“Bukankah kau terlalu baik? Asisten Satria?” ucap Fatur menekankan kata asisten.

Satria hanya tersenyum, tidak membalas apapun lagi, percuma berdebat dengan Fatur, ia tidak akan pernah menang.

o  -  o

“Nana pul- ANJING ABANG KAGET ASTAGA” Nana yang baru saja ingin membuka pintu, terkejut karena melihat kakak laki-lakinya itu duluan membuka pintu, tanpa berkata apapun, dan langsung masuk menuju kamarnya.

“Lah? Tumben diem, biasanya kek monyet” ucap Nana mengelus dadanya sendiri.

Nana melangkah masuk, sudah terbiasa dengan kesunyian rumahnya.

Ibu dan Ayahnya bekerja, “Keluarga gue emang gila uang, hahaha” tawanya tidak terdengar jelas.

Ia masih bersyukur karena keluarganya menyayanginya, walau waktu untuknya hanya 1:100.

Ia masuk ke kamar kakaknya dan beringsut ke dalam selimut kakaknya.

Kakaknya yang baru keluar dari kamar mandi, dan hanya menutupi bagian bawahnya dengan handuk, membuat mata Nana melotot.

“ANJIR BANG TUTUP BEGO GUE MASIH PERAWAN” teriaknya sambil menutup rapat matanya.

“Berisik” hanya itu yang dikatakan oleh kakaknya.

“Bang Satria kenapa dah? lagi ga mood? atau tadi kena omel sama bosnya abang?” yap, Satria adalah kakak laki-laki Nana.

“Perusahaan abang mau libur seminggu, abang ga tau mau ngapain selama itu. Mana tadi pas abang presentasi, si bos malah motong trus pergi.” ucapnya sambil memakai pakaiannya.

Nana masih menutup matanya, “Kasian sih, tapi enak dong libur, Nana mah ga ada liburnya”

Tring!

Sebuah notifikasi pesan terpampang di layar handphone Satria. Ia buru-buru membukanya.

CEO Ardan Wijaya Santosa
Maaf saya tadi memotong presentasi anda, apakah anda memiliki waktu luang untuk menjelaskannya kepada saya secara pribadi?

Satria menutup mulutnya tak percaya.

“Napalu?” —Nana

Satria tidak membalas pertanyaan adiknya, segera ia membalas pesan tersebut.

Satria Aditya
Apakah anda berkenan mampir atau mungkin berkunjung ke rumah saya, Pak?

Satria menunggu balasan, ia menggigit bibir bawahnya cemas.

CEO Ardan Wijaya Santosa
Tentu, kirimkan saja alamat anda.

“MANTAP!” seru Satria, ia langsung mengirim alamat rumahnya.

Ia lompat ke kasur, dan memeluk adik kesayangannya itu, “DEK BOS GUE MAU KE RUMAH ANJIR ASTAGFIRULLAH SENENG BANGET GUE” ucapnya sambil menggoyang-goyangkan adiknya.

Nana hanya diam tak tau mau menjawab apa, ia juga tidak mengenal bos dari kakaknya itu, yang ia tahu, orang itu sangat muda dan....tampan

MY PERFECT CEOWhere stories live. Discover now