Kebohongan ... !!!

50 2 7
                                    

"Semakin kita berusaha melupakan, kita akan semakin mengingatnya."

Happy Reading !!!!
.
.
.

Hari Senin adalah hari malas sedunia, jalanan macet, padet banget, hawa-hawa liburan juga masih terasa. Itulah kenapa Dara sedikit telat hari ini. Beruntung dia masih bisa sampai kantor sebelum Bu Rossa. Tapi tetap saja matanya gak bisa ditahan lagi, rasa kantug masih terus melandanya. Semalam dia hanya sempat tidur kurang lebih 2 jam. Dara pergi ke pantry dan menyeduh kopi untuk menghilangkan rasa kantuknya.

"Ra, gue juga donk sekalian hehe ..." Ujar Gian yang tiba-tiba nyelonong masuk pantry.

"Iihhh lu ngagetin aja sih. Ya udah nanti gue bikinin." Jawabnya. "Ya udah sana, ngapain masih disini ?" Tanyanya heran saat melihat Gian tak kunjung pergi.

"Gpp, minumnya disini aja. Sekalian ada yang mau gue tanyain sama lu." Tatapan Gian kali ini cukup serius, membuat Dara ikut serius menanggapinya.

"Kenapa Gi ?? Serius amat muka lu." Dara menyeduh kopi sembari menatap Gian.

"Sebenernya gue mau nanya dari kemaren tapi gak bisa. Lu jujur sama gue, sebenernya ada apa waktu di toilet ?? Aneh aja mama tiba-tiba maksa banget pindah resto." Gian menanyakan itu dengan suara sepelan mungkin.

"Oohh itu. Gak ada apa-apa. Kenapa ??" Jawab Dara bohong. Ya, Bu Rosa meminta Dara merahasiakan pertemuan mereka dengan Flora, takut kalau-kalau Gibran mengetahuinya. Bu Rossa tau luka Gibran belum kering sepenuhnya, beliau gak mau membasahi luka itu lagi. Sayangnya, Dara gak tau kenapa bu Rosa memintanya untuk merahasiakannya. Beliau tidak memberikan alasan untuk Dara.

"Ra, gue paling tau mama gue, disaat mama bersikap gak seperti biasanya, pasti ada sesuatu yang terjadi, dan itu gak sepele. Jadi tolong, lo jujur sama gue." Pinta Gian sembari memegang kedua lengan Dara. Sementara Dara hanya mampu mengigit bibir bawahnya.

"Hhhmm ... Tapi tolong jangan kasih tau tante kalau gue yang kasih tau ya !! Gue gak mau merusak kepercayaan tante sama gue." Dara memberikan syarat simple itu pada Gian.

"Pasti Ra ... Pasti. Lu bisa pegang kata-kata gue." Jawab Gian yakin.

"Jadi kemarin tuh kita ketemu sama perempuan cantik, kalau gak salah namanya Flo Flo siapa ya lupa, tante manggilnya Flo, dia temennya Gibran." Terang Dara.

"Maksud lu Flora ??"

"Nah iya, Flora. Lu kenal ??"

"Pantes ... Ya, gue kenal, kenal banget malahan. Ya udah, thanks ya Ra." Gian hendak pergi meninggalkan Dara, tapi dengan cepat Dara menarik lengannya, dan hampir saja kopinya tumpah dibajunya.

"Eeeehhh ... Tunggu dulu. Gantian lah lu kasih tau gue. Dia siapa ??" Pinta Dara.

"Kan gak ada persyaratan buat jelasin dia siapa Ra ?? Lu cuma bilang jangan kasih tau mama doank kan ?? Ya udah. Gue cabut dulu." Lagi-lagi Dara menahan Gian.

"Kasih tau gue atau gue lapor ke tante kalau lu maksa gue buat ngaku ??" Ancam Dara.

"Daraaa ... Daraaa ..."

"Aawwww ..." Pekik Dara saat Gian menyentil keningnya.

"Nanti juga lu tau kalau udah saatnya." Gian ninggalin Dara sendirian dengan sejuta rasa penasarannya, membuat Dara menggerutu kesal.

"Dasar curang, nyebelin banget jadi orang ..." Cibir Dara pelan.

"Gue denger Ra ... Bdw, thanks kopinya." Ujar Gian begitu berdiri lagi dipintu hanya untuk say thanks dan kembali keruangannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 29, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WITHOUT LOVEWhere stories live. Discover now