Mamy Buat Lili (1)

18K 649 8
                                    

Erin

Aku tersandung dan tersungkur lagi. Dan kali ini siapa yang akan menertawaiku. Ah aku malu sekali. Brengsek! Umpatku.

Sebuah suara memanggil namaku.

" Erin?" sapa nya meyakinkan dirinya. Ya aku Erin lalu masalah.

" Ya. Tapi apa aku Erin yang loe cari?" Itu pula yang selalu aku tanyakan. Ya karena seringnya orang salah mengenaliku. Maap aku tak mau kegr lagi hanya karena disapa Erin. Dan nyatanya bukan aku yang mereka cari. Cukup. I'm not popular person. Itu kenyatan.

" Benar loe Erin kita pernah sekelas di SMA!" Sekarang dia yakin aku Erin teman sekelasnya.

Dia? Aku menatapnya saat aku sudah berdiri kembali. Aku ingat. Ya dia sang kepala suku di kelas ku dulu saat kelas dua dan tiga SMA.

" Toni." Yang punya nama cuma cengegesan.

" Loe baik baik aja kan" Basa basi like all human. Aku hanya mengangguk.

Seperti biasa aku pelit omong. Aku ng mau menghadapi orang yang basa basi. Jujur aku bisa tahu gelagat orang, apa itu dia tulus atau cuma pura pura tulus.

" Loe kuliah disini juga? Kok gue ng pernah liat?" bukan lagi basa basi tapi kepo. Kebiasaan orang Indonesia nich bawaannya pengen tau masalah orang.

" Iya. Ya gue di gedung F. " Jawabku sekenanya.

" Itu fakultas Desain. Hebat!" pujinya.

" Terima kasih"

" Tapi seingat gue nama loe ng ada di daftar murid yang diterima di universitas ini dan di universitas manapun."

" Mungkin loe lupa!"

" No. Loe tau daya ingat gue paling tajem. Dan ditambah gue yang ngurusin formulir daftar murid di kelas kita dulu. Nama loe ng kedata di Universitas manapun. Gue yakin kok. Gue ngecek satu satu."

" Ya gue masuk di tahun berikutnya Ton!" jelasku singkat.

" Oh pantes. Ya udah gue duluan ya. Erin gue ikut senang loe bisa kuliah gue kira loe nggak bakal lanjut." kali ini ucapannya tulus. Aku jadi terharu.  Dan kuberikan senyum tanda terimakasihku padanya.

Dia berlalu. Dia masih ingat padaku. Padahal aku hanya teman sekelasnya yang ng populer yang selalu duduk dibangku yang tersembunyi.

Dia berlalu menemui teman temannya. Bergabung kembali dengan teman temannya dan kembali bersendau gurau. Mungkin aku hanya angin lalu saja. Dan besuk ketika dia melihatku dia akan lupa siapa aku. Erin. Erin Kamila yang tidak mencolok hingga hanya bisa dikatakan angin lalu.

Aku Erin. Anak Desain Interior. Tak banyak yang akan mengenaliku. Erin? Erin yang mana? Selalu saja kata itu yang kudengar saat mendengar namaku. Aku tak memiliki banyak hubungan sosial dan pertemanan. Bukan karena aku punya trauma tapi ya karena aku Erin yang seperti ini. Manusia pada umumnya, mahasiswa pada umumnya, dan dulu juga siswa sma pada umumya.

Oh sis dunia ini tidak hanya digolongkan menjadi dua bagian hitam dan putih, ada sela ditengah nya yaitu bagian abu abu.

Dan aku selalu masuk di pertengahannya.

Saat di SMA dan dilingkungan SMA manapun ada jenis anak anak yang masuk daftar putih dan hitam yang akan selalu diingat oleh teman, kakak kelas,  adik kelas, guru dan staf sekolah.

Seperti anak berprestasi di daftar putih dan anak bermasalah di daftar hitam.

Anak populer di daftar putih dan anak cupu didaftar hitam.

LiliLoveWhere stories live. Discover now