Hadirmu ... !!!

39 5 13
                                    

"Kamu tak akan pernah bisa memulai kisah yang baru jika kamu tidak segera mengakhiri kisah yang lama."

Happy Reading !!!!


Hari berganti, hari ini adalah pagi pertama dan terakhir mereka ada di Bandung. Ya, karena sore hari nanti mereka harus kembali ke Jakarta, pulang dari liburan singkat ini dan kembali beraktifitas seperti biasa.

"Selamat pagi ... !!!" Sapa Gian setelah mendudukan dirinya dikursi. Dia ikut bergabung dengan yang lainnya untuk sarapan.

"Kakak kamu mana sayang ?? Kok gak turun ??" Nyonya Rossa melihat tangga kosong menuju kamar kedua anaknya, gak ada tanda-tanda Gibran keluar dari kamar.

"Ada di kamar, belum mau turun katanya. Lagi maen HP." Jawabnya yang kemudian mengambil teh hangat yang disajikan sang mama.

"Panggil kakak kamu Gian, kita sarapan sekarang !!" Perintah Tuan Adrian. "Nanti setelah sarapan kita pergi sebentar." Lanjutnya.

"Nanti juga dia turun pah ..." Gian menolak memanggil Gibran.

"Gian ... Papa bilang panggil." Tegasnya. Dengan tampang sedikit kesal dia merogoh saku celana nya untuk mengambil ponsel dan menelepon Gibran. Sayangnya Gibran tak kunjung mengangkat telepon. Baru juga Gian berdiri untuk memanggilnya langsung ke kamar, Gibran udah berada di tangga menuju meja makan.

"Kaaaann ... Aku bilang juga apa, kakak pasti turun." Gibran menatapnya datar tanpa ekspresi.

"Udah ... Udah ... Ayo sarapan !!" Ujar sang mama. "Sayang, tolong gurame nya geser kesini !!" Bianca dengan cepat melakukan perintah calon ibu mertuanya.

Mata Gibran tertuju pada Dara yang sedari tadi diam. Dara masih malu dengan kejadian semalem.

"Tangan kamu gimana Ra ??" Tanya Gibran sembari menyendok nasi ke dalam piringnya.

"Udah gpp kok, nanti diolesin salep lagi juga sembuh." Jawabnya. Sayang Gibran masih saja tak menolehkan wajahnya. Dia hanya manggut-manggut menanggapi jawaban Dara.

Hanya butuh waktu kurang dari 1 jam mereka sarapan pagi. Kemudian pergi kesuatu tempat.

Sesampainya di kawah putih, Gibran lebih banyak Diam. Sementara Gian terus mengomel.

"Mah, kita ngapin sih kesini ?? Bosen tau. Lagian mama kaya' anak muda aja." Gian menekuk mukanya.

"Sayang, ini kan ulang tahun mama, mama lagi pengen kesini. Lagian waktu hamil kamu, mama juga ngidam nya kesini terus." Ujar sang mama.

"Mama kamu lagi pengen nostalgia Gian. Kenapa sih protes mulu' ??" Kali ini Tuan Adrian menginterupsi.

"Iya deh iya." Gian terus berjalan dibelakang kedua orang tuanya. Tangannya tak lepas dari genggaman tangan Bianca. Sementara Gibran berjalan paling belakang. Pastinya tidak bergandengan dengan Dara, karena Dara ada disamping Bianca.

"Ra, lu temenin Ka Gibran donk, masa' jadi obat nyamuk gue sm Bianca hahaaa ..." Ledek Gian.

"Mana ada obat nyamuk, orang ramean gini." Jawabnya.

"Iihh gak peka banget jadi orang. Gue kan juga mau berduaan Daraaaaa." Gian to the point. "Ka, temenin Dara iihh." Lanjutnya mengarah ke Gibran. Sayangnya yang disuruh cuma bisa diem, no comment. "Ya elaaahh, samanya. Kaku amat berdua." Ujar Gian yang langsung kena cubitan Bianca di perutnya, membuatnya memekik kesakitan.

Gibran fokus melihat sekeliling. Sampe akhirnya, matanya tertuju pada suatu spot.
"Mah pah, coba bediri disana." Keduanya mengikuti arahan Gibran. 1 foto berhasil terpotret.

WITHOUT LOVEWhere stories live. Discover now