away from the crown • hyj, ksm

Start from the beginning
                                    

"Jangan bilang kamu kabur lagi dari tugas-tugas apapun yang diberikan di istana." Seungmin mendekati Yeji yang sedang meraba-raba toples kaca miliknya yang berisi bermacam-macam penyedap rasa.

"Seungmin, ini isinya apa?"

"Jawab dulu, Yeji, jangan mengalihkan perhatian." Seungmin terkekeh, ia tahu Yeji pasti ingin menghindari topik tersebut, guna tidak ditampar dengan nasihat-nasihat bijak miliknya. Gadis itu memang berjiwa pemberontak, ia masih ingat pertama kali ia mengenal Yeji adalah dari aksi gila sang putri saat ia kabur dari pelayan-pelayan, lalu memanjat pohon rindang didepan rumahnya.

Awal mereka bisa saling kenal juga dari situ. Yeji yang tanpa sadar masuk ke toko roti milik keluarga Seungmin, bersembunyi dibawah meja membuat Seungmin terheran-heran.

"Ah, tapi jangan marahi aku, ya? Iya, aku kabur. Tenang, hanya pelajaran tidak penting. Etika-etika yang harus dimiliki seorang putri kerajaan dan—ah, pokoknya aku tidak suka, menyebalkan. Aku tidak suka diingati bahwa suatu hari aku akan menjadi ratu sebuah kerajaan, bla-bla-bla." Bibir Yeji sedikit mencebik saat mengucapkan kalimat-kalimat terakhir, seakan-akan meledek penghuni istana.

"Sudah kuduga. Tadi aku lihat kamu berjalan dengan waswas, tudung kamu juga lebih diturunkan kebawah agar tidak ada yang melihat. Astaga, Yeji, kamu ini—"

Belum sempat melanjutkan kalimat, Yeji cepat-cepat meletakkan telapak tangan kirinya ke mulut Seungmin, menutup mulutnya sebelum kalimat-kalimat lain diucapkan sang pemuda.

"Kan tadi aku bilang, jangan marah." Yeji tertawa, menatap bola mata Seungmin yang melebar, ekspresinya berubah terkejut.

Tapi bukan Seungmin kalau tidak memberi aksi balasan dan membalikkan situasi. Tangannya meraih untuk melepaskan telapak tangan Yeji, lalu ia kecup telapak tangan tersebut secepat kilat.

"Kim Seungmin!" wajah porselen milik Yeji merona, tersusupi tinta merah muda. Sekarang giliran Seungmin yang tertawa, sekaligus menatap wajah milik Yeji yang bertambah jelitanya dengan pipinya yang bersemu merah.

"Makanya, enggak kamu doang yang bisa iseng. Lagian, gitu doang kamu sampai panik."

"Ah, diam, Seung. Mendingan sekarang kita buat kue," ucapnya, meski kejadian barusan masih terbayang-bayang dalam nalarnya.

"Kamu lucu banget kalau lagi salah tingkah, Yeji." Seungmin menahan dirinya agar tidak kembali mengacak-acak surai coklat Yeji atau memeluknya tanpa alasan yang jelas.

Yeji tak menghiraukan kalimat tersebut, dan membuka lemari-lemari di dapur toko roti Seungmin untuk mencari bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kue, tapi hasilnya nihil. Kebanyakan bahan sudah dibawah batas minimal.

"Seung, mana bahan-bahannya?"

"Habis, Yeji. Ini sudah akhir bulan, aku belum beli bahan-bahan baru lagi, besok saja. Lagipula aku sedang istirahat dengan kegiatan membuat roti-rotian, hari ini sampai besok toko aku masih libur." Seungmin menjelaskan kepada Yeji yang heran melihat stok bahannya yang kosong.

"Oh.. gitu ya? Padahal niatnya aku ingin membuat kue lagi sama kamu, atau apple pie. Pasti enak."

"Kalau soal apple pie, aku baru saja buat sebelum kamu datang. Kamu mau?"

Pertanyaan dan pernyataan barusan memantik antusiasme dari sang gadis, ia mengangguk-angguk, tak perlu dibantah lagi bahwa ia setuju. Padahal, di istana ada lebih banyak variasi makanan dari juru masak ternama pula, tapi bagi Yeji, masakan buatan tangan Seungmin sendiri lebih memberi kesan jika dibanding makanan-makanan yang dihidangkan di meja makan keluarga kerajaan.

"Mau! Sekalian piknik, yuk?"

"Piknik? Dimana?"

"Enggak jauh-jauh, di depan danau Ginevra saja. Aku suka, disitu banyak pohon-pohon apricot dan apel, dan hamparan bunga dengan sejuta warna."

Orbit | SKZITZY.Where stories live. Discover now