jauh dari kakinya.

One shoot story about Mew Suppasit and Gulf KanawutWhere stories live. Discover now