BAB I

14 5 6
                                    

Mobil Hyundai Genesis GV80 yang masuk ke area kampus selalu menarik perhatian para mahasiswa lain terutama kaum hawa. Bukan karena mobilnya tapi karena sosok di balik setir kemudinya. Mereka kadang rela menunggu di pelataran parkir hanya untuk melihat sosok tersebut memarkirkan mobil.

Seperti saat ini, pemuda tersebut membuka  semua kaca mobil bagian sopir. Matanya dibingkai kacamata baca yang justru menambah kesan wibawanya. Memarkirkan mobil dengan cepat, pemuda tersebut menaikkan kembali kaca mobil dan mematikan mesin.

Keluar dari mobil dengan tas yang hanya di sangkutkan di bahu kanan. Setelannya biasanya saja hanya kemeja lengan panjang warna krem dan celana bahan hitam. Tapi semua mata tidak pernah lepas memandangnya.

Hari ini kampus ramai sekali, tidak heran karena ini hari pertama masuk perkuliahan semester baru. Banyak para mahasiswa baru yang melongo melihatnya. Para lelaki yang segan karena merasa kalah telak melihat wajah sempurnanya dan para perempuan yang tersipu malu walaupun ia tidak melakukan apa-apa.

"Taehyung! Tungguin!"

Teriakan tersebut membuat Taehyung –nama pemuda itu– menoleh ke belakang mencari sumber suara. Ia menemukan sohibnya dari SMP yang sedang berlari menghampirinya.

"Tumben pagi." celetuk Taehyung.

"Ada kelas pak Han. Dasar dosen primitif, baru juga masuk kuliah udah mulai belajar aja," keluh Jimin, "kamu? Ngapain ke kampus?"

"Ada rapat sama anak-anak pecinta alam."

"Lho, udah rapat-rapatan lagi?" kaget Jimin.

"Cuma rapat biasa, pertemuan pertama setelah lama ga ketemu."

"Sepagi ini?"

"Nanti, jam makan siang. Aku harus ketemu Pak Song dulu perihal jadi asisten dosen." jelas Taehyung.

"Lamaran asdos mu diterima?!"

Jimin kembali heboh atas ucapan Taehyung tersebut.

"Hm, beberapa hari lalu Pak Song menelepon. Katanya dia mau membicarakan tentang asdos matkulnya sama aku. Makanya sekarang ini mau meeting."

"Hooo, lucky sekali bapak yang satu ini. Matkul apa tuh?"

"Analisa Tegangan, Regangan dan Deformasi. Aku daftar buat ngeasdosin semester tiga."

"Aaaa apaan, ga ngerti. Anak seni mau diem aja." bibir Jimin mencebik lucu, "duluan ya, Tae."

Jimin masuk ke fakultas seni menuju kelasnya meninggalkan Taehyung yang harus berjalan sekitar 15 menit lagi. Letak fakultas teknik memang ada di bagian dalam. Kadang membuat Taehyung ingin protes pada lembaga untuk disediakan lahan parkir bagi mahasiswa di bagian dalam. Tapi jika ia berhasil menjadi asisten dosen, Taehyung tak perlu lagi protes sepertinya. Karena sebagai asdos, ia juga memiliki hak istimewa seperti boleh memakai parkiran khusus dosen.

Sampai di fakultasnya, Taehyung langsung menuju ruang Kaprodi teknik sipil. Di jalan tadi ia mengirim pesan pada Pak Song jika ia sudah ada di kampus dan dipinta untuk datang ke ruangan Kaprodi.

Ternyata sudah ada tiga orang di dalam ruangan tersebut, Kaprodi teknik sipil, Pak Song dan kakak tingkatnya Sehun hyung. Taehyung dipersilahkan duduk di sofa panjang bersama dengan katingnya tersebut.

"Taehyung, saya sudah memeriksa tes tulis kamu dan saya merasa puas dengan jawaban-jawabannya. Kamu juga termasuk mahasiswa yang saya lihat terus perkembangan. Jadi, saya mau kamu yang jadi asdos saya di matkul untuk semester tiga." ungkap Pak Song tanpa basa-basi.

"Saya senang jika dapat membantu bapak."

"Untuk kelanjutannya, kita bakal tes presentasi buat liat kemampuan speaking dan pemahaman kamu. Nanti kita bertiga yang bakal jadi penguji. Sehun sebagai Koordinator Asdos tahun ini ikut andil." jelas Kaprodinya.

Wiyata CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang