Kedua kalinya

43 6 10
                                    

"Allah sudah menuliskan nama pasanganmu. Yang perlu kamu lakukan adalah memperbaiki hubunganmu dengan-Nya."

HAPPY READING !!!
.
.
.


Hari-hari berlalu dengan cepat. Gak kerasa weekend udah kembali menyapa Gibran. Seusai sarapan dia kembali ke kamar dan memainkan ponselnya, gak lupa juga kacamata hitam bulat andalannya. Sebentar lagi ulang tahun mama nya, dia mencari tahu kado apa yang cocok untuk sang mama. Kali ini dia ngandelin internet. Udah 30 menit dia berkutat dengan ponselnya, tapi masih belum bisa nemuin yang cocok.

"Gibraaaann ... Kesini sebentar sayang !!" Suara nyaring Nyonya Rosa terdengar jelas di kamar Gibran.

"Iya mah ..." Mendengar namanya dipanggil, dia langsung meletakkan ponselnya diatas nakas dan bergegas keluar mencari sumber suara tersebut. "Kenapa mah ??" Tanya nya begitu menemukan orang yang memanggilnya. Kemudian ikut duduk disamping mamanya.

"Sayang, mama mau minta tolong boleh ?"

"Ya boleh donk mama, masa' gak boleh." Gibran mengambil koran yang ada didepannya.

"Bener ya ... Udah gak bisa ditarik lagi loh kata-katanya." Nyonya Rosa mengangkat kedua alisnya dua kali dengan cepat.

"Apaan sih mah ?? Aneh banget." Gibran penasaran karena memang gak biasanya mama nya kaya' gini.

"Jemput Dara ya nak, ajak kesini." Pinta mama nya sembari memperlihatkan senyum pepsodennya.

"Loohh ... Kok pake' dijemput segala ?? Kemaren aja bisa dateng sendiri." Gibran merasa heran dengan permintaan mama nya.

"Iihhh ... Kan kasian kalau harus kesini sendiri Gibran. Mau yaaaa, mama pengen ngobrol-ngobrol sama Dara." Bujuk sang mama. Sayangnya masih belum ada tanda-tanda Gibran menyetujuinya.

"Kan dia sekretaris mama, dikantor kan juga ketemu mah." Gibran terus mencari alasan.

"Beda donk sayang, di kantor ya bahasnya kerjaan. Udah ih ... jadi gimana ?? Mau gak ?? Kalau gak mau mama ngambeg." Nyonya Rosa mengerucutkan bibirnya dan membuang muka.

"Bukan gitu mama sayang, ya kenapa harus Gibran ?? Kan ada Gian ??" Gibran masih terus usaha nolak.

"Ya kan kamu yang tau rumahnya Gibran sayang, Gian mana tau. Lagian Gian udah ngacir noh pacaran." Ujar sang mama Ketus, mau gak mau Gibran mengetujuinya. Tapi sebelum itu, dia berpikir cukup lama.

"Ya udah Gibran jemput, tapi Gibran mau mampir ke tempat temen bentar ya mah." Jawabnya yang diangguki oleh mamanya.

"Seneng deh yaaa ... Tadi ketus, sekarang senyum-senyum. Mamaaa ... mamaaa ..." Ledeknya pada sang mama sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Hehe makasih ya sayang. Ya udah, siap-siap dulu sana. Makasih anak mama yang gantengnya ngalahin Papa Adrian Saguna." Ujar nyonya Rosa yang kemudian bergegas pergi meninggalkan Gibran.

"Papaaaaa ..." Teriak Gibran ngeledek mamanya. Yang diledek buru-buru ngibrit, menghilang dari pandangan Gibran. Jadilah Gibran tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan mamanya.

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
WITHOUT LOVEWhere stories live. Discover now